44

14.3K 862 10
                                    

Gaess baca mahligai syahdu juga yaa.

Jangkar dan Cia sudah kembali ke kampung. Mereka langsung pulang ke rumah Jangkar sesuai dengan kesepakatan mereka semula. Seminggu di kediaman Darma, seminggu di rumah Jangkar.

Jangkar sedang sibuk di belakang rumah menangkap ikan di kolam pakai jaring. Jangkar ingin makan ikan bakar. Cia bertugas menyiapkan bumbu nya.

Cia sudah selesai menyiapkan bumbu ikan bakar khas padang. Ia juga selesai membuat es buah untuk dirinya dan Jangkar.

Cia membawa es buah ke belakang. Jangkar masih sibuk menangkap ikan.

"Abang,"

Jangkar menoleh.

"Kenapa sayang?"

"Ini Ara bawakan es buah. Kita makan ini dulu yuk!"

"Sebentar sayang."

Jangkar menarik jaring nya. Cia segera mendekat.
"Sudah banyak dapat ikan nya?"

"Yang besar baru lima ekor sayang." Jangkar mengeluarkan ikan yang besar dan melepaskan kembali yang kecil.

"Ini udah banyak kalau buat kita berdua. Abang mau bagi-bagi?"

Jangkar tertawa. "Buat kita aja sayang. Abang suka sekali sama ikan bakar. Apalagi kalau ikan nya dari kolam. Sekali makan itu Abang bisa habis tiga ekor ikan."

Cia membulatkan mata nya terperangah.

"Serius?"

"Iya sayangku," jawab Jangkar gemas.

Jangkar memasukkan ikan tersebut ke dalam ember besar. Ia mencuci tangan sebelum duduk di samping Cia.

"Wah enak nih. Kok tumben kepikiran buat ini?"

Cia mengangguk. "Bahan nya lagi ada. Buat nya juga mudah. Abang pasti haus kan. Yaudah Ara bikinkan."

"Uuh perhatian nya istriku." Puji Jangkar. Cia tersenyum lebar.

Mereka asyik menikmati es buah di iringi angin sepoi-sepoi di bawah pohon rindang sembari mengobrol ringan.

Jangkar melanjutkan pekerjaan nya menyiangi ikan. Cia kebagian untuk membersihkan. Mereka bekerja sama.

Selesai menyiangi ikan, Jangkar lanjut membakar tempurung. Cia pikir mereka akan memanggang ikan menggunakan kompor atau di atas teflon. Ternyata secara manual dan memakai tempurung.

Cia baru saja selesai membumbui ikan dan menghampiri Jangkar yang sedang membakar tempurung.

"Abang ini ikan nya sudah selesai di baluri sama bumbunya."

Jangkar membalik tubuh. "Pemanggang nya mana sayang?"

"Pemanggangnya yang mana? Ara nggak tahu bentukannya."

"Yaudah, biar Abang yang ambil. Tunggu di sini ya,"
"Iya,"

Jangkar masuk ke dalam rumah mengambil pemanggang ikan ia kembali ke belakang.

"Oh ini. Jadi, ikan nya di tatuh di sini." Ujar Cia mengangguk.

"Iya sayang. Susun aja ikan nya di dalam ya."

"Oke."

Tempurung sudah terbakar semua menjadi bara api. Jangkar kembali ke dalam rumah mengambil kipas bambu.

Cia menyusun ikan di dalam pemanggang.

"Sudah sayang?" tanya Jangkar

"Cuma tiga muat nya,"

"Iya memang segitu muat nya sayang. Sini langsung kita panggang. Taruh di atas sini saja."

Cia memperhatikan Jangkar memanggang ikan. Ia baru tahu kalau cara memanggang ikan secara tradisional lebih simple. Tidak perlu banyak peralatan masak.

Jangkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang