Bab 24

14 3 0
                                    

Selamat membaca🌼

Denis berhasil membujuk Rania untuk pergi berbelanja dengannya. Mereka saat ini ada di supermarket dekat apartemen Rania.

Denis memasukkan bahan makanan dan minuman ke troli belanja dan Rania yang mendorong troli tersebut.

“Apakah posisi ini tidak terbalik, seharusnya ‘kan kamu yang mendorong troli ini. Kok jadi aku yang mendorongnya” protes Rania.

“Sama saja kan, kamu atau aku yang mendorong. Udah ah jangan bawel, kita ke bagian buah terus ke lorong sereal” tunjuk Denis yang berjalan santai di depannya.

Namun, memang Rania tidak memungkiri. Bahwa selama ia menikah dengan Varo, ia tidak seperti pasangan lain yang berbelanja seperti ini. 

“Udah selesai, yuk kita ke kasir” Denis menggandeng tangan Rania menuju kasir.

Petugas Kasir pun menghitung semua belanjaan mereka. Setelah selesai, Denis menyuruh Rania untuk  membayar semua belanjaanya.

Denis dan Rania pun keluar dari supermarket  dan kembali ke unit Rania. Setelah sampai, Denis membawa belanjaan tadi ke pantry. Ia mengeluarkan belanjaan tadi dari tas belanjanya dan meletakkan sesuai tempatnya.

“Sudah beres, sekarang kulkas kamu ada isinya juga tidak seperti tadi” ucap Denis bangga.

Kamu selain jadi gigolo, sidejob kamu menyuruh-nyuruh orang untuk membayar semua belanjaan kamu?” tanya Rania tidak suka.

“Memang udah tugas kamu, selama tiga hari bersama aku, kamu harus mematuhi aku. Cara kerjanya seperti itu” Denis menghampiri Rania dan mencium bibir Rania.

Rania terkejut dengan sikap yang dilakukan oleh Denis, “Semudah itu kamu bisa mencium seseorang tanpa ijin?” Rania tidak terima dan marah kepada Denis.

“Sangat mudah dan kamu harus tau bahwa mencium seseorang itu bisa dilakukan tanpa perasaan di dalamnya. Selama ini kesan yang aku buat kepada pelangganku semuanya puas dengan pelayanan yang aku berikan.” ucap Denis yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

Rania terkejut dengan ucapan Denis tadi, ia tidak menyangka kenapa ia harus dipertemukan laki-laki yang menyebalkan seperti ini.

“Yaudah, aku mau mandi dulu. Kamu mau ikut?” Denis melepas kaos yang ia kenakan di depan Rania dengan santainya.

Rania pun menggeleng dan menatap datar ke arah Denis, “Aku tidak akan sudi mandi bersama mu!” tekan Rania.

“Kamu enggak nyesel nih, padahal seluruh pelanggan aku paling senang di ajak mandi bareng sama aku , karena mereka menemukan sensasi yang berbeda” goda Denis.

“Terima kasih, aku tidak akan tergoda dengan rayuanmu!” tolak Rania tegas.

“Kamu tau , kamu wanita yang sangat dingin yang pernah aku temui, Rania. Yasudah aku mandi sendiri saja. tapi jika kamu berubah pikiran, kamu boleh bergabung sama aku.” Denis mengedipkan matanya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah Denis di kamar mandi, Rania duduk di sofanya sambil memegang pelipisnya. Ia merasa pusing sekali menghadapi Denis. Rania memang sudah gila, tidak seharusnya ia mengikuti saran Susan untuk ikut arisan berondong. Sekarang ia merasa menyesal sekali.

Denis selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang bertengger dipinggulnya. Rania yang melihat penampilan Denis yang shirtless membuat dirinya membuang mukanya ke samping dan tidak memperdulikan Denis yang menghampirinya di sofa.

“Kamu enggak mau mandi, kok kamu enggak masuk ke dalam , padahal aku tungguin kamu” bisik Denis tepat di telinga Rania.

Rania merasakan bulu kuduknya berdiri, Denis sialan. Mengapa ia melakukan itu kepadanya. Ia pun langsung bangkit dari sofa terebut dan menuju kamar mandi.

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now