Bab 30

20 2 3
                                    

Selamat membaca 🌼

Varo dan Ibu Diana duduk di sofa ruang tamu rumah. Mereka sama-sama diam. Ibu Diana terlalu shock mendengar bahwa laki-laki yang berpakaian mewah ini adalah calon suami dari anaknya.

“Silahkan diminum teh dan cemilannya” ucap Alisa kepada Varo.

Setelah itu Alisa ke dapur meletakkan nampan dan menggendong Adel dan membawanya ke ruang tamu. Alisa juga ikut bergabung dan duduk di ruang tamu tersebut.

“Bu, ini Mas Varo yang pernah membantu Alisa dulu” ucap Alisa menjelaskan kepada Ibunya.

“Untuk apa kamu kesini, bukannya kamu pria beristri. Kamu mau menjadikan anakku wanita kedua?” tanya Ibu Diana sengit.

“Maksud kedatangan saya kesini, saya ingin memperkenalkan diri saya dan status saya. Saya sudah bercerai dengan istri saya dua tahun yang lalu. Sekarang saya sudah duda. Bolehkah saya meminta izin kepada Ibu untuk melamar Alisa sebagai istri saya” pinta Varo sungguh.

“Kalian sangat berbeda dan juga, mungkin orang tua kamu tidak menyetujui hubungan kalian. Karena perbedaan status sosial kalian.” tolak Ibu Diana.

“Orang tua saya sudah lama meninggal dan saya anak yatim piatu sejak kecil. Saya tumbuh di panti asuhan, Bu. Sampai akhirnya saya diangkat oleh kedua orang tua angkat saya dan kebetulan mereka memiliki harta yang banyak. Namun, mereka juga sudah lama meninggal ketika saya masih kuliah” ucap Varo menjelaskan.

Alisa yang mendengarkan ucapan Varo sangat sedih sekali. Selama ini Varo selalu kesepian, pantas saja ia ingin mempunyai keturunan. Ternyata ia selama ini berjuang sendiri.

“Oh, kalo begitu saya menyetujui hubungan kalian. Saya hanya titip anak saya dan cucu saya sama kamu. Karena mereka sudah lama menderita selama ini” pesan Ibu Diana kepada Varo.

Varo yang mendengar ucapan Ibu Diana sangat bahagia sekali. Ternyata niat baiknya disambut baik oleh Ibunya Alisa dan Alisa, “Terima kasih telah percaya kepada saya. Saya akan selalu ingat pesan yang Ibu sampaikan kepada saya.”

Ibu Diana keluar rumah, karena ada pembeli di warungnya. Di dalam tinggalah Alisa, Adel dan Varo.

“Alisa, bolehkah saya menggendong Adel.” pinta Varo.

“Iya boleh ,Mas” Alisa pun menyerahkan Adel kepada Varo untuk menggendongnya.

Ternyata Adel tidak menangis digendong oleh Varo. Padahal selama ini ia hanya bisa digendong oleh Alisa atau Ibunya saja.

Varo pun tersenyum dan tertawa saat bermain dengan Adel. Adel pun langsung akrab begitu saja dengan Varo. Alisa yang melihat pemandangan tersebut merasa terharu sekali, tak terasa meneteskan air matanya.

“Kamu kenapa nangis?” tanya Varo khawatir. Ia menggendong Adel dan menghampiri Alisa yang sedang menangis.

“Aku hanya terharu aja melihat interaksi kalian berdua. Selama ini Adel tidak mau digendong siapapun kecuali aku dan Ibuku tetapi berbeda dengan kamu. Ia seperti menemukan kenyamanan ketika bersama dengan kamu. Mungkin ia menganggap kamu adalah ayahnya” ucap Alisa sedih.

“Sudah jangan menangis lagi nanti Adel ikutan nangis, melihat Ibunya menangis. Aku merasa senang jika Adel menganggapku Ayahnya. Senyum dong, dari tadi kamu nangis mulu. Senyuman kamu itu cantik.” Varo langsung berpindah tempat duduk dan membawa Alisa ke dalam pelukannya sambil menggendong Adel ditangannya.

***

Hari ini ulang tahun Adel yang ke dua. Alisa sudah sibuk mendekor ruang tamunya dengan pernak pernik ulang tahun dengan tema putri dongeng. Alisa membelikan Adel gaun ulang tahun berwarna kuning. Alisa menjadi ingat dengan film Beauty and The Beast. Dimana putri Belle memakai gaun berwarna kuning saat berdansa dengan pangeran.

The Young marriage(Sudah Terbit) Where stories live. Discover now