Ke3

96 77 79
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

°

°

•____________________•

Terkadang awalnya saja sulit namun setelahnya bisa memahami kembali, namun ada juga yang perjalanannya sulit sampai akhirnya merelakan.

•____________________•

     Di malam hari yang indah dengan taburan bintang mengkilap di atas langit, juga di temani sang rembulan malam yang bersinar.

Kini seorang gadis tengah sibuk mengurusi beberapa berkas yang berserakan di meja belajarnya.

Sang gadis memijat keningnya sedikit pusing, tak lama pintu kamar di buka seseorang, lalu masuklah seorang wanita tua memakai baju seragam berwarna biru muda.

"Non, ini susunya. Ada yang bisa Bibi bantu lagi?" Tanya sang Maid sambil menunduk

Belvina tersenyum "Terimakasih Bi, Em tidak perlu. Bibi boleh istirahat" Sang Maid menunduk lalu berbalik dan berlalu sambil menutup pintu kembali.

Drttt drttt

Pandangan Belvina teralihkan pada ponsel yang berdering itu

"Iya"

"Nona, perusahaan membutuhkan anda"

Belvina menyeruput susu coklat yang masih panas dari gelas tersebut "Em nanti saya kesana, tapi tidak bisa sekarang"

"Kira - kira kapan Nona? Masalahnya lusa ada meeting dengan kolega besar Nona"

Belvina nampak berfikir "Baiklah, lusa saya usahakan datang"

Tut

Gadis itu membuang nafas gusar, lalu mulai tersenyum saat mengingat sang tunangan. Lengannya memencet tombol sang tunangan dan mulai menelponnya.

Sambungan pertama gagal. Tapi, Belvina tidak menyerah, ia terus menelpon Varo

"Hallo"

Belvina terdiam saat mendengar suara wanita di dalam telpon tersebut. Belum sempat Belvina menjawab, sambungan telpon sudah terputus duluan.

Disisi lain Varo baru saja keluar dari dalam toilet dan langsung merebut ponselnya

"Kamu apa - apaan sih, lancang banget. Kalo sampe Abel curiga gimana??!" Nada Varo meninggi beberapa oktaf

Cinta TerabaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang