Extra Bab

22 4 7
                                    

Selamat membaca🌼

Alisa dan Varo sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama tiga tahun lamanya. Selama tiga tahun itu, mereka lalui dengan canda, tawa, tangis,sedih, bahagia. 

Cintanya Varo kepada Alisa tidak pernah berubah tetap sama malah semakin hari semakin cinta. Alisa pun juga sangat mencintai suaminya itu.

Alisa bersyukur mempunyai suami seperti Varo. Ia sangat penyayang, perhatian walaupun belum ada tanda-tanda seorang anak muncul diantara mereka.

Menurut Varo, anak adalah rezeki dari Tuhan. Jika Tuhan berkehendak, pasti mereka juga akan memiliki anak ‘kan. Mereka sudah ikhtiar dan berdoa, tinggal tunggu persetujuan dari Tuhan.

Varo sangat beruntung memilik Alisa sebagai istrinya. Walaupun sekarang Alisa juga sedang meneruskan kuliahnya. Namun, Alisa tidak lupa dengan Varo setiap pagi ia selalu memasakan Varo sarapan dan bekal makan siang untuk dibawa ke kantor yang dibantu oleh Mbok Ijah.

Namun, pagi ini sedikit berbeda. Alisa merasakan tubuhnya tidak enak badan dan kepalanya pusing sekali. Memang bulan kemarin mereka habis pergi bulan madu ke luar negeri. Kata Varo, kita harus bulan madu setahun sekali. Karena cinta itu harus selalu dipupuk supaya tumbuh subur.

 “Sayang, aku mau pergi ke kantor. Kamu enggak turun ke bawah?” tanya Varo kepada istrinya yang sedang asik bergelung di bawah selimutnya.

“Aku dari pagi lemes banget, muntah-muntah terus, aku enggak ngerti ini sama badan aku kenapa kayak gini. Mana bawaanya ngantuk mulu lagi” adu Alisa kepada suaminya.

“Kamu mau ke dokter. Yaudah ayok aku anter. Aku cuti hari ini. Kasian liat kamu dari kemarin kayak gini mulu. Aku takut terjadi apa-apa sama kamu” ucap Varo khawatir.

Alisa pun langsung bangun dari tidurnya dan ia minta digantikan baju oleh Varo. Salahkan Alisa, jika Varo yang menggantikan bajunya, ia tidak akan pergi ke dokter secepat itu. Melainkan Varo ingin berlama-lama bermanja-manja dengan Alisa.

Setelah menghabiskan satu ronde, Alisa pun langsung cepat-cepat ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. 

“Kamu kenapa sayang” teriak Varo dari luar.

“Kamu bau banget sih, aku jadi mual” jawab Alisa dari dalam kamar mandi.

“Bau..” Varo pun mencium bau badannya sendiri. Bau badannya tidak bau, dipikirannya Varo pasti  istrinya  sedang mengada-ngada.

Setelah selesai memuntahkan semuanya, Alisa pun kembali ke tempat tidurnya. Tak lupa ia memakai kaos Varo yang ia pakai tadi.

“Kok kamu udah pake baju duluan?” Varo sangat tidak suka jika Alisa memakai baju di saat dirinya ingin menambah ronde.

“Emang kenapa, aku capek ah. Kamu mah gitu disuruh gantiin baju aku malah aku enggak dipakaikan baju lagi sama kamu. Jadi masuk angin ‘kan aku muntah-muntah terus jadinya” ujar Alisa sewot kepada suaminya.

“Yudah sayang sini-sini, jangan ngambek kayak gitu. Aku tuh soalnya suka gemes sama kamu. Kamu juga sih manja banget minta digantiin baju sama aku. Yah, aku ‘kan orangnya enggak pernah nolak rezeki” ucap Varo yang menarik Alisa kedalam pelukannya dan mengelus rambutnya dengan penuh sayang.

“Sayang, kalo aku enggak bisa kasih kamu anak, kamu bakal cerein aku gak. Enggak ‘kan?” tanya Alisa takut.

“Justru aku yang harusnya yang takut, kamu ‘kan pernah hamil. Nah, kalo aku enggak bisa kasih kamu anak, kamu bakal ninggalin aku enggak” jawab Varo sedih.

“Yah,enggak dong sayang, aku enggak bakal ninggalin kamu. Karena kamu adalah laki-laki yang paling baik banget sama aku dan sayang banget sama aku, dan cinta banget sama aku” ucap Alisa yang  membingkai wajah suaminya dan memberikan kecupan di bibir suaminya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now