Bab 3

47.2K 3.9K 76
                                    

Hari Sabtu ini Kamil akan mengajak si kembar untuk pergi jalan-jalan. Walaupun Adiknya menawarkan diri untuk membantu menjaga si kembar, bukan berarti Jenia bisa enak-enakan bangun siang. Dari pagi ia harus bangun untuk menyiapkan segala keperluan si kembar. Mengingat Kamil berencana membawa si kembar ke Taman Safari, ia harus menyiapkan bekal snack untuk diperjalanan agar Alula dan Aruna tidak cranky.

Jenia mencepol rambutnya asal, membuat beberapa anak rambutnya jatuh berantakan. Ia mengecek kamar si kembar, ternyata kedua anaknya sedang mandi. Bibirnya tersenyum kala menemukan baju yang ada di kasur Alula dan Aruna. Pasti anak-anaknya itu sudah mempersiapkan segalanya. Kemudian ia berjalan ke dapur dan menemukan Kamil sedang meminum kopi sambil sibuk menatap ponsel.

"Pagi, Mbak," sapa Kamil melihat Kakaknya berjalan ke arahnya dengan wajah masih mengantuk.

Jenia membalas sapaan Adiknya dengan gumaman tidak jelas. Ia mengambil kotak bekal dan mengisinya dengan sereal kesukaan si kembar. Selain sereal, ia juga membawakan apel, melon dan kiwi yang sudah dipotong-potong. Setelah itu, ia membuatkan sandwich dengan isi daging, keju dan sedikit sayuran mengingat kedua anaknya tidak terlalu suka dengan sayuran.

"Buat dua doang, Mbak?"

"Kamu mau juga?" tanya Jenia menatap Kamil.

Kamil berdecak. "Jangan pelit-pelit jadi Kakak. Bikinin buat aku sekalian."

Akhirnya Jenia membuatkan sandwich untuk Kamil dengan sayuran lebih banyak dari punya kedua anaknya.

"Dikira aku kambing dikasih sayuran sebayak itu," gerutu Kamil melihat sandwich miliknya.

Jenia terkekeh pelan. Setelah urusan perbekalan selesai, ia dengan cepat memasak sarapan. Menu kali ini sangat sederhana. Nasi goreng dengan telur dan kornet yang diorak-arik. Ia memasukkan bumbu seperti biasa, dan tak lama nasi goreng bikinannya sudah siap dihidangkan. Karena merasa nasi gorengnya terlalu sepi, ia memilih menggoreng nugget dan sosis sebagai pelengkap.

Tepat setelah Jenia selesai memasak, ia melihat si kembar berjalan memasuki ruang makan dengan penampilan yang rapi. Alula memakai kaos dan celana jeans, sedangkan Aruna memakai kaos dan rok yang panjangnya satu jengkal di bawah lutut. Warna kaos yang dipakai mereka senada, hanya yang membedakan warna bawahan mereka. Kedua rambut mereka sama-sama digerai. Mereka langsung mengambil posisi duduk masing-masing bersiap untuk sarapan.

Jenia meletakkan wadah berisi nasi goreng ke atas meja. Kemudian ia juga meletakkan piring berisi nugget dan sosis. Mengingat ada acar di dalam kulkas, ia juga menyajikannya di atas meja. Yang terakhir adalah satu toples kerupuk udang yang sudah ia goreng beberapa hari sebelumnya. Setelah semua siap, ia duduk bergabung dengan yang lain.

"Mami beneran nggak mau ikut jalan-jalan?" tanya Aruna kesekian kalinya. Dari tadi malam, pertanyaan itu selalu ia tanyakan ke Maminya.

Jenia menggeleng. Ia mulai mengambilkan nasi goreng untuk si kembar secara bergantian sebelum mengambil untuk dirinya sendiri.

"Emang Mami nggak kesepian kita tinggal sendirian di rumah?" tanya Alula sebelum mengambil nugget untuk ia taruh di piringnya.

Jenia menggeleng. Sejujurnya ia malah senang karena hari ini bisa bersantai di rumah tanpa ada yang menganggu. Ia butuh ketenangan agar bisa tetap waras menjalani kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau ia butuh waktu sendiri tanpa anak-anaknya.

"Biar aja Mami jaga rumah. Kita nanti jalan-jalan sampai malam, biar Mami kangen sama kalian," ucap Kamil menimpali. Begitu melihat Kakaknya selesai mengambil nasi goreng, kini gilirannya mengambil nasi goreng untuk dirinya sendiri. Ia menghabiskan semua nasi goreng yang ada di wadah.

Not Finished Yet [Completed]Where stories live. Discover now