Chapter 2

75.5K 3.3K 32
                                    

Hallo!
Jangan lupa Vote dan komentar
share juga cerita ini ke teman kalian, siapa tahu mereka mau baca:)

Happy Reading
.
.
.
.
.

Aku tidak langsung kembali ke mansion Halehardt, melainkan menuju cafe yang tidak terlalu jauh dari rumah ibu. Aku memesan kopi dan duduk di dekat kaca sambil melihat orang-orang yang berlalu lalang di luar.

Setelah aku memberitahu kondisiku, ibu memarahiku karena itu bukanlah kondisi yang dia inginkan. aku tahu, dan aku merasa bersalah pada diriku sendiri dan pada ibuku. ibu tidak membesarkan ku dengan mudah namun aku membiarkan kaiser melukaiku dengan mudah, tentu saja ibuku tidak Terima akan hal itu.

Awalnya ibu tidak peduli jika dunia tidak tahu kalau aku sudah menjadi istri dari Kaiser Halehardt, yang penting hidupku berjalan dengan baik dan bahagia di mansion suamiku. tapi setelah tahu apa yang terjadi padaku, ibu mengumpati kaiser dan juga mengumpati ku yang hanya diam dengan perlakuan buruk yang kudapat.

Aku yang sekarang tidak akan menjadi seperti yang dulu, hatiku kecewa dan juga marah. aku tidak mau perkataan laki-laki itu menghantui kepalaku sampai membuat ku menyiksa diri sendiri.

Setelah menikah dengannya, aku jarang keluar mansion, jarang bersama teman-temanku, kalau aku mengundang temanku ke mansion, Kaiser akan marah karena dia tidak mau teman-temanku mengambil foto bersamaku lalu meng-upload nya ke media sosial, Orang sekaya dia sangat pelit!.

Tubuhku juga jadi tak terurus, kurus seperti orang yang kurang gizi, faktanya iya. mulai hari ini aku tidak akan membiarkan tubuhku terluka lagi karena laki-laki seperti dia, aku akan kembali menjadi Helena sebelum mengenal Kaiser Halehardt.

"Helena...? "

Aku mendongak ke arah suara berat yang memanggilku di depan, setelah kulihat itu adalah temanku, Edgar.

Aku memasang senyuman setelah Edgar merengkuh tubuhku untuk berpelukan, kami memang sudah lama tidak bertemu. setelah berpelukan Edgar duduk di depanku dan langsung menyeruput kopiku tanpa izin.

"Kau banyak melamun, kopimu sudah dingin" Ujar Edgar setelah meneguk kopiku sampai habis, dia memang tak punya sopan.

Keningku berkerut"Kau baru saja meminum kopiku tanpa izin!"ketusku

Edgar hanya terkekeh tanpa rasa malu, dia memang biasa mengambil makananku tanpa izin, mengenai hal lain, Edgar lebih tua tujuh tahun dariku, awalnya kami bertemu di cafe ini juga. waktu itu aku tak sengaja menumpahkan kopiku di kemejanya sampai-sampai kemeja putihnya kotor dengan kopi. bukannya memarahi ku, Edgar malah tersenyum dan berkata tidak masalah. Hari-hari berikutnya kami kembali bertemu dan cafe ini ternyata adalah tempat Favoritnya, kami mulai bicara dan menjadi teman.

"Leah, kau punya masalah?" Saat kulihat wajah Edgar yang tadinya full senyum berubah Menjadi sorot yang khawatir "Kau tampak lebih kurus, lalu kau juga melamun sampai tidak sadar kalau kopimu sudah dingin" lanjutnya lagi.

Edgar mempunyai wajah yang tampan, auranya terlihat baik. jika bersama Edgar rasanya aku sedang bersama kakak laki-laki yang tidak pernah aku miliki.

"Aku punya masalah, tapi itu bukan apa-apa, hanya hal kecil yang ku besarkan" Jawabku dengan tampang meyakinkan, memangnya jawaban apa yang harus kubilang selain itu?, harus bilang kalau suamiku mengejekku pada temannya sampai aku stres begini?, tidak mungkin.

Edgar menganggukkan kepalanya saja, tapi matanya selalu menatapku seperti meneliti sesuatu. "Aku memang tidak tahu hal kecil apa yang kau maksud Leah, tapi jangan sampai menyiksamu dirimu seperti ini" katanya dan aku hanya tersenyum kaku.

Helena's revenge: stay away from Kaiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang