15

137 9 0
                                    

Mata Lee Dowoo mengerjap dan setitik air mata jatuh. Ia melanjutkan membaca.

20xx-05-14
Sebentar lagi libur musim semi tiba. Ada libur dua minggu. Eomma sudah menelepon bahwa aku tidak bisa pulang. Lilian mengajakku pulang ke rumahnya di Yorkshire. Sayang eomma tidak mengijinkan karena akan merepotkan orang lain.

20xx-07-23
Sebentar lagi liburan musim panas. Lagi-lagi aku hanya tinggal di asrama selama dua bulan. Aku harus menuruti kata-kata eomma bukan? Aku harap ada kejutan dan appa menjemputku jika ada seminar di sekitar sini. Tapi aku tidak berani bilang pada appa. Kata eomma, appa sangat sibuk memberi ceramah dari satu tempat ke tempat lain. Jika aku ikut hanya akan merepotkan.

Lee Dowoo menghapus air matanya yang terus mengalir. Alangkah kejamnya ia kepada anaknya! Anaknya begitu ingin berlibur, tapi ia tidak tahu. Ia membuka buku itu sampai beberapa halaman terakhir.

20xx-09-05
Aku bertengkar dengan eomma. Aku ingin kembali dan bersekolah di Korea tapi eomma tidak mengijinkan. Aku harus kembali ke Inggris dan kelak harus menjadi arsitek seperti appa. Aku tidak mau menjadi arsitek. Aku benci eomma.

Ps
Aku tidak benar-benar benci eomma. Aku sayang eomma, tapi eomma selalu melarangku ini itu. Btw hari ini aku bertemu seorang ahjumma yang baik. Dia agak aneh. Waktu melihat aku menangis ia tidak mengucapkan kata-kata yang menghibur, malah menceritakan tentang anaknya yang hilang diculik mafia. Dia datang bukan untuk berlibur tapi untuk mencari anaknya. Jika aku hilang apakah eomma akan mencariku?

20xx-09-10
Appa mengantarku menyeberang dari Calais ke Dover. Sebenarnya aku ingin ikut appa saja. Appa akan memberi ceramah selama 3 hari di Paris. Aku bisa tinggal di hotel saat appa bekerja. Appa pasti mengijinkan. Tapi aku takut eomma akan marah. Aku akan menelepon eomma saja supaya diijinkan kembali ke Korea. Aku tidak suka di sini. Teman-temanku baik, hanya satu dua yang nakal. Tapi aku tidak suka tinggal di Inggris. Semakin lama tinggal di sini aku semakin tidak suka. Apapun akan kuakukan supaya diijinkan pulang. Aku akan memohon kepada eomma.

20xx-09-11
Aku menelepon eomma. Aku memohon pada  eomma agar diijinkan pulang dan bersekolah di Korea. Aku berjanji akan tetap menjadi arsitek seperti yang eomma mau, tapi eomma tetap berkeras melarang. Aku mengatakan bahwa aku dibully supaya eomma merasa kasihan, tapi eomma tetap pada pendiriannya. Aku teringat pada ahjumma yang anaknya hilang. Alangkah senang menjadi anaknya karena selalu dirindukan, bahkan ahjumma itu rela mengelilingi dunia untuk mencari anaknya. Tidak seperti aku, berada di tempat yang jauh dan tak boleh pulang. Kata eomma aku baru boleh pulang jika sudah meraih gelar. Itu masih lama sekali. Aku baru grade 10. Apakah eomma tidak rindu padaku?

Kembali Lee Dowoo mengusap air matanya. Sungguh nelangsa anaknya di saat terakhir hidupnya. Keinginannya sederhana saja, tapi bahkan ia sebagai ayahnya tak mengerti.

Ia sampai di halaman terakhir, tulisan terakhir yang ditulis Soomin. Di sana tertera tanggal 27 September 20xx, empat hari sebelum Soomin ditemukan tak bernyawa di kamarnya karena over dosis obat tidur.

Menurut ibu asramanya, Soomin mulai mengonsumsi obat tidur sejak semester ketiganya di sana. Biasanya ibu asrama akan memberikan satu butir bila dibutuhkan sebelum tidur. Ada beberapa anak selain Soomin yang mengalami kesulitan untuk tidur.

Obat tidur itu diresepkan oleh dokter dan hanya untuk anak-anak yang menurut pemeriksaan memang membutuhkannya. Jadi obat itu tidak sembarangan diberikan. Oleh karena itu pihak sekolah terkejut ketika mendapati Soomin kelebihan dosis hingga meregang nyawa karena obat tidur. Polisi masih menyelidiki dari mana obat tidur itu berasal.

20xx-09-27
Rasanya tak tertahankan. Aku sangat merindukan rumah. Aku terbayang wajah halmeoni, wajah paman Seok dan bibi Euneul, juga wajah eomma dan appa. Paling kurindukan adalah rumahku dan kamarku. Aku rindu bau bunga azalea di musim semi. Aku rindu bau masakan bibi Han. Rasanya dadaku sesak karena merindukan rumah. Aku bisa mengerti peribahasa yang mengatakan orang mati karena rindu.

EPILOGWhere stories live. Discover now