33

15.1K 1K 14
                                    

Alberio melangkahkan kakinya kearah kedua orang tuanya yang tengah menatapnya sekarang, ia tak terlalu peduli dengan tatapan mereka sekarang karena saat ini Delvin dan juga Kaivan sudah berada didalam kamar, ia tak perlu khawatir mereka akan mendengar perkataan kurang mengenakan dari kedua orang tuanya seperti yang terakhir kali, apa mereka masih pantas ia panggil kedua orang tua setelah apa yang terjadi selama ini? Ia merasa masih karena bagaimana pun tak ada mantan anak atau mantan kedua orang tua, sakit atau pun menyakitkan semua perkataan mereka, ia akan menerimanya.

"Ada apa?"tanya Alberio saat ia mengambil tempat duduk disamping kedua orang tuanya, dikursi yang berbeda.

"Sejauh ini kah perbuatan kami sehingga kamu bertanya seperti itu? Kami sudah memikirkan semuanya selama sebulan ini, dan pada akhirnya kami memutuskan untuk datang kesini. Kamu tahu sendiri betapa kerasnya ayah bukan? Sama sepertimu. Sehingga dengan banyak pertimbangkan, akhirnya kami memutuskan untuk datang kesini dan meminta maaf padamu jika selama ini apa yang kami anggap benar ternyata tak baik untukmu. Semuanya diluar dugaan kami, mantan istrimu yang kami anggap baik karena karir dan juga masa depannya terjamin dengan baik, nyatanya melakukan itu semua. Sehingga saat kau datang bersama dengan pemuda yang sudah kami cari tahu semuanya, kami merasa takut dia akan lebih buruk dari mantan istrimu melihat bagaimana asal dan juga usulnya. Ternyata itu semua salah, karena sekarang buktinya kalian sudah menikah dan kamu menikmati semuanya dengan baik. Kami hanya ingin meminta maaf atas apa yang sudah terjadi selama ini, ayah tahu ini tak akan memperbaiki semuanya, tapi semoga saja dengan pernikahan ini kamu bisa berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya." Ayah mengatakan itu semua dengan menatap anak tunggalnya itu, tak ada keraguan didalam setiap ucapan yang keluar darinya.

"Apa yang membuat kalian tiba-tiba berpikir seperti ini? Selama ini, hampir lima tahun sejak saya dipaksa menikah dengan wanita itu, baru sekarang kalian baru sadar? Apa yang membuat kalian melakukan ini? Ingin dekat dengan istriku? Ingin menyakitinya? Ayah sendiri yang mengatakan jika kita sama, itu artinya ini semua bukan murni dari hati kalian sendiri karena ada dorongan untuk melakukan ini semua. Saya bukan sehari atau dua hari tinggal bersama dengan kalian, tak mungkin saya tidak tahu bagaimana sikap kalian selama ini."ujar Alberio dengan senyuman tipis miliknya, dalam waktu sebulan kedua orang tuanya bisa berubah? Lalu selama lima tahun belakangan ini? Mustahil ia bisa percaya dengan itu semua, dalam waktu sebulan mereka bisa berubah.

"Perubahan bisa saja terjadi bahkan dalam waktu semalam Al. Ibu dan ayah hanya ingin meminta maaf sama kamu dengan datang kesini, entah kamu akan percaya atau tidak. Kami akan membuktikan jika memang kami bisa berubah menjadi orang tua yang kamu inginkan selama ini. Selama ini kami melakukan semuanya hanya untuk membuatmu merasa senang dan juga bahagia, tapi nyatanya jalan yang kami ambil salah. Setiap anak berbuat salah pasti orang tuanya selalu memaafkan dia bukan? Ibu harap kamu juga bisa memaafkan kami berdua walaupun butuh waktu yang lumayan lama untuk itu semua." Ibu ambil bicara saat mendengar jawaban anak tunggalnya itu, ia hanya ingin anaknya percaya jika mereka memang sudah berubah walaupun dalam jarak satu bulan saja.

"Baiklah. Setiap perkataan butuh bukti, bukan hanya perkataan saja."ujar Alberio, ia masih sulit percaya dengan ini semua, walaupun dari hatinya yang paling dalam ia merasa senang karena akhirnya kedua orang tuanya mau berubah, tanpa ia suruh sedikitpun. Ia hanya ingin mereka berubah selama ini, sehingga sekarang ia bisa mendengar semua itu secara langsung.

Terjadi keheningan setelah Alberio mengatakan itu semua, sebelum kedua orang tuanya pamit pulang karena semua niat mereka datang kesini sudah mereka katakan, sedangkan Alberio hanya membiarkan mereka pulang tanpa menahannya sedikitpun, ia merasa tak bisa mengatakan hal apapun sekarang.

Alberio mulai beranjak dari ruang tengah kedalam kamar miliknya bersama dengan Delvin sekarang, dan mungkin saja bertiga dengan Kaivan karena balita itu pasti akan selalu menempel pada mommynya itu, ia tak bisa melarang mereka untuk tidur ditempat yang sama karena balita itu sangat menyayangi Delvin, sudah pasti ia yang harus mengalah disini agar anaknya itu merasa senang.

Saat pintu kamar miliknya terbuka, ia bisa langsung melihat Kaivan yang tengah menggenggam sebuah salep ditangannya, sedangkan Delvin hanya diam saat balita itu melihat area lehernya.

"Kai? Mommynya kenapa?"tanya Alberio, ia merasa panik melihat anaknya menggenggam sebuah salep, apa mungkin Delvin terluka tadi? Kenapa ia tak menyadari itu semua?

Delvin menatap kearah suaminya yang tengah merasa khawatir itu, terlihat dari wajahnya. Ia tersenyum geli melihat itu semua, ia sempat merasa sangat malu tadi saat menggendong Kaivan, balita itu berteriak saat melihat bekas merah dilehernya, balita itu mengira ia terluka maka dari itu sekarang Kaivan sibuk mengobati merah-merah dilehernya menggunakan saleb, ia lupa menyamarkan bekas merah itu sebelum pulang tadi.

"Daddy! Lehel na momny melah-melah! Pacti digigit namuk! Andla obatin pate calep! Catian mommy na! Pacti tatit!"ujar Kaivan dengan menunjuk merah-merah dileher mommynya itu dengan tangan kecil miliknya, membuat Alberio menahan senyuman miliknya, apa lagi melihat wajah menahan malu dari Delvin ia bertambah ingin tertawa rasanya melihat itu semua.

"Mungkin karena semalam daddy sama mommy bergadang mengerjakan tugasnya, maka dari itu mommy kamu sampai digigit nyamuk sebanyak itu."ujar Alberio dengan berusaha menahan tawanya melihat wajah kesal dari Delvin, mungkin jika tak ada Kaivan disini, pemuda itu sudah memakinya dengan brutal.

"Ihh! Namuk na jahat! Gigit lehel na mommynya na Andla! Nanti batalan Andla gigit uga namuk na!"ujar Kaivan dengan kedua mata bulat terlihat kesal, bahkan pipi tembam itu sampai bergetar karena balita itu berbicara sangat cepat.

"Orang tua lo masih dibawah? Kenapa nggak lo temenin?"tanya Delvin setelah rasa malunya menghilang sekarang, ia merasa penasaran saat melihat Alberio kesini, padahal ada kedua orang tua pria itu datang kesini, bukannya ditemani malah ditinggal kesini.

"Mereka sudah pulang, mungkin mereka datang kesini hanya ingin bertemu dengan Kaivan saja. Jadi setelah Kaivan ikut bersama dengan kamu, mereka langsung pamit untuk pulang kerumah mereka sendiri."ujar Alberio dengan tenang, ia tak ingin membuat Delvin berpikir tentang kedua orang tuanya, karena sekarang ia ingin melihat perubahan mereka terlebih dahulu sebelum mengatakan semuanya pada si manis.

Bersambung...

Votmen_

OM DUDA {BXB} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang