15

21.4K 1.5K 10
                                    

Alberio menatap datar kearah beberapa orang yang membuat kemacetan semakin memburuk, entah kenapa setiap kali dirinya mencoba untuk pulang lebih awal pasti ada saja halangannya, ia merasa aneh dengan itu semua. Niat baiknya ingin pulang cepat dan melihat bagaimana keadaan anaknya setelah mempunyai pengasuh sendiri hari ini, namun semua itu gagal begitu saja karena kemacetan yang terjadi sekarang.

"Setiap kali aku ingin pulang cepat dan menghabiskan waktu bersama dengan Kaivan selalu saja terjadi kemacetan, apa memang aku tak diperbolehkan menghabiskan waktu bersama dengan anakku? Demi apapun cukup mommynya yang bersikap diluar kendali, aku tak akan melakukan itu semua. Sekeras apapun aku mendidiknya, se-tak suka apapun dia dengan didikanku, hanya aku yang selalu bersama dengan Kaivan selama ini. Namun sepertinya kemacetan ini ingin membuatku menjadi orang tua yang buruk,"

Pria itu mulai merasa kesal, andai ia bisa mungkin sudah sejak dulu dirinya membuat jalan berbeda agar bisa pulang lebih cepat namun nyatanya ia tak bisa melakukan itu semua.

Ia bernapas lega saat melihat beberapa mobil sudah mulai bergerak kembali, itu artinya kemacetan yang terjadi sudah sedikit berkurang, ia merasa lega karena itu artinya ia bisa pulang lebih cepat sekarang. Biasanya sekitar jam segini Kaivan akan tidur siang, namun sepertinya hari ini balita itu tak akan tidur siang melihat betapa antusiasnya balita itu ingin bertemu dengan kakak baiknya itu, ia jadi ikut memanggil pemuda itu kakak baik sekarang walaupun tahu siapa nama pemuda itu.

Alberio terdiam, mengendarai mobilnya dalam diam karena sekarang tujuannya hanya satu yaitu langsung pulang dan bertemu dengan anaknya, melihat bagaimana kondisi anaknya dirumah dengan pengasuh baru.

Saat sampai didepan rumah, Alberio langsung memasukan mobil miliknya kedalam halaman rumah, sebelum keluar dari dalam mobil miliknya, menatap kearah bibi yang tengah menyiram tanaman sekarang.

"Bi apa pengasuh Kaivan bekerja dengan baik? Aku lupa memberitahu bibi jika hari ini akan ada pengasuh baru untuk Kaivan, karena mereka sudah cukup dekat maka dari itu aku meminta dia untuk menjadi pengasuh Kaivan,"ujar Alberio pada wanita paruh baya yang sudah bekerja bersama dengannya sejak ia menikah dulu sampai sekarang, ia jauh lebih dekat dengan bibi dari pada kedua orang tuanya sendiri selama ini.

"Pemuda itu bekerja dengan sangat baik Tuan, tadinya bibi sempat merasa bingung karena pemuda itu datang bersama dengan Aden Kai, tapi saat pemuda itu menjelaskan semuanya bibi langsung paham dan sekarang mereka tengah tidur siang sepertinya setelah makan siang bersama. Bibi merasa jika pemuda itu memang baik dan juga sangat dekat dengan Aden Kai, bahkan tadi saat ingin makan siang pemuda itu menolak untuk makan tapi Aden Kai memaksa sehingga mau tak mau pemuda itu ikut makan bersama dengan kami, dan sekarang mereka tengah tidur siang sepertinya."ujar bibi dengan sangat lancar, membuat Alberio menganguk sebelum beranjak dari sana untuk melihat bagaimana kondisi anaknya sekarang, apa balita itu memang sudah tidur atau justru masih bermain dengan Delvin.

Ia berjalan kearah kamar miliknya sebelum terdiam saat melihat jika sekarang kamarnya tengah kosong, itu artinya Kaivan tengah tidur didalam kamarnya sendiri karena selama ini balita itu memang berpindah-pindah, kadang tidur dikamarnya sendiri, atau akan ikut bersama dengannya tidur disini. Ia sama sekali tak keberatan karena itu semua, karena sekarang anaknya itu hanya mempunyai dirinya saja.

Alberio kembali berjalan kearah kamar Kaivan setelah meletakan jas kerja miliknya, ia hanya ingin memastikan saja bagaimana anaknya sekarang, saat sampai didepan pintu kamar Kaivan, ia membuka pintu itu dengan pelan sebelum terdiam saat melihat punggung seorang pemuda tengah membelakangi pintu, ia berjalan masuk sebelum tersenyum tipis saat melihat Kaivan tengah tidur didalam pelukan pemuda itu. Mereka terlihat sangat pulas bahkan sampai tak terganggu sedikitpun dengan langkah kakinya saat masuk kedalam kamar ini tadinya.

Ia merasa sangat tenang bisa melihat hal seperti ini sekarang, karena selama ini ia tak pernah melakukan hal seperti ini bersama dengan Kaivan, mungkin jika tengah tidur saat malam hari ia baru akan memeluk anaknya itu namun jika saat tidur siang, maka Kaivan akan tidur sendiri didalam kamar tanpa ia temani, sehingga sekarang saat melihat anaknya itu tengah tidur dengan pulas didalam pelukan pemuda itu, ia merasa sangat tenang.

Selama ini setiap kali orang baru datang karena kenalan dari kedua orang tuanya, orang-orang itu sama sekali tak cocok dengan Kaivan karena balita itu sering kali bersikap berisik sehingga baik orang yang akan dijodohkan atau pun balita itu sama-sama tak merasa nyaman, tapi sekarang saat bersama dengan Delvin anaknya itu sama sekali tak merasa risih sedikitpun padahal mereka baru dua kali bertemu selama ini, sebuah rahasia apa yang ada dibalik ini semua, ia merasa penasaran.

Cukup lama ia memerhatikan anaknya itu, sebelum tatapan itu mengarah pada pemuda yang tengah memeluk anaknya dengan cukup erat itu, ia merasa jika pendapatnya tentang pemuda itu dulu sangatlah salah, karena nyatanya tampang pemuda itu saja yang seperti orang jahat, karena hatinya memang cukup baik walaupun ia belum mengenal pemuda itu sepenuhnya sekarang, tapi ia bisa menjamin jika Delvin pemuda yang cukup baik untuk anaknya itu. Ia tersenyum tipis sebelum beranjak dari sana karena tak ingin menggangu tidur siang anaknya dan juga pemuda itu, mungkin sekarang ia akan membersihkan dirinya lebih dulu sebelum datang kesini lagi.

****

Kedua mata bulat itu dengan perlahan mulai terbuka, tatapan itu langsung mengarah pada balita yang sekarang ada didalam pelukan miliknya. Delvin tersenyum melihat wajah balita itu  bertambah menggemaskan saat tengah tidur seperti sekarang. Ia merasa jika mulai hari ini dirinya juga mulai menyukai balita itu, sama seperti Kaivan yang menyukai dirinya. Ia sendiri masih belum tahu alasan yang pasti kenapa balita itu bisa menyukai dirinya, karena mereka baru bertemu satu kali tapi balita itu sudah sangat menyukainya, terlihat dari cara balita itu menatapnya saat mereka bersama tadi.

"Kenapa sih lo bisa suka sama gue? Disaat semua orang membenci gue dan nggak suka dengan kehadiran gue, lo malah ingin bersama dengan gue. Gue nggak tau alasan pasti tentang kenapa lo bisa suka sama gue karena anak kecil cenderung gampang menyukai sesuatu tanpa perlu alasan yang jelas, cuman perlu lo tau kalo dengan ini semua, lo udah bikin gue ngerasa bahagia banget. Gue ngerasa kalo gue juga penting buat orang lain dan juga bisa dicintai orang lain, makasih ya cil? Gue tau lo nggak akan pernah tau ini semua, gue cuman pengen bilang semua yang gue rasain hari ini sama lo,"ujar Delvin dengan menatap balita yang masih terlihat sangat pulas dalam tidurnya, ia merasa sangat senang bisa bertemu dengan balita itu.

Bersambung...

Votmen_

OM DUDA {BXB} END✔Where stories live. Discover now