Chapter 32

34.1K 1.5K 27
                                    

JANGAN LUPA VOTE+KOMENTAR NYA GES🙌

HAPPY READING💖🦋


_________________________

Kaiser menarik tangan Helena masuk ke dalam kamar kemudian dia mengunci pintu dari dalam. helena bertanya-tanya dengan apa yang akan di lakukan oleh Kaiser tapi kemudian dia dibuat bingung dengan ucapan Kaiser.

"Ganti pakaianmu dengan piyama" katanya

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Helena dengan kening berkerut

"Kita akan tidur," jawab Kaiser "kakek akan memulai panggilan video dan aku ingin kita terlihat dekat agar kakek akan sepenuhnya percaya padaku, seperti rencanaku di awal" lanjutnya memperjelas pernyataannya.

Helena mengerti, dia segera melepaskan genggaman tangan Kaiser berjalan mengambil piyamanya di lemari dan segera masuk ke kamar mandi. sementara Kaiser yang sudah siap dengan piyamanya lebih dahulu menuju kasur dan menunggu Helena.

Sepuluh menit kemudian Helena keluar dari kamar mandi dengan piyama dan rambut panjangnya yang basah. Helena mengeringkan rambutnya terlebih dahulu sebelum bergabung dengan Kaiser di kasur.

Sementara Kaiser sudah membuka panggilan video dari kakek, mereka berdua berbicara terlebih dahulu dan kakek terdengar selalu memberi ancaman pada Kaiser, Helena sendiri mendengar satu ancaman dari kakek. ancaman yang masih berkaitan dengan masalah Kaiser itu sendiri, tentang hubungannya dengan Helena dan Kaiser hanya menjawab semuanya baik-baik saja sebagaimana kebohongan yang sedang dia mainkan.

Helena naik ke atas kasur bergabung bersama Kaiser, Kaiser sendiri menarik pinggang Helena agar lebih dekat dengannya, kakek yang melihat Helena sudah berada di layar handphonenya segera menyapanya dengan hangat.

"Apa kabarmu sayang?, apa kau di perlakukan dengan baik oleh cucuku?, dia tidak bersikap kasar seperti sebelumnya?" tanya kakek dengan ramah, dia terlihat sangat peduli dan benar-benar tulus dalam kepeduliannya pada Helena.

Helena memasang senyuman di wajahnya sebagaimana yang di inginkan oleh pria di sampingnya, tapi disisi lain dia memang memasang senyum untuk kakek karena jawabannya dia sangat baik-baik saja dan tidak ada yang harus pria tua dalam layar handphone ini khawatirkan darinya.

"Aku baik-baik saja kakek, bagaimana denganmu? apa mom bersamamu?"

"Aku sangat baik sayang, dan giny dia juga baik tapi dia sedang tidak bersamaku, dia pergi ke supermarket bersama kakakku"

Helena mengangguk paham "Dan bibi, apa dia baik-baik saja?, bagaimana kesehatannya?"

"Kakakku sangat sehat dan sama sepertiku dia menantikan kabar baik dari kalian berdua"

Kaiser terkekeh pelan mendengar ucapan kakeknya begitu juga dengan Helena, yang sebenarnya mereka berdua merasa canggung dengan maksud kabar baik dari kakek itu.

"Jika bibi sudah sangat sehat, kenapa kau dan ibu tidak kembali kemari?, kalian sudah terlalu lama di Amerika" kata Kaiser

"Kau sudah merindukan ku sejauh ini? atau kau punya maksud lain dari rasa rindumu itu cucuku?, dan ya, kami akan kembali akhir pekan ini, kami sudah sangat merindukanmu Helena sayang"
jawab sang kakek, tapi lagi-lagi kakek hanya fokus pada pembicaraannya dengan Helena bukan dengan cucunya sendiri yaitu Kaiser.

Helena's revenge: stay away from Kaiser Where stories live. Discover now