Bab 25

13 3 6
                                    

Selamat membaca🌼

Selesai mereka berbagi peluh dan kenikmatan. Rania dan Denis tertidur pulas sampai siang hari. Rania terbangun dari tidurnya dan langsung ke kamar mandi karena ia ingin buang air kecil. Denis pun merasa tidurnya terusik karena patnernya tidak ada di sampingnya. 

Ia mencari keberadaan Rania yang ternyata sedang berada di kamar mandi. Setelah Rania keluar dari kamar mandi, Denis menghampirinya dan menciumnya dan menyuruhnya duduk di dekatnya.

“Aku laper nih, kita pesan gufud aja yuk” ucap Denis sambil memegangi perutnya yang benar lapar.

Akhirnya rania mengambil handphonenya yang berada di nakas dan memesan makanan di aplikasi tersebut. Selang satu jam kemudian makanan dipesan oleh Rania sampai. Setelah itu Denis membantu Rania memindahkan makanan itu ke piring. Mereka pun menyantap makanan tersebut.

“Makannya pelan-pelan aja enggak usah buru-buru, emang kamu mau kemana sih?” ucap Denis yang menatap Rania yang ada di hadapannya dengan penuh sayang.

Rania pun hanya tersenyum dan meneruskan makannya. Rania tidak menyangka gigolonya ini memperlakukan ia dengan cara yang manis.

Ketika ia ingin ke kamar mandi, tangannya di tahan oleh Denis.

“Kamu mau kemana?”

“Mau ke kamar mandi, mau mandi.”

“Nanti dulu ‘kan abis makan jangan langsung mandi. Nanti mandinya bareng aku aja” Denis menarik Rania untuk duduk kembali ke sofa.

Rania pun duduk kembali ke sofa dengan membelakangi Denis sehingga Denis memeluknya dari belakang dan Rania menyandarkan kepalanya di dada bidang Denis. 

Rania tidak mengerti kepada dirinya kenapa ia merasa nyaman sekali. Ia yang tadinya menolak Denis namun, pelayanan Denis tidak buruk bahkan pelayanannya sangat baik sekali sampai ia menggigit bibirnya membayangkan kegiatannya tadi pagi yang ia lakukan bersama Denis. 

“Kamu jangan gigit bibir kamu seperti itu, membuat aku ingin menggigitnya lagi” ucap Denis dengan matanya yang sudah diselimuti dengan hasrat.

Denis melumat bibir Rania lagi dan merubah posisi dengan Rania dibawahnya. Cumbuan Denis turun kebawah dan meremas gundukan milik Rania sehingg Rania merasakan kenikmatan yang ia rasakan seperti tadi pagi.

***

Pasca bercerai dengan Rania, setiap Varo pulang ke rumahnya terasa hampa karena ia merasakan kesepian, ia selalu membayangkan Alisa yang menyambutnya dengan tatapan yang malu-malu dan memuja dirinya. Semenjak kepergian Alisa, ia langsung menceraikan Rania. Karena ia sudah terlalu kecewa kepada Rania atas penolakannya selama ini.

Setiap hari Mbok Ijah membersihkan rumah dan memasakan makan malam untuk Varo setelah pekerjaan selesai ia kembali ke rumahnya. Tetapi masakan Mbok Ijah tidak seenak masakan buatan Alisa yang sangat pas di lidahnya. Varo sangat merindukan Alisa, ia tidak tahu keberadaan Alisa dimana dan mungkin juga Alisa sudah melahirkan. Ia tidak tahu harus memulai mencari Alisa dari mana karena nomor Alisa sudah tidak bisa dihubungi.

“Alisa, aku merindukanmu sampai mau mati” lirih Varo.

Setelah makan malam, Varo mencuci piring yang ia gunakan tadi. Setelah itu ia menuju kamar Alisa dan beristirahat disana. Ia tidak mau tidur di kamarnya lagi.

Ia tidak bisa memejamkan matanya sedikitpun. Varo selalu teringat kepada Alisa yang selalu lembut dan perhatian kepadanya.

“Alisa kamu dimana?” gumam Varo sambil memeluk guling yang biasa dipakai oleh Alisa.

***

Tiga hari telah berlalu, ternyata waktu sangat cepat sekali. Denis sengaja tidak berpamitan kepada Rania karena ia tidak bisa melakukannya. Ia sudah merasa nyaman dengan Rania. Ia juga tidak ingin melihat Rania bersedih. Rania berbeda dengan Lega. 

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now