17

125 8 0
                                    

Sore yang cerah, Hyunseok menemani nyonya Gong yang sedang duduk di beranda. Bibi Han yang membantunya keluar dari kamarnya. Sekarang bibi Han sedang membuatkan majikannya itu secangkir teh.

"Nyonya, coba tebak, siapa yang kemarin mampir ke galeri?" Hyunseok membuka percakapan. Wajahnya berseri jenaka.

Nyonya Gong tertawa kecil. "Presiden? Atau mentri?" Hyunseok menggeleng. "Artis? Penyanyi? Sekumpulan anak muda yang menyanyi dan menari itu? Apa namanya? Mereka yang datang?"

Hyunseok menggeleng terus dengan tangan bersidekap di dadanya.

"Tehnya Nyonya," bibi Han menyela.

"Siapa?" tanya nyonya Gong penasaran.

"Mungkin teman Nyonya itu, nyonya Kang," bibi Han menimbrung.

"Bukan. Lebih baik dari presiden ataupun mentri. Lebih baik dari artis atau idol. Bahkan dari nyonya Kang," kata Hyunseok.

Nyonya Gong berpandangan dengan bibi Han.

"Dia adalah orang yang mengirimkan paket untuk Nyonya."

"Mengirim paket untukku? Pegawai pos?"

"Pegawai pos yang mengantar paket, Nyonya. Bukan yang mengirim," ujar Hyunseok gemas.

"Siapa? Rani Ssi?" tanya nyonya Gong ragu-ragu.

Wajah Hyunseok menjadi cerah. "Betul Nyonya! Maharani Ssi kemarin mampir. Dia mengirimkan salam."

"Sungguh? Mengapa kamu tidak mengajaknya masuk? Mengapa kamu tidak memberitahuku?" tanya nyonya Gong beruntun. "Apa yang membawa dia kemari?"

"Dia tidak mengatakan apa-apa. Kelihatannya dia sedang terburu-buru. Sebuah mobil dari Kedutaan menunggunya di luar. Tapi dia mengatakan akan datang lain kali."

Nyonya Gong tersenyum senang. "Rani Ssi. Benar dia orang yang baik kan Seok? Kau pasti bisa merasakan itu."

"Ya," kata Hyunseok. "Karena itu Nyonya harus sehat, supaya bisa menjumpai Rani Ssi jika ia datang berkunjung."

"Siapa yang akan berkunjung? Rani? Dia ada di sini? Di Seoul? Dari mana kalian tahu? Dia mengabari Eomma?"

Mereka terkejut karena Lee Dowoo tiba-tiba datang dan memberondong dengan pertanyaan. Belum sempat mereka menjawab, sebuah pertanyaan kembali terdengar.

"Siapa Rani Ssi?"

Mereka menengok ke  arah suara di mana Jang Haein berdiri bersama Euneul. Wanita itu melangkah mendekati suaminya.

"Siapa Rani Ssi? Akhir-akhir ini aku sering mendengar nama itu disebut di rumah ini. Apakah hanya aku yang tidak tahu siapa dia?" Jang Haein memandang suaminya.

"Dia yang mengirimkan hadiah untuk nyonya Gong," kata Euneul. "Kemarin dia mampir dan menanyakan nyonya Gong."

"Menanyakan nyonya Gong atau Lee Dowoo Ssi?" tanya Jang Haein sinis.

"Nyonya Gong," jawab Euneul lagi. "Dia sama sekali tidak menyinggung Lee Dowoo Ssi."

"Karena dengan mencari nyonya Gong, dia bisa bertemu Lee Dowoo Ssi. Berani juga dia mencari suami orang langsung ke rumahnya."

"Dia mungkin tidak tahu kalau Dowoo juga tinggal di sini," kata nyonya Gong dengan suara pelan. "Aku dan Dowoo tidak tahu kalau kami berdua mengenal orang yang sama sampai paket itu datang. Karena kami bertemu Rani Ssi secara terpisah. Aku yang memberinya kartu nama. Jadi wajar jika dia mencariku."

"Mungkin Eomeoni tidak bercerita, tapi mungkin suamiku ini sudah memberitahukan kepadanya. Bukan begitu Lee Dowoo Ssi?"

Lee Dowoo mengangkat wajah dan menatap istrinya. "Pertemanan eomma dengan Rani tidak ada hubungannya dengan hubunganku dengan Rani."

EPILOGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang