Bab 12

16 3 0
                                    

Selamat Membaca🌼

Alisa sedang memasukan baju yang sudah ia setrika ke dalam lemari. Ketika ia sedang menyusun baju di dalam lemari. Laci lemarinya terbuka, dan ketika ia ingin menutupnya kembali, ternyata pintu lacinya macet. Alisa pun langsung membuka laci tersebut, ternyata ada sebuah amplop coklat yang terjepit.

Ia pun mengambil amplop tersebut, dan ternyata amplop itu berisi uang yang sangat banyak. Ketika ia ingin menaruhnya kembali, Denis terbangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Alisa serta merebut amplop itu dari tangan istrinya secara kasar.

“Ngapain Lu megang amplop gue. Itu uang gue, lu jangan nyolong, kalo lu butuh duit minta aja sama Mama sana!” hardik Denis kepada istrinya.

“Engga kok, duit aku masih ada. Kamu dari mana dapat duit sebanyak itu?” tanya Alisa penasaran.

“Gue kerja lah, emangnya gue minta sama siapa. Emangnya ada yang ngasih uang sama kita selain Mama, gada ‘kan. Lu aja dikasih uang sama Mama gue” ujar Denis tak acuh.

“Tapi Den, harusnya kamu yang nafkahin aku bukan Mama kamu. Kamu ‘kan suami tugasnya ‘kan nyari nafkah.” bela Alisa.

“Gue ga mau nafkahin lu, lu tuh cuma nyusahin gue doang. Gue tuh sebenarnya pengen seneng-seneng doang ama lu, tapi lu nya bunting. Jadi kayak gini deh kita disuruh nikah, coba lu ama emak lu ga minta pertanggung jawaban gue dan ngegugurin kandungan lu. Gue ga bakal nikah cuma gara-gara ini doang. Lu kira emang enak nikah. Kagak enak tau, yang enak itu kawinnya doang. Kalo nikah, gue yang kelabakan ngasih nafkahnya!” Denis mendorong Alisa untuk menyingkir, karena ia ingin menaruh amplop tersebut di lemari. Setelah itu ia kembali ke tempat tidur.

“Kamu jahat banget sih, aku tersinggung kamu ngomong kayak gitu. Aku juga tadinya mau gugurin kandungan ini, tapi ‘kan sangat berbahaya buat aku. Aku enggak mau mati dengan berlumuran dosa.”

“Yaudah kalo lu mau bertanggung jawab ya sendirian aja, enggak usah ngajak-ngajak orang. soalnya gue itu ga mau diajak hidup kayak gini. Musti lu tau ye, lu harusnya beruntung gue nikahin. Gue anak orang kaya sementara lu ‘kan gembel. Makanya lu enggak usah banyak omong ye, gue mau tanggung jawab cuma sampai anak itu lahir. Ketika anak itu udah lahir, gue bakal cerein lu. Karena gue ga mau hidup gue terus terbebanin sama lu, ngerti lu!” tunjuk Denis kepada Alisa.

Setelahnya Denis melanjutkan tidurnya kembali, Alisa pun keluar dari kamarnya. Ia duduk melantai di ruangan tivi sambil memegang perutnya.

Ia menangis karena ucapan Denis yang sangat melukai perasaanya. Ia bingung kenapa Denis semakin hari semakin jahat kepadanya, harus kemana ia pergi. Ia tidak mau melapor kepada Mama Gina karena percuma saja, Denis tidak pernah mendengarkan ucapan mamanya.

Sementara jika Ia pulang ke rumah Ibunya, ia takut menjadi bahan gibahan tetangga dan akan menyusahkan ibunya.

Alisa pun bingung ia harus pergi kemana, ia sudah tidak kuat mendengar ucapan Denis yang selalu merendahkannya sebagai perempuan yang hina.

Namun, Ia sudah bertekad jika ia akan meninggalkan Denis untuk selama-lamanya. Mulai sekarang ia akan menentukan jalannya sendiri.

Alisa pun membereskan beberapa bajunya ke dalam tas dan membawa uang secukupnya, setelahnya ia meninggalkan rumah tersebut. Ia akan mencari uang untuk dirinya dan anak di dalam kandungannya.

Hari sudah malam, Denis pun bangun dari tidurnya. Ia melihat rumahnya kosong tidak ada keberadaan Alisa di dalamnya. Ia pun tidak peduli biarkan saja Alisa pergi, toh itu lebih baik. Jadi ia tidak perlu repot-repot mengusirnya dari rumah ini. Ia sudah pergi sendiri tanpa harus diminta.

Setelahnya Denis pergi mandi dan membeli nasi goreng di depan gangnya. Nasi goreng sudah di beli ia pun langsung membawanya pulang ke rumah.

Alisa sudah berjalan jauh tanpa tujuan dan cukup jauh. Sampai kakinya terasa pegal. Ia pun beristirahat di salah satu warung yang berada di pinggir jalan sambil membeli air minum kemasan botol.

The Young marriage(Sudah Terbit) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon