9

118 7 0
                                    

Pagi-pagi Rani mendapat kabar dari Kedutaan bahwa ia harus bersiap. Ia harus ke Kedutaan membawa dokumen perjalanannya. Visanya akan diuruskan oleh seseorang dari kedutaan. Ia akan terbang ke Turki hari ini juga. Darwin sedang menguruskan tiket untuknya.

Kedutaan baru saja mendapatkan berita yang pasti soal Radit. Anaknya itu sempat terlihat di Ankara Turki beberapa hari yang lalu. Diduga kuat anak itu memang akan dibawa ke China.

Buru-buru Rani mengemasi barang-barangnya. Semua barang dijejalkannya begitu saja ke dalam koper tanpa dirapikan. Kemudian ia bergegas menuju front office hotel dan menyelesaikan segala urusannya di sana. Ia meminta dipanggilkan taksi dan meminta barang-barangnya dibawakan.

Kesibukan Rani tanpa disadarinya menarik perhatian dua pasang mata yang memandangnya dari tempat berbeda. Seorang nenek dan seorang remaja memandangnya seperti sedang kehilangan.

"Good bye Rani Ssi. Hope we'll meet again," bisik Gong Ara.

Dari tempat lain Lee Soomin tidak mengatakan apa-apa, hanya memandangnya hingga menghilang ke dalam taksinya.

●□●

Rani Ssi
Aku sudah pergi dari Madrid. Ada kemungkinan anakku memang dibawa ke China. Terima kasih atas semua yang kamu lakukan untukku. Selamat tinggal.


Mengapa begitu mendadak? Apakah kita bisa bertemu lagi?  Bisakah kita tetap berhubungan?

Rani Ssi
Ini salah, Lee Dowoo Ssi. Rasa nyaman kita berada ditempat yang salah. Kita harus menghentikannya sebelum perasaan ini berkembang dan merusak semuanya.


Baiklah jika itu maumu. Tapi jangan ragu untuk menghubungi jika kamu membutuhkan aku.

Lee Dowoo masih memandangi ponselnya, namun tidak ada lagi pesan dari Rani. Ada perasaan asing menyelinap, perasaan rindu dan kehilangan.

"Lee Dowoo Ssi, kamu menanti telepon dari seseorang?" Suara Jang Haein menariknya dari rasa yang samar-samar dirasakannya. Ia menengok kepada istrinya, memandangnya dengan penuh tanya.

"Ponselmu. Kamu memandanginya dari tadi," kata Jang Haein.

"Oh." Lee Dowoo memasukkan ponsel ke saku jasnya. "Seseorang akan pergi ke Turki dan menanyakan hotel yang terdekat dengan universitas."

Istrinya mengangguk percaya. Maaf, batin Lee Dowoo dengan rasa bersalah. Ia merasa menjadi bajingan, ketika bermasalah dengan istrinya bukannya berusaha memperbaikinya melainkan membiarkan hatinya tertarik kepada perempuan lain.

Tapi Lee Dowoo tidak bisa mengingkari kata hatinya. Ia tertarik pada Rani, mungkin sejak pertama kali bertemu di dalam bus menuju Guadalajara. Perempuan itu memberinya kesan tak berdaya. Namun setelah mengenalnya, ia merasakan hal yang asing. Ketulusan yang polos.

Perempuan itu menerima ajakan pertemanannya, namun juga memberinya batasan, selalu mengingatkannya bahwa mereka masing-masing memiliki hati untuk dijaga.

Lee Dowoo memandang istrinya dalam diam. Mereka sedang mengantri di Kedutaan Besar Inggris untuk mengurus hal-hal mengenai pendidikan putri mereka di negara tersebut.

Di dalam hatinya masih ada rasa sayang kepada istrinya itu. Ia menikah dengan Jang Haein karena memang mencintai wanita itu. Ia tidak mempermasalahkan bagaimana perempuan itu mengatur hidupnya juga karena cinta.

EPILOGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang