Bab 14

19 3 0
                                    

Selamat membaca 🌼

Varo baru tiba di rumahnya tengah malam, ia membuka pintu dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa jika ia pulang telat. Namun, karena Alisa tidak tau, ia menunggu majikannya di sofa ruang tamu sampai tertidur. Varo pun menghampiri Alisa yang sedang terlelap di sofa, ia pun membangunkan Alisa dari tidurnya.

“Hei… bangun, kalo mau tidur jangan disini, di kamar saja?! bentak Varo.

Alisa pun terkejut karena mendengar bentakan dari majikannya tersebut sehingga ia kaget dan ia pun refleks menampar wajah majikannya.

“Kamu! Berani nampar saya !!” bentak Varo tidak terima sambil memegang pipinya yang sakit.

“Eh..ma…maaf pak, saya ga tau kalo itu Bapak, saya tadi nungguin Bapak, Bapak belum pulang tapi malah saya ketiduran di sofa. Sekali lagi saya minta maaf pak,” mohon Alisa.

“Besok-besok kalo saya pulang telat enggak usah kamu tungguin. Saya selalu bawa kunci cadangan, karena kamu orang baru dan enggak tau saya maklum. Sekarang kamu istirahat sana !!” usir Varo.

“Baik pak,permisi.”

Alisa pun pergi menuju kamarnya dan tak lupa ia mengunci kamarnya, dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur karena ia sangat ngantuk sekali.

 Varo juga menuju kamarnya di atas dan masuk ke kamar tersebut ia melihat istrinya sudah lelap tertidur. Ia pun memilih ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setengah jam kemudian , ia menyelesaikan ritual mandinya dan langsung bergabung dengan istrinya.

Sejak pagi hari Alisa sudah sibuk di dapur. Ia memasak nasi goreng untuk sarapan majikannya. Setelah selesai ia menyajikannya nasi goreng itu di meja makan. Rania keluar dari kamarnya dengan membawa koper. Karena hari ini ia akan pergi dinas keluar kota.

Alisa pun langsung sigap membawakan koper majikannya itu. Rania mengucapkan terima kasih kepada Alisa karena sudah membantunya membawa kopernya. Rania pun mengeluarkan amplop dari tasnya dan menyerahkan kepada Alisa.

“Alisa ini uang untuk masak buat seminggu kedepan. Tolong kamu beli bahan makanan yang sudah habis di kulkas, soalnya hari ini saya akan pergi keluar kota karena ada kerjaan selama satu minggu.”

“Mungkin juga nanti Varo suami saya jarang makan di rumah. Kemungkinan ia sering makan malam di luar. Jadi kamu masak buat diri kamu sendiri aja dan saya titip rumah ya.” pesan Rania kepada Alisa.

“Iya Bu, saya akan belanja bahan makanan dan menjaga rumah dengan baik. Ibu tidak usah khawatir,” jawab Alisa.

Rania pun melihat meja makannya,“Kamu masak apa?”

“Nasi goreng, Bu.”

“Oh, tapi Alisa saya enggak biasa sarapan. Tolong buatin saya kopi aja ya gulanya jangan banyak-banyak” Rania memberitahukan Alisa.

“Baik Bu.”

Alisa pun ke dapur untuk membuatkan kopi untuk majikannya itu.

Rania yang sedang duduk di kursi meja makan dan mengecek sosmednya di ponsel, suaminya menghampirinya dan menciumnya.

“Kamu kok udah rapih banget mau kemana?” Varo menarik salah satu kursi di meja makan dan duduk disana.

“Aku hari ini mau keluar kota, sayang ada kerjaan urgent banget.” jawab Rania yang masih focus dengan ponselnya.

“Kamu berapa hari di luar kotanya?”tanya Varo lesu.

“Mungkin satu minggu atau bisa lebih cepat tergantung kerjaan nanti disana gimana. Kamu kenapa kayak orang enggak semangat gitu.”

The Young marriage(Sudah Terbit) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora