Chapter 31

36.2K 1.5K 12
                                    


Meskipun Margherita menjauhkan Helena dari ayah kandungnya yaitu Philip callian jauh ke Paris, itu semua tidak menutup fakta kalau Margherita bukanlah ibu yang baik, setidaknya di masa kecil putri tunggalnya, Helena.

Kehamilannya disambut baik tapi kemudian setelah melahirkan Helena dia menjauhi dirinya dari bayinya yang baru saja lahir ke dunia itu. semuanya sepakat mungkin saat itu Margherita mengalami baby blues, namun tidak.

Margherita memiliki dua saudara, kakak laki-laki yang bernama Michael atau mike, lalu adik perempuan bernama vanessa. mike tinggal dengan istrinya jauh dari kediaman Margherita dan vanessa, mike dan istrinya sepakat merawat Helena sampai suasana hati Margherita membaik, sejak saat itu helena tinggal dengan paman dan bibinya sampai dia berusia lima tahun.

Sangat miris, Helena tidak pernah menghabiskan waktu yang lama dengan ibunya, Margherita berkerja tak henti-henti kemudian dia akan mengunjungi Helena setiap akhir pekan.

Helena kecil selalu menantikan akhir pekan, karena hanya pada hari itu dia bisa bertemu dengan ibunya.

Pada usia enam tahun, Helena tinggal bersama ibu dan bibinya, meskipun tinggal seatap Helena tidak pernah memiliki banyak waktu bermain dengan ibunya, kebanyakan bersama bibinya vanessa itupun jika vanessa tidak memiliki jadwal kuliah atau pekerjaan yang mengharuskan dia tidak di rumah. Margherita mengambil asisten rumah tangga untuk merawat rumah dan juga menjaga Helena saat vanessa ataupun Margherita tidak di rumah.

Hubungan antara helena ibunya tidak pernah dekat sampai sebuah insiden terjadi dan merubah sikap dingin Margherita. sejak insiden itu terjadi Helena semakin dekat dengan ibunya, Margherita meninggalkan pekerjaannya dan beralih fokus untuk merawat putri tunggalnya, meskipun ada beberapa caranya yang salah dalam membesarkan Helena.

"Putrimu tumbuh dengan baik nyonya, dia baik, cantik, dan berhati kuat" Asisten rumah tangga Margherita bernama Mary kepada Margherita.

keduanya duduk di ruang tamu sambil minum teh, sambil mengamati bingkai-bingkai dengan foto Helena yang berevolusi, dari masa bayi, balita, Anak-anak, remaja dan dewasa. semua foto itu terlihat indah.

Margherita tersenyum sambil menggapai satu bingkai di sebelahnya, foto Helena dengan pakaian wisudanya. di foto itu Helena terlihat sangat bahagia, senyumannya lebar dan tulus, tidak di paksakan. menurut sudut pandang Margherita itu adalah senyuman terbaik putrinya yang pernah dia lihat, dan mungkin yang terakhir dia lihat.

"Sweet Leah, dia satu-satunya putriku, yang paling aku sayangi lebih dari apapun" kata Margherita tersenyum ke arah Mary.

Mary menganggukkan kepalanya, dia sendiri melihat proses pertumbuhan helena, Helena sendiri telah di anggapnya sebagai putri sendiri sebagaimana Helena dan ibunya menganggap dia sebagai keluarga mereka sendiri.

Awalnya mary adalah janda tanpa anak yang tinggal seorang diri jauh dari perkotaan, suatu hari dia bertemu dengan vanessa, kemudian vanessa membawa mary ke rumah mereka dan Memperkenalkannya pada Margherita, Margherita menyambutnya dengan hangat bahkan menawarkan pekerjaannya padanya. tanpa ragu mary menerima tawaran itu yang dia pertahankan sampai saat ini. baginya keluarga Helena adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki.

"Nyonya sepertinya kau memiliki tamu," ujar mary ketika matanya menatap ke arah halaman luar yang baru saja kedatangan mobil hitam.

Margherita menoleh ke belakang, memperhatikan mobil hitam yang berada di halaman rumahnya. sesaat kemudian pemilik mobil itu keluar dan berjalan masuk ke arah pintu utama.

"May, buatkan sesuatu untuk tamu ku, mungkin secangkir kopi panas dan cookies" ujar Margherita pada mary yang kemudian mary segera menuju dapur untuk membuatkan kopi.

Helena's revenge: stay away from Kaiser حيث تعيش القصص. اكتشف الآن