Bab 16

14 1 0
                                    

Selamat membaca 🌼

Pasca kejadian kemarin, Varo memilih untuk tinggal sementara di apartementnya. Sebelum pergi, ia hanya berpesan kepada Alisa jika ia akan tinngal di apartemennya sampai Rania kembali dari luar kota. 

Alisa hanya mengangguk dan mengiyakan pesan majikannya. Ia merasa senang jika ditinggal sendirian di rumah ini. Ia tidak perlu repot-repot memasak untuk majikan laki-lakinya itu.

Setelah Varo pergi ke kantonya, barulah Alisa membereskan meja makan. Ia mencuci piring dan gelas yang digunakan oleh majikannya tadi. Selesai mencuci piring, Alisa membuat susu hamil untuk dirinya. 

Varo tiba di ruanganya dan sekretarisnya masuk untuk menyerahkan beberapa berkas dan juga memberitahukan bahwa Pak Yoga sudah menunggunya di ruangannya.

Varo sedikit kaget mendengar kakaknya sudah aktif berkerja kembali. Ia pun langsung bergegas ke ruangan kakaknya itu. 

Sampai di depan ruangan kakaknya, ia masuk ke ruangan tersebut terlihat kakaknya sedang membaca beberapa berkas di mejanya. Varo pun menghampiri dan menyapa kakaknya itu.

“Kakak kok sudah masuk kerja katanya mau cuti beberapa hari?” ucap Varo sambil memeluk kakaknya.

“Tidak apa-apa, aku malas di rumah hanya tiduran saja. Bagaimana kabar kamu?” 

“Aku baik-baik saja dan kakak harus istirahat ya kalo nanti kakak capek, jangan terlalu di paksakan.” ucap Varo.

“Tenang saja aku akan beristirahat jika aku capek. Oia selama kamu gantiin aku, Rania sering ditinggal sama kamu ya. Sampaikan maafku kepada Rania ya telah menculik suaminya” goda Yoga kepada adiknya.

“Ah kakak bisa aja, Rania tidak pernah marah. Justru ia sekarang berada di luar kota sudah tiga hari disana. Mungkin besok atau lusa dia kembali kesini.” jawab Varo. 

Varo pun duduk di sofa dan di ikuti oleh Yoga duduk disampingnya..

“Rania jangan disuruh kerja terus punya suami wakil direktur masih saja berkerja. Kapan kalian punya anaknya jika Rania sibuk terus?”tanya Yoga kepada Adiknya itu.

“Aku bingung dengan Rania jika aku mengungkit soal anak. Ia akan marah dan mendiamkan aku. Jadi aku memilih untuk diam saja dan tidak memulainya kak.”

“Kamu coba bujuk dia dan menyakinkan dia. Kalo kamu hanya diam. Selamanya kamu tidak akan bisa mempunyai anak. Apalagi pernikahan kamu sudah enam tahun ‘kan.”

“Aku engga mau maksain Rania. Karena jika aku memaksa nanti ujung-ujungnya kita ribut.” ucap Varo.

Yoga pun mengela nafas, “Memang susah para istri ini kalo dikasih tau pasti kerasan dia dibanding kita. Aku juga suka lelah menghadapi istri dan anakku. Bagus kamu belum punya anak. Jangan seperti aku. Aku sampai sekarang seperti dikejar oleh dosa” lirih Yoga.

“Maksud Kakak ?” tanya Varo penasaran.

“Sebenarnya ini adalah rahasia yang aku simpan sejak lama. Jadi, ketika Mama sedang membutuhkan donor ginjal. Aku menjebak seorang wanita untuk menikah denganku. Padahal waktu itu aku sudah menikah dengan Susan dan sudah memiliki Axel. Namun, kamu tau kan keluarga kita gada yang cocok ginjalnya sama Mama tapi wanita yang aku nikahi itu kebetulan cocok ginjalnya dengan Mama. Aku ketika mengetahui ginjalnya cocok untuk Mama. Aku memohon kepada wanita itu untuk mendonorkan ginjalnya pada Mama. Karena aku tidak mau kehilangan Mama saat itu. Akhirnya, wanita itu bersedia mendonorkan ginjalnya kepada Mama. Sampai akhirnya Mama menjalani operasi transplatasi ginjal. Ketika operasinya berhasil dan ginjal wanita itu berkerja sangat baik di dalam tubuh Mama. Aku meninggalkanya. Padahal aku tau wanita itu sedang mengandung anakku. Namun, saat itu aku terlalu egois dan lebih parahnya lagi aku hanya  memberikan sejumlah uang kepadanya supaya ia pergi dari kehidupanku untuk selama-lamanya” setelah menyelesaikan ceritanya tak terasa air mata Yoga mengalir. Ia menangis, menangisi kebodohannya selama ini. 

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now