15-16

22.5K 1.5K 36
                                    

Update lagii yaa gaesss. Doubleee
Nihh!!🔥🔥.

Yang mau dibkaryakarsa boleh udah bab 43 ya di sanaa

" Bang Jangkar!"

Jangkar menoleh ke belakang. Ia melihat Buk Rona dan Buk Min.

" Iya. Kenapa Buk?"

" Bang Jangkar kami boleh nanya nggak?" Tanya Buk Min mendekat. Wajah seperti sangat penasaran sekali.

" Bertanya apa Buk?"

" Saya lihat semalam ada perempuan di rumah Bang Jangkar. Kata orang-orang itu cucu Pak Darma. Memang benar ya kalau Bang Jangkar itu berhubungan sama cucu Pak Darma itu?"

Jangkar terdiam. Ia menatap Buk Min dan Buk Rona bergantian.

" Ibuk dapat kabar dari siapa?"

" Itu kemarin saya lihat sendiri kalau cucu Pak Darma itu berdua an di teras sama Bang Jangkar." Jawab Buk Min.

" Iya. Si Supra juga bilang kalau dia bertemu Bang Jangkar sama perempuan di kota." Timpal Buk Rona dengan wajah khas Ibuk-ibuk yang suka bergosip.

" Ho oh. Memang benar ya Bang Jangkar?" Buk Min menunggu jawaban dengan tidak sabaran.

Jangkar tersenyum tipis. "Untuk sekarang  Saya nggak ada hubungan dengan dia, Buk." Jawab Jangkar Ambigu.

" Kalau begitu saya permisi, Buk." Jangkar segera meninggalkan Buk Rona dan Buk Min yang saling tatapan.

" Yah. Kok jawaban nya nggak jelas gitu ya." Ucap Buk Min tidak puas.

"Apa mungkin mereka masih apa nama nya itu. Bahasa remaja sekarang. Kalau sedang dekat itu apa sih?" Buk rona menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

" Pdkt,"

" Ha iya, apa jangan-jangan mereka sedang pdkt ya?"

" Nggak tahu juga saya. Kita  tunggu saja berita nya."

Jangkar mendesah lelah saat ia tidak sengaja bertemu dengan Sinta di jalan.

Jangkar di paksa untuk menghentikan motor nya. " Ada apa Sinta? Kalau kamu tertabrak bagaimana?" Geram Jangkar. Ia kesal lantaran tiba-tiba Sinta menjegal nya di jalan.

" Bang Jangkar ada hubungan apa sama cucu Pak Darma?"

Lagi?

Jangkar menarik nafas pelan. Ia menatap wajah Sintia.

" Kenapa kamu menanyakan itu?"

" Jawab saja. Bang Jangkar ada hubungan apa sama perempuqn itu?"

Jangkar menatap tajam Sinta yang sangat pemaksa itu. Ia tidak suka kalau kehidupan pribadi nya di usik begini.

" Bukan urusan kamu. Awas, saya masih banyak urusan."

" Bang jawab dulu! Kamu nggak pacaran kan sama dia?"

" Pacaran atau tidak nya itu bukan urusan kamu. Saya tegaskan sekali lagi kalau itu bukan urusan kamu Sintia. Perlu saya ingatkan kalau kita tidak ada hubungan apa-apa sampai kamu harus bersikap seperti ini."

Selepas berbicara seperti itu Jangkar segera berlalu dari hadapan Sinta yang merasa marah.

Sinta menatap punggung Jangkar dengan wajah merah. Ia sangat emosi mendengar ucapan orang kampung yang heboh tentang Jangkar dan cucu Pak Darma itu ada hubungan. Sinta merasa marah dan kecolongan. Apalagi mendengar kalau Jangkar dan Perempuan itu makan bersama di kota. Ia semakin tidak terima.

Ia yang susah payah mendekati Jangkar tidak pernah di ajak ke kota apalagi makan berdua. Sama sekali tidak pernah. Kenapa perempuan itu yang baru datang ke kampung ini sudah bisa dekat dengan Bang Jangkar. Apa yang kurang dari diri nya.

Jangkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang