18

124 8 0
                                    

PLAKK!!!

Suara tamparan yang sangat keras menggema di seluruh ruangan. Rani terkejut dan merasakan pipinya panas seketika. Suasana yang tadinya ramai oleh obrolan seketika menjadi hening. Rani sadar semua orang sedang melihat ke arahnya.

Air mata mulai memenuhi kelopak matanya. Tapi ia tak ingin menangis. Ia tak boleh menangis! Meskipun ia sedang dipermalukan di tempat asing, di antara orang-orang asing ini.

Perlahan ia menengadah, memandang orang yang telah menamparnya. Seorang wanita dengan kecantikan Korea yang sempurna menatapnya dengan sorot mata marah dan benci. Ia tidak mengerti akan kebencian itu karena belum sekali pun ia pernah bertemu dengan wanita ini.

"Berani-beraninya kau datang Jalang! Kami sedang berduka! Berani-beraninya kau datang mencari suamiku!" teriak wanita itu.

Rani tertegun. Jadi...apakah ini istri Lee Dowoo? Seketika Rani merasa gamang. Rasa malunya bertambah berpuluh-puluh kali lipat. Perlahan ia menunduk. Bibirnya gemetar.

"My apology Ma'am," bisiknya dengan suara lirih. Sekarang rasa malunya bukan karena ditampar akan tetapi karena perbuatannya yang melewati batas dengan Lee Dowoo. Tamparan itu tak seberapa menyakitkan dibanding rasa bersalahnya.

"Tak tahu malu! Berani kau merusak   acara pemakamaman ibu mertuaku dengan kedatanganmu! Jalang! Pergi KAU! PERGI!!"

Jang Haein menangis di pelukan Euneul. Para tamu mulai berbisik-bisik. Rani membungkuk sedikit, lalu segera berlari pergi. Dilewatinya Hyunseok yang menyaksikan semua itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Ia terus berlari hingga tepi jalan dan mencari taksi. Sialnya saat itu sepi, tidak ada taksi yang lewat.

Tak dapat menahan diri, ia berjongkok dan menangis. Dadanya terasa sesak dan sakit.

Tiba-tiba seseorang berjongkok di dekatnya, memeluknya dan menumpukan kepala di atas kepalanya.

"Maafkan aku."

"Lee Dowoo Ssi," desis Rani ketika mengenali suara itu. Ia mencoba melepaskan pelukan pria itu.

"Biarkan seperti ini sebentar, aku membutuhkannya. Aku sangat lelah," bisik Lee Dowoo. Ia merasa sangat nyaman setelah beberapa hari pikirannya kalut.

Tadi sebenarnya Lee Dowoo juga berada di gedung itu. Ia berada di ruangan lain, menemani beberapa koleganya dan menjamu mereka. Ia sama sekali tak mengetahui apa yang terjadi di luar karena ruang jamuan itu juga penuh suara orang yang sedang mengobrol.

Baru saat terdengar suara tamparan yang sangat keras, suasana menjadi sunyi dan sebagian orang di ruangan itu keluar untuk melihat apa yang terjadi. Ia tidak beranjak karena koleganya sedang mengajaknya bicara serius.

Ia baru menaruh perhatian ketika mendengar suara istrinya yang berteriak meneriakkan kata "JALANG" dan "PERGI". Saat itu ia meminta ijin kepada koleganya untuk keluar memeriksa.

Dari lorong tempatnya berdiri di luar ruang jamuan tadi, ia melihat Jang Haein berdiri membelakanginya. Seseorang di depan Haein yang tak dapat dilihatnya berlari keluar. Ia segera berlari mendekat. Tak dihiraukannya bisik-bisik orang yang melihatnya.

Jang Haein menangis di pelukan Euneul. Hyunseok berdiri seolah tak berdaya memandangnya. Lee Dowoo memandang pria itu dan Hyunseok memberinya isyarat untuk mengejar seseorang yang sudah berlari keluar.

Lee Dowoo hanya melirik istrinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia bergegas berlari keluar. Pandangannya diedarkan untuk mencari sosok yang ia yakini adalah Rani.

Sampai di tepi jalan dilihatnya perempuan itu berjongkok dengan bahu terguncang. Lee Dowoo merasa hatinya nyeri melihat keadaannya. Perempuan itu pasti menderita malu yang amat sangat dicaci maki di hadapan orang banyak. Bagi wanita lembut sepertinya pasti itu merupakan guncangan hebat.

EPILOGWhere stories live. Discover now