Bab 7

24 3 0
                                    

Selamat baca🌼

Di sebuah rumah yang sangat indah dan mewah. Duduklah sepasang suami istri serta anak laki-lakinya yang sedang sarapan bersama dengan dilayanin oleh dua pelayan. Salah satu pelayannya tanpa sengaja menyenggol sendok, dan sendok pun terjatuh di lantai dan menciptakan bunyi yang sangat nyaring. 

Wanita itu langsung marah kepada pelayan tersebut, “hati-hati dong kalo kerja, harga sendok itu mahal belinya di Itali! Kalo sampai sendok itu rusak, kamu harus ganti! Tapi sepertinya gaji kamu ga bakal cukup untuk mengganti sendoknya!” hardik wanita itu kepada pelayannya.

Si pelayan pun takut dan hanya menundukkan kepala serta memungut sendok itu dari bawah. Wanita itu dengan sengaja menginjak tangan pelayan tersebut dengan sepatu mewahnya ketika si pelayan memungut sendok yang berada di lantai. Pelayan pun mengadu kesakitan, karena tangannya di injak oleh wanita angkuh itu.

“Kamu jangan keterlaluan seperti itu, Susan! Aku ingin pagi ini kamu tidak membuat ulah!” Yoga sangat tidak menyukai sifat arogan istrinya tadi.

“Tapi Mas, mereka itu musti diajarin sopan santun dan menghargai majikan. Mereka kita gaji untuk melayani kita dengan baik bukan dengan ceroboh seperti itu!” ucap Susan dengan angkuh.

“Terserah kamu, aku sudah tidak berselera sarapan pagi ini!” Yoga pun meninggalkan ruang makan dan menuju halaman belakangnya.

Yoga ingin setiap paginya menyenangkan tetapi istrinya selalu membuat ia jengkel dengan ucapannya. Ia ingin Susan bisa menjadi istri yang baik untuknya bukan hanya bisa menghabiskan uang dan memecat pelayan seenak hatinya.

Yoga dan Susan sudah menikah lebih dari dua puluh tahun, tapi ia sangat tidak menyukai sikap istrinya yang hedon dan selalu merendahkan orang.

Yoga dulu terlalu egois dan licik. Ia menjebak seorang wanita untuk menikah dengannya dan setelah wanita itu memberikan ginjal untuk ibunya, wanita tersebut dicampakkan begitu saja olehnya.

Yoga tau akan dosanya menelantarkan wanita yang menolong Ibunya. Tapi ia terlalu munafik untuk mengakuinya. Wanita itu baik, ia menikah dengan Yoga karena cinta. Namun, sebaliknya Yoga menikahi wanita itu dikarenakan ginjal wanita itu cocok untuk Ibunya.

Yoga tidak pernah mencari keberadaan wanita tersebut, pasca operasi transplatasi ginjal Ibunya berhasil. Yoga pun tidak pernah mengunjungi rumah sakit itu untuk melihat keadaan wanita yang sudah mendonorkan ginjalnya untuk Ibunya. 

Yoga juga hanya mengirimkan surat cerai melalui pengacaranya. Pengacaranya yang menemui wanita tersebut. Pengacaranya juga yang menyelesaikan kasus perceraiannya dengan wanita itu dengan memberikan uang seratus juta untuk kebaikan hatinya. Karena sudah memberikan salah satu ginjal untuk Ibunya.

Mungkin wanita itu tidak akan pernah memaafkan dirinya. Wanita itu pernah datang ke rumahnya. Namun, ia diusir secara hina sekali. Ia hanya ingin bertemu dengan dirinya. Namun, Yoga enggan menemuinya, karena ia sudah tidak sudi bertemu dengan wanita itu lagi.

“Maafkan, aku Diana” gumam Yoga ketika ia duduk di bangku halaman belakang.

Nyonya Tatik, Ibunda dari Yoga meninggal dunia tiga tahun yang lalu. Akhirnya Yoga dan adik angkatnya yang mewarisi seluruh kekayaan orang tuanya. Namun, untuk apa semua harta itu. Karena anak dan istrinya tidak peduli kepadanya lagi.

“Mas, aku bagi uang dong. Aku mau beli tas sama mau bayar arisan” ucap Susan yang sudah duduk disamping  Yoga di bangku tersebut .

“Kemarin aku baru transfer uang ke rekening kamu, udah habis memangnya” ucap Yoga heran kepada istrinya.

“Kamu ‘kan transfer uangnya seminggu yang lalu, udah habis lah. Aku tuh lagi banyak kebutuhan. Yaudah cepat kamu transfer ya ke rekening aku.” ujar Susan memaksa.

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now