Bab 33

14 4 2
                                    

Selamat membaca🌼

Alisa keluar dari rutan tersebut dan menghampiri Varo di mobilnya. Alisa masuk dan duduk di mobil tersebut.

Ia masih menangis setelah bertemu dengan Denis. Varo yang melihatnya langsung memeluknya untuk menguatkannya.

“Apa salah aku sampai Denis membenciku seperti ini, Mas. Ia juga menceraikan aku ketika aku baru melahirkan Adel. Ia sangat jahat sekali kepadaku. Ia menculik Adel karena ia tidak ingin melihat aku bahagia dan gila nya dia. Dia ingin menjual Adel ke pasangan lain supaya aku merasa terpukul” ucap Alisa sedih.

Varo yang mendengar ucapan Alisa tentang Denis sangat marah sekali kepada Denis. Kenapa Denis sejahat itu kepada Alisa. Padahal Alisa selama ini ia berusaha sendiri dan tidak mengemis kepada Denis.

“Kamu jangan sedih Alisa. Biar nanti polisi yang akan menghukum Denis. Denis sekarang sudah berada ditempat yang tepat untuk merenungi semua perbuatannya. Sekarang kita pulang yuk, katanya kamu hari ini mau ke tempat Adel” Varo menghapus jejak air mata di pipi Alisa.

“Iya Mas, anterin aku ke tempat Adel,ya” mohon Alisa.

Varo pun memacu mobilnya ke tempat pemakaman umum dimana Adel di makamkan. Selang satu jam perjalanan mobil pun sampai di tempat pemakaman umum.

Alisa pun turun dari mobil bersama Varo. Mereka langsung menuju tempat peristirahatan terakhir Adel. Setelah sampai Alisa pun duduk di samping pusara anaknya.

“Adel, ini Ibu, Nak. Adel lagi ngapain disana? Ibu kangen sekali sama Adel. Adel maafkan Ibu ya. Jika selama ini Ibu belum bisa menjadi Ibu yang baik untuk Adel. Maafkan Ibu,Nak. Maafkan Ibu yang enggak bisa menjaga kamu dengan baik. Kamu mau ‘kan maafin Ibu, Nak? Adel, Ibu akan belajar mengikhlaskan kamu walaupun berat. Walaupun butuh waktu yang sangat lama. Kamu selamanya ada di hati Ibu,Nak. Ibu tidak bisa melupakan kamu sedetikpun. Kamu yang tenang berada disana ya. Ibu setiap hari akan kesini, melihat kamu supaya kamu enggak merasa kesepian” ucap Alisa sambil memeluk batu nisan Adel anaknya seperti ia sedang memeluk anaknya sendiri.

Varo yang melihatnya ikut sedih. ia sudah jatuh hati kepada Adel. Adanya Adel, Varo bisa merasakan bagaimana menjadi seorang ayah. Adel yang sangat lucu dan dekat kepadanya seperti ia adalah Ayahnya. pertemuan mereka singkat namun memberikan kesan yang sangat dalam di hati Varo.

Varo juga sangat mengerti, Alisa butuh waktu untuk menata hidupnya kembali dan belajar mengikhlaskan semuanya.

“Ayo, kita pulang udah sore” ajak Varo kepada Alisa dan menggandeng tangannya meninggalkan pusara Adel.

Mobil pun sampai di depan rumah Alisa. Namun, Alisa masih di dalam mobil. 

“Mas, aku mau ngomong sesuatu sama kamu?”

“Kamu mau ngomong apa?”

“Aku mau berterima kasih sama kamu selama ini kamu sudah membantu aku. Dari aku hamil sampai kamu juga bisa menyayangi Adel seperti kamu menyayangi anak kamu sendiri.”

“Aku memang mencintai kamu dan menyayangi Adel tanpa syarat apapun.” ucap Varo sungguh.

Alisa yang mendengar ucapan Varo pun menangis.

“Kenapa kamu mencintai aku, Mas. Aku enggak pantas buat kamu. Aku terlalu kacau buat kamu. Kamu berhak dapat wanita yang lain yang lebih baik dari aku. Aku mohon Mas tolong tinggalin aku.” 

“Kamu ngomong apa sih. Aku enggak mau ninggalin kamu. Sekacau apapun hidup kamu, aku terima. Tapi tolong jangan usir aku dari hidup kamu” Varo menyakinkan Alisa jika perkataannya bisa ia buktikan.

***

Ibu Gina sudah mengetahui anaknya sudah tertangkap dan sekarang sudah mendekam di balik jeruji. Ia pun sedih mendengar kabar ini, kenapa anaknya sampai harus melakukan hal jahat seperti itu kepada mantan istrinya.

“Kamu dari tadi aku liatin ngelamun mulu, ada apa sih?” tanya Axel kepada Gina.

“Aku udah dapat info kalo Denis udah ketangkep dan sekarang dia ada di rutan. Aku harus liat dia kesana” jawab Gina kepada Axel.

“Yudah aku anter kamu kesana” ajak Axel.

Mereka pun langsung ke rutan tersebut untuk melihat Denis. Setelah menunggu satu jam akhirnya Gina bertemu dengan Denis.

Denis sudah memakai baju tahanan. Ia pun duduk di tempat yang sudah disediakan. Begitu juga dengan Gina. Axel sengaja menunggu di luar karena ia tidak mau mengganggu pertemuan Ibu dan Anak itu.

Gina hanya menangis melihat anaknya yang nampak kuyu sekali.

“Kamu selama ini kemana, kenapa kamu selalu buat khawatir mama, Nak?” tanya Gina sedih.

“Maafin Denis, Ma. Aku selalu buat Mama sedih” jawab Denis sedih.

“Bagaimana kabar kamu? Apa di rutan ini kamu baik-baik aja. Enggak ada yang jahat ‘kan sama kamu?”

Denis pun menghela nafas lelahnya, “Yah begitulah Ma. Mama sekarang hidup dengan Axel. Sepertinya Axel bisa menjaga Mama dan juga mencintai Mama. Titip salam aku buat Axel. Aku juga terima kasih sama Axel udah ada buat Mama. Karena aku enggak bisa ngelindungin mama lagi. Aku terlalu jahat, Ma” ucap Denis yang sudah menangis.

“Sudah Nak yang penting kamu sekarang sudah menyadari kesalahan kamu. Mama yakin Tuhan juga akan mengampuni kamu. Tidak ada manusia yang tidak berbuat salah , Nak. Namun, sedikit yang menyadarinya.”

“Aku enggak ada niatan bunuh Adel anakku sendiri. Tapi ia meninggal” ujar Denis menyesal.

“Mungkin tempat Adel bukan disini, Nak. Namun di surga sana” ujar Ibu Gina menenangkan anaknya.

“Alisa sangat membenciku, Ma. Aku tidak sempat meminta maaf kepadanya. Karena aku, ia hamil diluar nikah, karena aku juga ia kehilangan anaknya. Aku bukan ayah ataupun suami yang baik untuk istri dan anakku, Ma” ujar Denis sendu.

“Mama tahu Nak, kamu anak yang baik. Karena kamu anak mama. Hanya saja kamu terjerumus kepada perbuatan dosa yang membuat kamu lupa akan semuanya.”

“Apa mama mau memaafkan aku?”

“Mama sudah memaafkan kamu sebelum kamu meminta maaf sayang. Yasudah mama pamit ya. Kamu jaga diri kamu disini. Besok atau lusa mama kesini lagi.” 

Setelah itu Gina keluar dari ruangan itu dan menghampiri Axel di mobilnya.

“Kamu udah selesai ?”

“Udah, dan anterin aku pulang aja. Aku mau istirahat. Kamu bisa gantiin aku di kantor enggak?” tanya Gina kepada Axel.

“Bisa, yaudah ayo aku anter kamu pulang. Udah kamu jangan sedih terus. Nanti kamu sakit kalo sedih terus” setelah itu mobil mereka pun meninggalkan parkiran rutan tersebut.

Susan bingung sekali kredit cardnya di blokir saat ia sedang makan dengan Gian di restoran. Ia pun langsung menghubungi David pengacara Yoga untuk menanyakan kenapa black cardnya di blokir.

“Halo, Pak David kenapa black card saya tidak bisa digunakan?” tanya Gina tidak sabaran di telpon.

“Iya, kami sudah memblokir black card yang Ibu punya. Ibu hanya bisa menggunakan kartu atm saja” ujar David menjelaskan.

“Enggak bisa gitu dong ini kan punya Yoga, saya kan masih istrinya!” Susan merasa tidak rela diperlakukan seperti ini.

“Pak Yoga sudah menceraikan Ibu, sebelum ia meninggal jika Ibu lupa. Jika Ibu ada keluhan silahkan ke kantor kami. Terima kasih.” David pun langsung menutup telpon secara sepihak.

“Kenapa sayang, kok wajah kamu pucet gitu?” tanya Gian kepada Susan.

“Aku enggak bisa menggunakan kartu kredit aku lagi. Yudah aku mau ke kasir dulu buat bayar makanan kita” setelahnya Susan pergi ke kasir untuk membayar makanannya.

🌻🌻🌻

Cie yg jatuh miskin🤣

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now