Bab 5

31 2 0
                                    

Selamat membaca 🌼

......................................🌻🌻..................................

Hari ini perlombaan paskibra dilaksanakan di kecamatan. Namun, kondisi Alisa tidak memungkinkan untuk melanjutkan lomba sehingga ia digantikan oleh temannya. Alisa tampak pucat sekali, seperti orang kecapean. Pak Andra selaku pembina OSIS tidak memaksakan kondisi Alisa untuk meneruskan lomba tersebut dan menyuruh Alisa untuk beristirahat di ruangan UKS yang ada di sekolah.

Alisa pun beristirahat di ruangan UKS dengan ditunggui oleh seorang perawat disana. Alisa merasakan akhir-akhir ini badannya sering lemas dan nafsu makanya bertambah, ia cenderung malas dan senangnya tidur dibanding beraktifitas. Sehingga membuat fisiknya sedikit lebih chubby.

Setelah dirasa agak enakan, ia ijin kepada perawat UKS untuk pulang saja ke rumah. Perawat pun mengijinkannya setelah Alisa mengisi jurnal di UKS sebagai bukti jika Alisa pulang dan ijin dari sekolah.

Alisa langsung memesan ojol untuk mengantarnya pulang ke rumah. Selang lima belas menit ia sampai di rumahnya, terlihat Ibunya sedang melayani pembeli di warung. Alisa pun langsung masuk ke rumah dan masuk ke kamarnya. Ia memilih untuk tidur, karena dia benar-benar lemas.

Ibu Diana yang melewati kamar Alisa merasa curiga kenapa pintu kamar anaknya terbuka, akhirnya ia mengecek ke dalam. Ternyata anaknya sedang tidur dengan nyeyak di dalam.

Ibu Diana pun masuk ke kamar guna membangunkannya. Namun, ketika ingin membangunkannya, tangannya tak sengaja menyenggol dahi anaknya yang seperti orang demam.

Ibu Diana pun membangunkan Alisa dari tidurnya. Alisa pun bangun dengan mata yang masih terpejam.

“Ibu perhatiin akhir-akhir ini kamu kebanyakan tidur. Abis makan tidur, terus sekarang badan kamu anget?” tanya Ibu Diana khawatir.

“Ah masa sih Bu, mungkin aku masuk angin kali ya” jawab Alisa lemah.

“Yudah sini Ibu kerokin kamu.”

Ibu Diana langsung mengambil minyak dan koin untuk mengerok Alisa. Namun, tidak merah sama sekali hasil kerokannya.

“Kok ga merah ya, berarti kamu ga masuk angin ini ” adu Ibu Diana.

“Mungkin aku kecapean aja kali Bu, yudah aku mau lanjutin tidur aja deh” Alisa pun langsung berbaring lagi di tempat tidurnya.

“Yudah kamu istirahat aja, siapa tau nanti badan kamu ga anget lagi.”

Ibu Diana pun keluar dari kamar Alisa dan menuju ruang tamu. Ia pun duduk di sofa ruang tamu, ia bingung dengan kondisi putrinya. Alisa sekarang lebih doyan makan, dan sering tidur dibanding membantunya serta jika ia perhatikan fisik anaknya ada yang berubah, ia melihat dada Alisa yang lebih besar dari biasanya.

Ibu Diana menepis hal negativ dari kepalanya. Ia pun akhirnya memilih untuk memasak makan siang untuk anaknya.

Alisa merasakan sesuatu yang bergejolak dalam perutnya. Sehingga ia terbangun dari tidurnya dan cepat pergi ke kamar mandi untuk memuntahkannya. Namun, yang keluar hanyalah cairan kuning saja.

Alisa pun bingung kenapa ia mengeluarkan cairan kuning. Seingatnya hari ini ia tidak jajan jus mangga dan sejenisnya di sekolah. Ibu Diana pun langsung menghampiri Alisa yang ada di dalam kamar mandi.

“Kamu kenapa Lis, ada yang sakit?” tanya Ibu Diana khawatir.

“Aku tadi muntah Bu, tapi yang keluar hanya cairan kuning aja padahal tadi di sekolah aku enggak jajan jus mangga dan sejenisnya” jawab Alisa bingung.

“Kita ke klinik Bidan Sarah aja yuk, biar kamu diperiksa takutnya kamu kecapean?” ajak Ibu Diana kepada Alisa.

“Yudah Bu, nanti aku ganti baju dulu ya.”

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now