13

121 7 0
                                    

Cerita ini sebenarnya adalah cerita yang sudah selesai ditulis dan berada di arsip sudah lama. Hanya terdiri dari 25 part dengan alur cukup cepat. Sebenarnya cerita ini untuk mereka yang sudah dewasa dengan persoalan yang mungkin ditemui dalam keluarga. Mungkin cerita ini sedikit anti mainstream dan terkesan mendukung perselingkuhan. Perselingkuhan bisa terjadi jika ada niat dan kesempatan. Namun kadang banyak hal terjadi dan membuat kesempatan dan niat itu ada. Kadang orang juga mencari alasan untuk pembenaran sebuah perselingkuhan. Cerita ini bukan untuk menghakimi atau mendukung hal itu. Hanya sebuah cerita, yang mungkin ada di antara kita meskipun dengan kondisi yang berbeda. Pada intinya hidup selalu penuh dengan pilihan. Tergantung bagaimana kita menentukan hidup yang bagaimana yang kita inginkan.

***

Hyunseok tergopoh-gopoh mendengar dering telepon dari rumah tua.

"Ya! Tunggu sebentar!" serunya sambil berlari dari tempat tinggalnya. Lee Dowoo sudah pergi mengajar dan Jang Haein pasti sudah pergi ke museum tempatnya bekerja. Mobil kedua orang itu sudah tidak kelihatan. Sedangkan nyonya Gong pasti masih berada di kamarnya untuk bermeditasi.

Hyunseok segera menyambar gagang telepon yang terus bergetar.

"Ya halo," sapanya.

"........"

"Ya betul."

"Tuan Lee sudah pergi mengajar dan istrinya sudah berangkat bekerja."

"..........."

"Baiklah, akan saya sampaikan. Sebentar, saya mengambil kertas dan pulpen dulu." Lelaki itu menyambar kertas dan pulpen yang tersedia di dekatnya. "Baiklah, saya akan mencatat pesan Anda."

".........."

"Dari Kedutaan Besar Korea di Inggris..."

"..........."

Hyunseok terdiam. Tangannya gemetar.

"Apa?!"

Gagang telepon terlepas dari tangannya membentur meja, menimbulkan suara yang keras.

"Seok! Ada apa?" Langkah nyonya Gong terdengar mendekat. Ia mendapati Hyunseok memandangnya dengan wajah pucat dan mata berkaca-kaca. "Seok?"

Hyunseok tak dapat menahan air matanya.

"Nyonya Gong...telepon dari Kedutaan Korea di Inggris...." Hyunseok tak dapat meneruskan kata-katanya.

"Soomin," desis nyonya Gong. Ia memegang dadanya yang mendadak nyeri. Hyunseok segera menahan tubuhnya dan membimbingnya untuk duduk di kursi. Ia lalu mengambilkan air dan obat sembari memanggil istrinya.

"Euneul!"

Istrinya tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Temani nyonya Gong, aku akan menutup galeri dan mengabari Lee Dowoo."

"Mengapa? Ada apa?"

"Soomin," ujar Hyunseok terbata. "Soomin kecelakaan."

Euneul terperanjat. Ia segera masuk ke rumah tua menemui majikannya. Hyunseok  keluar untuk menutup galeri. Ia lalu menghubungi Lee Dowoo dengan ponselnya.

"Halo..."

"Halo Hyung! Ada apa?"

"Dowoo...baru saja ada telepon dari Kedutaan Besar Korea di Inggris. Mereka mengabarkan bahwa.....bahwa...Soomin..." Hyunseok tak dapat meneruskan kata-katanya.

"Hyung! Hyung!" Suara Lee Dowoo terdengar panik. "Hyung! Ada apa dengan Soomin?"

Hyunseok tidak dapat membendung tangisnya. "Soomin kecelakaan. Kamu harus segera ke Cornwall."

EPILOGWhere stories live. Discover now