#1 Fiance's Big Day

4.3K 135 4
                                    

Demi janggut Gandalf! Aku sudah hampir telat menghadiri pesta kejutan ulang tahun untuk Justin! Salahkan adik brengsekku, Steve, yang membuat pakaian istimewaku robek terkena paku sehingga aku perlu menggantinya lagi!

Aku melompat dari dalam mobil menghambur keluar menuju ke dalam halaman rumah bergaya imperal mewah keluarga Bieber. Sebuah kue lengkap dengan lilin berbentuk angka 22 berada di tanganku. Kakiku bergerak cepat melewati anjing penjaga yang menyalak hampir membuatku melompat kaget dan menjatuhkan kue manis ini. Aku memelototkan mata pada anjing penjaga keluarga Bieber yang diikat di depan rumah mungilnya.

"Back off, Bitch! Stay there!" sengalku, lebih garang daripada nyalakan anjing keluarga Bieber yang entah bagaimana bisa diberi nama Cinderella. Anjing betina yang kejam. Dia selalu menggigit rokku tiap berkunjung kemari! Demi Tuhan aku membenci anjing. Sampai kapan pun aku tak akan luluh pada anjing. Bahkan jika Adolf Hitler bangkit dan menodongku menggunakan pistol untuk memaksaku mencintai anjing, aku tak akan sudi.

Mengabaikan suara nyalakan Cinderella, aku berlari lagi menaiki barisan anak tangga menuju pintu rumah ala bangsawan Eropa itu, lantas membukanya dengan menimbulkan bunyi gaduh lantaran sekali lagi, hak sepatuku patah secara menyedihkan. Can you not?! This is my fiance's day, ya bitches!!!

Mengabaikan hak sepatu yang patah itu, aku melanjutkan langkahku dengan terseok-seok dan menampilkan deretan gigiku yang rapi menuju sekelompok manusia berpakaian dan berdandan rapi. Mereka sontak menatapku, antara tatapan 'eww' dan mengasihani.

Dengan terseok-seok, aku menghampiri Justin sambil memamerkan kue ulang tahun yang kubuat sendiri untuknya. Dia tampak tidak terlalu memedulikan penampilanku yang-aku yakin-telah hancur sejak keluar dari rumah seperti korban ledakan bom nuklir.

"Happy birthday, Bizzle. I made... whoooaa!"

Naas, kakiku tersandung karpet yang dibentangkan memenuhi aula luas rumah keluarga Bieber, hingga membuatku terjerembab ke depan dan kue yang berada di genggamanku melayang di udara. Aku menengadah, melihat kue itu melayang anggun bak penari balet, melewati beberapa anggota keluarga Bieber, dan akhirnya sampai mengenai wajah Mrs. Magdalena Bieber, nenek Justin, makhluk yang paling kutakuti di antara anggota keluarga Bieber yang lain.

Fuck. My. Life.

"AMANDA GILBERT!!!"

Aku menyeringai penuh minta maaf, sementara Justin membantuku berdiri dan Mrs. Patricia Bieber membersihkan sisa-sisa krim kue yang mengotori wajah serta rambut wanita tua itu. Kutelan ludah dengan susah payah, merasakan gelenyar amarah Grandma Magdalena dengan aura angker menyelesak menyerangku bertubi-tubi. Oke, itu terdengar berlebihan.

"Sorry, I'm so sorry." Aku tertawa pelan.

"Dia menyalak lebih galak daripada anjingku, Mazzle," bisik Justin, semakin membuat kepanikan menjalari tubuhku secara merata. Lagi-lagi aku menelan ludah dengan susah payah. Bola mataku melirik Justin, meminta perlindungan darinya. Alih-alih menolongku dari semburan amarah Grandma Magdalena, Justin justru menakut-nakutiku dengan mata dibelalakkan dramatis.

Andai saja dia bukan tunanganku, dengan senang hati akan kujejalkan potongan hak sepatuku kedalam tenggorokannya.

Grandma Magdalena mengoceh tidak jelas menggunakan bahasa Perancis, sementara beberapa pelayan mulai mengantarnya pergi dari aula untuk membersihkan diri. Patricia memberi kode pada Justin, yang bisa kurasakan seruan itu berisi 'bawa tunanganmu pergi dari sini'. Seketika lututku melemas. Aku tahu aku tak akan diterima di dalam keluarga ini.

Confession Of Drama Queen (by Loveyta Chen)Where stories live. Discover now