Chapter 23

38.3K 2.1K 28
                                    

*Double update!


Saat sampai di tempat yang di janjikan, Helena langsung melihat ibunya Margherita melambaikan tangan ke arahnya. Helena langsung kesana dan duduk di kursi sebelah ibunya, dia belum melihat orang lain selain ibunya di sana.

"Mum datang lebih awal atau aku yang terlambat?" Tanya Helena begitu dia duduk dan tidak melihat sosok pria yang katanya sangat ingin bertemu dengannya, yaitu ayahnya sendiri.

"Tidak Leah, kita berdua datang lebih awal daripada waktu yang di janjikan" jawab Margherita sambil tersenyum "Kau gugup sayang?"

Helena menggelengkan kepalanya "Tidak mum, aku tidak akan gugup untuk bertemu pria itu!" tegas Helena, Margherita mengangguk saja namun dia tahu kalau Helena sedang berbohong untuk menutupi rasa gugupnya.

Helena punya kebiasaan menggaruk-garuk kulit jarinya saat gugup, Margherita yang membesarkan putrinya seorang diri selama ini tak mungkin tidak tahu hal itu, jadi Helena tak bisa bohong padanya karena gerakan tubuhnya akan langsung membongkar kebohongannya.

Helena memang membenci ayahnya yang bahkan tidak dia kenal, dia tidak ingin bertemu pria itu namun sebagai manusia normal dia sangat penasaran dengan wajah ayahnya. sekarang pun dia merasa gugup untuk pertama kali bertemu dengan ayahnya.

"Leah aku ingin kau tahu kebenaran dari mulutku sebelum orang lain menambah ceritanya"Ibu dan anak itu saling memandang serius "Aku tak ingin kau kelihatan bodoh nantinya"

Helena menganggukkan kepalanya dan memasang telinganya untuk mendengarkan cerita ibunya. inilah momen yang Helena tunggu-tunggu sepanjang hidupnya, sejak dulu Helena meminta ibunya memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa ayahnya namun Margherita selalu menolak dengan alasan yang berbeda-beda, Helena menghormati keputusan ibunya dan akan menunggu waktu di mana ibunya siap menceritakan apa yang selama ini tidak dia ketahui dengan jelas.

"Ayahmu adalah orang yang terkenal di dunia bisnis, bahkan Kaiser mungkin mengenalnya"

(Margherita pov)

Aku dan ayahmu menikah selama delapan tahun, seperti pasangan pada umumnya kami mendambakan seorang anak, buah cinta kami lahir ke dunia. namun, sampai tahun kesembilan, aku tidak melahirkan satu anak pun dari pernikahan kami. aku mengikuti program hamil, namun tidak membuahkan hasil, aku melakukan berbagai cara, seperti minum obat herbal dan lainnya, tapi hasilnya tetap sama. aku tidak mengandung.

Akhirnya kami memutuskan untuk menerima apa yang terjadi, kami menerima fakta kalau aku tidak mungkin bisa melahirkan. sampai suatu hari ayahmu pulang dengan anak laki-laki berusia tujuh tahun yang bersembunyi di belakangnya. aku menyambut kedatangan anak itu, aku mengambilkan handuk untuk mengeringkan rambutnya yang basah karena air hujan, memberinya segelas cokelat panas dan selimut. Keinginanku menjadi seorang ibu selama sembilan tahun tiba-tiba terkabul dengan datangnya anak itu dan memanggilku dengan sebutan ibu.

Aku tidak kenal siapa anak itu bahkan tidak bertanya pada ayahmu hari itu, aku menunggu sampai besok lalu menanyakan siapa anak itu, kau menemukannya di mana?, siapa orang tuanya dan siapa namanya?.

kemudian ayahmu menjawab "Namanya Edgar" saat itu aku menganggukkan kepalaku dan hendak memuji nama yang bagus itu, tapi kemudian ucapan ayahmu membungkam mulutku.

Dia mengakui kalau Edgar adalah anak kandungnya dengan wanita lain, selingkuhannya. aku langsung diam mengingat umur anak itu sudah tujuh tahun sedangkan usia pernikahan kami sembilan tahun, yang artinya ayahmu sudah mengkhianati dari awal.

Helena's revenge: stay away from Kaiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang