Bab 9

34 3 2
                                    

Selamat membaca🌼

Susan memberitahukan kepada suaminya Yoga lewat telpon bahwa ia sedang ada acara diluar kota selama tiga hari ke depan. Namun, sebelum itu Susan meminta uang lagi kepada Suaminya untuk di transfer ke rekeningnya. Yoga pun menolaknya permintaan istrinya tersebut. Karena baru tadi pagi ia mentransfer sejumlah uang ke rekening istrinya.

“Susan, Aku enggak ngerti sama pola pikir kamu. Apa di otak kamu cuma ada uang doang. Jika kamu ingin membeli barang pakai saja kartu kredit.” Yoga menolak permintaan istrinya tersebut.

“Ckk… yaudah kalo kamu enggak mau kasih. Aku tutup” setelahnya percakapan pun terputus.

Yoga pun merebahkan tubuhnya di ranjang, ia  sangat lelah sekali menghadapi istrinya yang semakin hari semakin gila. Ia juga merasakan akhir-akhir ini dadanya sering nyeri. Ia tidak tahu ada apa dengan kondisi tubuhnya.

Ia pun tidak bisa tidur barang sekejap dikarenakan rasa nyeri di dadanya tidak hilang juga. Ia pun meminta tolong kepada Pelayannya untuk membawakan minyak hangat guna meringankan rasa sakit di dadanya.

Setelah itu Pelayan masuk ke kamarnya dan menyerahkan minyak tersebut. Setelah itu Pelayan  keluar dari kamarnya.

Pelayan tadi langsung kembali ke kamarnya dan berbincang dengan temannya.

“Saya kasian sama pak Yoga, orangnya sangat baik tapi anak dan istrinya tidak sayang dan peduli padanya. Malah sekarang ia sering mengeluh sakit pada dadanya.”

“Iya..ya kasian ya, udah gitu Ibu Susan kerjaanya pergi mulu enggak pernah ada di rumah dan Mas Axel sibuk kuliah pulang malam. Jadi pak Yoga tidak ada yang ngurusin.”

“Iya kita doakan saja semoga pak Yoga cepat sembuh, yaudah kita istirahat sekarang, besok kita ‘kan bangun pagi.”

***

Denis pulang dengan keadaan yang sangat kacau setengah teler. Setelah mamanya pulang dari rumahnya, ia langsung pergi keluar dan meninggalkan Alisa di rumah sendiri dan memilih nongkrong dengan temannya.

Alisa sudah tidak kaget lagi melihat pemandangan seperti ini. Ia hanya melanjutkan menyapu dan beberes rumah.

“Tolong ambilin gue minum, gue haus!” Denis menyuruh Alisa . 

“Kamu ‘kan punya tangan, bisa ambil sendiri  di despenser, aku lagi nyapu sama beberes!” tolak Alisa.

“Eh,Gue tuh nyuruh lu karena lu bini gue, dan sebagai bini,lu harus ngelayanin gue. Ngerti Lu!” bentak Denis

Alisa pun sudah malas berdebat dengan Denis. Akhirnya ia mengambilkan segelas air untuk suaminya dan menaruhnya di atas meja.

Denis pun mengambil gelas yang berisi air tersebut dan meneguknya. Karena ia tidak hati-hati akhirnya ia tersedak. 

“Heh… Gue suruh lu ambil air minum tapi lu ngasih gue apaan sih nih sampai gue keselek kayak gini. Lu mau bikin gue mati, heh!” Denis melempar gelas tersebut kearah Alisa dan pecahan gelas itu terkena kaki Alisa.

Alisa pun tidak menjawab ucapan Denis namun, ia langsung memungut pecahan gelas tadi dan membuangnya ke tempat sampah. Serta  menyapu sisa pecahan beling yang ada di lantai.

“Lu sekarang bisu ya , gue lagi ngomong sama lu brengsek. Kalo gue tanya, lu harus jawab, bukannya diam. Dasar istri ga berguna!” Denis pun langsung pergi ke kamarnya dan meninggalkan Alisa sendirian di ruang tamu.

Alisa sangat sakit hati sekali mendengar ucapan suaminya kepadanya. Ia hanya menguatkan hatinya, ternyata Denis tidak sebaik yang ia kira. Setelah itu Alisa mengambil obat merah dan kapas, untuk membersihkan lukanya. 

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now