Ke8

79 63 59
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°

°

°

•____________________•

Aku pernah terlalu mencintai manusia sampai tuhan menegurku lewat patah hati yang paling hebat.

•____________________•










   Menjelang malam Belvina baru saja selesai bebenah pakaian yang berada pada kopernya. Sebenarnya bisa saja pekerjaan itu dilakukan oleh Maid, tetapi Belvina tidak mau hal sekecil ini dikerjakan oleh orang lain.

Saat telah selesai, Belvina lantas mulai bersantai di balkon kamar sambil memandang takjub beberapa bangunan yang menjulang tinggi di hadapanNya.

Merasa ada benda yang bergerak, lantas Belvina merongoh saku baju tidur dan mendapati handphone yang bergetar.

Belvina menggeleng pelan. Ia lupa bahwa akan menceritakan masalahnya kepada Fay, mungkin sangking sibuknya.

Belvina langsung memencet tombol icon berwarna hijau, tak lama terpampanglah wajah ayu Fay di layar.

"SARANGHAE BELL" Teriak Fay semangat

Belvina malah mengelus dada kaget "Assalamualaikum seng, selamat malam"

Fay hanya menyengir kuda "Hehe, wa'alaikum salam. Selamat malam juga bestod"

Mereka melanjutkan pembicaraan sampai dimana Belvina menceritakan niat busuk dan penghianatan Varo terhadapnya.

Sama seperti Zora, Fay nampak tak terima. Wajah gadis ayu itu sudah memerah menahan amarah, kedua tanganNya pun sudah terkepal erat.

Fay menonjok wajah boneka di sebelahnya, seakan boneka itu ialah samsak si Varo badjingan.

"Bel, sumpah. Gue gedeg banget, kalo ketemu sama orangnya udah gue Bejek - bejek dia. Iuhh gak banget lah, cowok kok gak modal, nguras harta si cewek lagi. Ini lagi keluarganya matre abiz! terus si cewek kampung itu berlagak lagi, najis banget deh" Cerocos Fay panjang kali lebar

"Emang. Fay lo kalo ketemu Varo coba awasin dia, gue mau tau aja sebejat apa lagi kelakuannya di belakang gue"

"Ck. Tanpa lo suruh pun gue udah niat duluan Bel. Biar aja tuh sekalian gue kasih pelajaran"

Belvina tersenyum simpul, kedua sahabatnya memang seprekuensi. "Lo boleh kasih dia pelajaran, tapi inget. Main cantik! Oke?"

Fay mengangguk cepat "Tentu! Huhu jadi gak sabar gue ngerjain tu orang"

Cinta TerabaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang