38

12.7K 1.2K 48
                                    

Sudah tiga bulan sejak pernikahan Alberio dan juga Delvin, selama itu hubungan pernikahan mereka baik-baik saja tanpa ada masalah sedikitpun, karena bagi mereka masalah yang datang tak sebanding dengan rasa bahagia mereka karena bisa saling memiliki satu sama lain.

Seperti sekarang, dengan berat hati Delvin harus membiarkan suaminya itu pergi keluar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya, mereka sudah membicarakan tentang ini semua sejak jauh-jauh hari sebelum keberangkatan pria itu, tapi tetap saja Delvin merasa sulit untuk membiarkan pria itu pergi, sehingga sekarang ia masih memeluk suaminya itu dengan erat, diikuti Kaivan yang malah memeluknya dari samping.

"Mas hanya pergi satu minggu sayang, tak lama hm? Nanti setelah masalahnya selesai maka mas akan langsung pulang agar bisa melihat bagaimana kondisi kamu dan juga Kaivan disini. Jika ada waktu, mas juga akan mengabari kamu, karena kamu yang terpenting."ujar Alberio menangkup wajah Delvin yang tengah cemberut sekarang, ia ingin sekali memeluk pemuda itu lebih lama lagi namun jam keberangkatannya sebentar lagi, ia tak punya banyak waktu untuk melakukan hal yang lainnya lagi.

"Nanti pulangnya cepet! Jangan lama-lama disananya, jangan liat cewek atau cowok semok diluar sana inget. Mas masih punya istri semok sendiri dirumah, jangan telat makan. Jangan sampai sakit disana, soalnya aku nggak bakalan ada disana buat ngerawat mas-nya. Janji pulangnya cepet ya? Aku sama Kaivan nungguin mas pulang,"ujar Delvin dengan menatap kedua tatapan teduh milik pria itu, membuat Alberio tersenyum sebelum menganguk dengan pelan.

"Kalau masalahnya selesai, mas akan langsung pulang tanpa harus menunggu satu minggu dulu. Kaivan jagain mommy ya dirumah? Nggak boleh rewel atau minta yang aneh-aneh sama mommynya, karena Kaivan harus menjaga mommynya dengan baik ya? Kalau Kaivan butuh sesuatu untuk daddy belikan nanti, kasih tau daddy hm?"ujar Alberio setelah bicara dengan Delvin, ia berganti berjongkok agar bisa menatap kearah anaknya itu, Kaivan anak yang sangat menurut biasanya.

"Em! Andla batalan dagain mommy na! Andla danji! Daddy pulang na cepet! Nanti mommy nanis talo daddy lama!"ujar Kaivan dengan semangat, karena demi apapun balita itu merasa sangat senang karena daddynya percaya ia bisa menjaga mommynya dengan baik. Ia bisa melakukan itu semua, karena dirinya sudah besar sekarang!

"Mas berangkat dulu ya?"ujar Alberio mencium dahi Delvin dengan pelan sebelum beranjak dari sana, masuk kedalam mobil untuk segera berangkat sekarang, sedangkan Delvin hanya menganguk sebagai jawaban karena ia merasa tak ada alasan lagi untuk menahan suaminya itu, karena ini masalah yang sangat serius oleh karena itu harus Alberio yang turun tangan, mungkin jika tak terlalu serius maka suaminya itu akan meminta orang lain untuk menyelesaikan semua masalah yang ada sekarang.

"Mommy nda boleh nanis! Nanti daddy na cedih~ tita main aja ya? Bial mommy nda cedih daddy pelgi,"ujar Kaivan, mendongak menatap kearah mommynya itu, karena ia cukup sering ditinggal dirumah, oleh karena itu rasanya tak terlalu sedih saat melihat daddynya berangkat tadi, biasanya ia akan tinggal bersama dengan bibi, tapi sekarang karena ia sudah memiliki mommy, ia akan tinggal bersama dengan mommynya itu sekarang!

"Kamu nggak sedih daddynya pergi kerja?"tanya Delvin, ia meraih tangan kecil balita itu untuk ikut dengannya masuk kedalam rumah, karena hari sudah mulai siang sekarang.

"Nda! Coal na daddy celing pelgi telja! Andla tinggal cama bibi dilumah! Tapi tan cetalang ada mommy, jadi Andla tinggal cama mommy dicini~"ujar Kaivan dengan santai, balita itu sudah terbiasa ditinggal daddynya selama beberapa hari karena urusan kerjaan, berbeda hal nya jika daddynya lama diluar kota, pasti ia akan ikut bersama dengan daddynya itu.

Delvin tersenyum mendengar jawaban yang balita itu berikan, ia tak perlu merasa khwatir Kaivan akan merasa sedih atau sampai tak bisa tidur karena balita itu sudah terbiasa ditinggal dirumah oleh suaminya itu, sekarang ia harus memikirkan dirinya sendiri bagaimana ia akan tidur nanti malam karena selama ini ia terbiasa akan kehadiran Alberio disini.

Bisa dikatakan jika ia mulai bergantung pada Alberio sekarang, hanya pria itu tempat ternyamannya sekarang.

*****

Seperti yang Delvin duga tadi siang, malam ini ia sama sekali tak bisa tidur, padahal sejak tadi ia sudah menidurkan Kaivan, bicara banyak dengan balita itu berharap ia akan mengantuk, tapi nyatanya sampai sekarang dirinya masih terjaga tanpa merasa mengantuk sedikitpun.

Ia terdiam diatas ranjang, tatapan miliknya mengarah pada Kaivan yang terlihat tidur dengan tenang. Padahal disini ada Alberio versi kecilnya, tapi entah kenapa ia masih tak bisa tidur, ia ingin dipeluk pria itu saat tidur.

Begini lah jika Alberio terlalu memanjakan dirinya selama tiga bulan ini, ia jadi begitu bergantung pada pria itu, salahkan Alberio atas ini semua, ia tak minta untuk selalu dimanja karena takut hal seperti ini terjadi tapi nyatanya hal ini terjadi padanya.

Apa mungkin sekarang ia sudah mencintai pria itu? Tapi dirinya tak menyadari itu semua? Itu mungkin saja terjadi, karena selama tiga bulan ini mereka selalu bersama, bahkan berpikir jika ia mulai mencintai pria itu atau belum tak terpikirkan olehnya sama sekali, tapi sekarang saat pria itu tak ada disampingnya ia mulai menyadari perasaan itu.

"Gue kangen sama lo .... kenapa sih gue baru sadar sekarang? Kan kalo dari beberapa hari yang lalu gue sadar, gue bisa kasih tau dia dan nggak akan susah tidur kayak sekarang, pasti ini semua karena gue ngerasa harus mengatakan ini semua, sampe nggak bisa tidur kayak gini."ujar Delvin dengan pelan, ia terdiam setelah itu karena sejak tadi siang ia sudah melihat handphone miliknya, takut Alberio menghubungi dirinya tapi nyatanya tak ada apapun disana.

"Gue pengen banget telpon lo sekarang, cuman ada rasa yang aneh sampai gue nggak berani telpon lo sekarang. Gue takut ganggu kerjaan lo dan lo pulangnya makin lama. Gue pengen lo cepet pulang, biar bisa bilang semua yang ada didalam pikiran gue sekarang. Lo tahu sendiri kan kalo selama beberapa hari ini mood gue berantakan banget, bahkan kadang gue males bicara. Cuman sekarang gue pengen banget ketemu lo, aneh kan?" sambung Delvin setelah terdiam cukup lama, ia merasa aneh selama beberapa hari ini. Entah karena perubahaan mood atau apa ia sendiri bingung.

♡Mas Alber♡

"Mas? Aku kangen ... tiba-tiba nggak bisa tidur sekarang, rasanya pengen nangis cuman nggak bisa:((("

Delvin menyimpan kembali handphone miliknya setelah mengirim pesan itu, ia terdiam cukup lama sebelum ia tiba-tiba menangis. Ia sendiri tak mengerti perubahaan moodnya sangat tak terkontrol selama sekali seperti ini, ini pertama kalinya ia merasakan ini semua.

Bersambung....

Votmen_

#kenapa ya Delvin tiba² nangis? Sakit kah?, nggak sampe 500 vote🗿, tapi gapapa nanti gue kesenengan nggak update kasihan kalian di gantung

OM DUDA {BXB} END✔Where stories live. Discover now