54,55,56

11.8K 942 44
                                    

4 bab sekaligus aku update nih gaesss. Maaf ya baru update lagi setelah lebaran kemaren aku sibuk bngett.

Cia dan Jangkar baru saja pulang dari menengok Farel. Anak kecil yang hampir saja di tabrak Jangkar kemaren.

Jangkar langsung pergi ke kebun. Hari ini ada beberapa orang yang bekerja di kebun nya untuk membersihkan kebun karena semak nya sudah banyak.

Cia di rumah tidak ikut. Cuaca sedang panas-panas nya di luar. Cia menghabiskan waktu untuk membuat kue di dapur. Ada tiga macam kue yang sudah selesai di buat nya.

Tidak lupa Cia juga membuat puding mangga. Untuk bagian memasak itu tugas Buk Titin.

"Wah harum nya, Non!"

"Hm. Iya, Buk. Tolong ambilkan pisau Buk. Kita potong!"

Buk Titin segera mengambil pisau khusus untuk memotong kue. Cia memotong Kue kue itu dengan hati-hati.

"Di cobain, Buk!"

Buk Titin pun mencoba mencicipi. Wajah Buk Titin tersenyum lebar sembari memejamkan mata nya.

"Enak banget, Non. Ada rasa durian nya."

"Memang saya kasih pasta durian, Buk."

"Oalah, pantesan enak banget ini. Lembut terasa di lidah. Apalagi makan nya pas hangat-hangat begini. Makin enak, Non." Buk Titin pun mengacungkan jempol.

"Udah selesai, Buk. Yang ini tolong di anterin ke kebun ya, Buk. Buk Titin pergi sama Pak Mamat saja. Sekalian bawakan bekal makan siang Bang Jangkar. Saya rasa nya capek sekaki, Buk."

"Oh baik, Non. Beres."

"Ini bekal nya sudah saya siapin tinggal di bawa. Kue nya tolong Buk Titin siapkan ya. Bawa agak banyak Buk. Buat pekerja di sana juga."

"Beres, Non."

"Kalau begitu saya ke kamar dulu, Buk. Mau istirahat sebentar saya. Capek juga berdiri sejak tadi."

"Siap, Non!"

*****

"Lho kok Buk Titin yang antar bekal nya. Istri saya mana?" Jangkar memperhatikan Buk Titin yang datang sama Pak Mamat.

"Anu Bang Jangkar. Itu, Non Cia kecapekan kata nya. Seharian buat kue di dapur."

"Oh begitu. Yaudah taruh di dalam pondok saja tolong Buk."

"Ini juga ada kue buat pekerja, Bang. Saya antar ke mereka saja atau bagaimana?"

"Antar langsung saja ke mereka, Buk."

"Baik, Bang Jangkar."lalu Buk Titin menoleh. "Pak tunggu di sini saja sebentar ya!"

"Iya, Buk."

Buk Titin segera menghampiri para pekerja dan memberikan titipan Cia. Tidak berlama-lama Buk Titin langsung pamit pulang.

****

Jangkar pulang dari kebun, Cia masih tidur. Jangkar segera bersih-bersih sebelum menghampiri istri nya yang masih tidur.

Hari sudah mulai beranjak malam. Sudah jam lima sore. Tidak bagus juga tidur sore-sore menjelang Maghrib.

Jangkar membangunkan Cia dengan lembut. "Sayang, Bangun!"

Jangkar menggoyangkan bahu Cia. "Sayang,"

Cia melenguh. Ia bergerak telentang dan membuka mata.

"Abang,"

"Iya, sayang. Bangun yuk! Sudah sore. Nggak bagus tidur menjelang maghrib."

Cia mengerjapkan mata nya dan mengumpulkan nyawa nya yang masih berceceran di alam mimpi.

Jangkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang