Bab 28

29.3K 3.1K 72
                                    

Alula dan Aruna kembali ceria seperti sedia kala, seperti tidak pernah terjadi adegan yang membuat orang tua mereka mengelus dada. Begitu kembali ke sekolah, mereka membagikan undangan perayaan ulang tahun yang tinggal menghitung hari. Acara ulang tahun mereka akan diadakan di rumah Oma dan Opa, mengingat rumah mereka tidak terlalu besar untuk menampung beberapa teman yang nanti akan hadir. Usulan ini dicetuskan langsung oleh Oma dan Opanya. Bahkan Oma dan Opa meminta persetujuan ke Mami untuk perayaan ulang tahun kali ini di rumah Oma dan Opa.

Acara ulang tahun dirayakan dengan sangat meriah. Persiapan dari awal sampai akhir dilakukan Oma dan Papi si kembar. Saat Alula dan Aruna mengetahui tema acara ulang tahunnya, mereka memekik senang. Tema acara adalah pool party dengan face painting. Wajah Alula, Aruna, bahkan siapapun yang hadir harus dilukis.

Gama memanggil alih face painting khusus datang ke rumah orang tuanya. Satu-satunya yang terpikir untuk menutupi wajah memar Aruna adalah dengan face painting. Semua teman-teman si kembar juga antusias melakukan face painting. Ia sengaja menyewa EO agar ulang tahun si kembar kali ini lebih berkesan dan teratur. Ini adalah tahun pertamanya merayakan ulang tahun si kembar. Ia berharap bisa ikut merayakan ulang tahun mereka di tahun-tahun selanjutnya.

Acara benar-benar meriah. Mulai dari dekor, makanan, bingkisan, mainan, semua disiapkan dengan baik. Jenia tidak ikut campur sedikitpun. Saat ingin membantu, Gama dan Mama melarangnya. Kata mereka, ini waktu mereka untuk menyenangkan si kembar. Tugas Jenia hanya duduk manis dan memastikan suasana hati Alula dan Aruna selalu baik sampai hari-H acara.

Begitu para tamu sudah datang, seoarang MC mulai membuka acara. Mulai dari sambutan singkat, benyanyi, bermain games, sampai akhirnya tibalah di puncak acara untuk meniup lilin. Jenia dan Gama mendampingi si kembar untuk meniup lilin dan memotong kue. Senyum bahagia tergambar jelas pada wajah Alula dan Aruna.

"Pesta ulang tahun yang beneran dinikmatin sama anak-anak, bukan orang tuanya," komentar Viola yang tiba-tiba berdiri di samping Jenia. Tatapan matanya tertuju pada beberapa anak yang sedang duduk di kolam renang, termasuk anaknya juga, Mikala.

"Papi sama Omanya yang ngurus semuanya," beritahu Jenia dengan senyum kecil. "Kadang Opa sama Om-Omnya juga bantuin, tapi jarang karena mereka sibuk kerja."

"Om-Omnya?" Viola mengerutkan kening, nampak kebingungan. Karena ia tahu hanya Adam satu-satunya saudara yang dimiliki Gama saat ini.

"Kamil, Adik cowokku."

Viola membulatkan bibir begitu paham. "Biasanya kalo acara ulang tahun, yang heboh ibu-ibunya. Berasa yang punya acara ibunya, bukan anaknya," gumamnya dengan tatapan menyapu ke seluruh bagian halaman belakang yang sangat besar. "Beda sama acara ulang tahun si kembar hari ini. Keliatan banget kalo acara ini dinikmati banget sama anak-anak," lanjutnya.

"Aku nggak tau apa-apa soal konsep acara hari ini. Mereka berdua diskusi sama Papi, Oma, Opa, bahkan bahkan sama EO-nya langsung." Tatapan Jenia mengarah pada Alula dan Aruna yang tampak tertawa lebar bersama teman-teman yang lain. "Ini acara ulang tahun mereka setelah ketemu sama Papinya. Mereka benar-benar dimanja sama Papinya. Apapun yang mereka mau, berusaha untuk diwujudin sama Mas Gama."

"Anak perempuan yang nggak pernah ketemu, sekalinya ketemu pasti bakal dimanja sama Papi, Oma, Opa dan Omnya," sahut Viola tersenyum kecil.

Jenia manggut-manggut.

"Oh ya, gimana kondisi Aruna?" tanya Viola begitu mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

"Sudah membaik."

"Waktu itu Mikala heboh banget cerita ke aku soal Alula yang berantem sama Reon di sekolah."

Jenia meringis. "Aku juga kaget waktu dipanggil ke sekolah."

Not Finished Yet [Completed]Where stories live. Discover now