maaf.

359 56 10
                                    

Happy Reading Brodie
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...
..
.
.
.
.
.
.... ..
.
.
.
.
.



















"Maaf kan aku, Gie. Aku gagal ya? Maaf... "
Hujan deras kala itu. Tak membuat tangisan Adel bisa menjadi satu. Tangisannya tetap berbeda dengan air hujan yang mengaliri sekujur tubuhnya yang tengah membawa Regie di belakang punggung. Dirinya berjalan menuju Perguruan dengan tertatih. Dirinya yang tak bisa melindungi Regie, apakah pantas kembali? Dengan sebuah kegagalan yang luar biasa


Adel yang telah memasuki pintu perguruan itu. Dilihat oleh banyak murid-murid lain yang masih belum mengerti kejadian sebenar. Meski begitu, dirinya tetap berjalan diantara derasnya hujan. Membawa tubuh Regie yang telah kehilangan nyawa sebab dirinya sendiri. Plak...!
Sebuah tamparan keras Adel dapatkan dari ibunda Regie yang telah menyaksikan anaknya terbunuh. Adel tak membalas, dirinya hanya diam, lalu menurunkan tubuh Regie agar bisa orang tuanya peluk


Semua murid termasuk ketiga kakak senior Adel datang berkumpul. Mereka, melihat jasad Regie yang telah dingin. Berlumuran oleh darah dan tak bergerak sama sekali, "dasar anak tidak becus! Anak saya meninggal karena kamu!"
Bugh...!
Perut Adel kembali ditendang, kali ini. Oleh ayah Regie hingga dirinya jatuh beberapa meter. Ayah Regie mendekat, menarik kerah baju milik Adel hingga Adel terangkat dengan keadaan leher yang disiksa. Bugh...!
Kali ini, pukulannya dilancarkan hingga membuat hidung Adel berdarah-darah. Namun, tubuh Adel belum dilepaskan sama sekali oleh ayah Regie


Murid lain yang melihat nya, ingin sekali membantu dan membalaskan beberapa pukulan untuk Adel, akan tetapi. Ditahan oleh Rey dan Lin yang tentu mengerti dan memahami keadaan nya sekarang ini.
Meski mereka juga tidak terima bila junior mereka diperlakukan seperti itu, namun. Mereka juga tidak bisa bertindak seenaknya, dan merusak nama baik perguruan yang telah guru Chen bangun mati-matian. "Hanya sekedar samurai saja kamu tidak bisa melawan! Lalu bagaimana dengan kungfu kamu kedepannya?!"
Adel dibentak dengan begitu keras. Namun, dirinya hanya menunduk dengan tatapan kosong. Tatapan yang seakan sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi


Brak...!
Ayah Regie membentur kan kepala Adel ke sebuah kursi kayu. Shani yang melihatnya ingin sekali melangkah maju. Tapi masih dengan alasan yang sama, dirinya ditahan oleh Gita dan Jinan yang juga mengerti kondisi sekarang ini. "Fisik Adel tidak selemah itu. Jangan membalas dahulu, kak"
Ujar Gita mengingatkan sembari memegang erat tangan Shani yang ingin pergi untuk membantu juniornya. Sementara Jinan, dirinya malah merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Adel dengan benar seperti biasanya. "Del, ini terlalu berat untukmu"
Batin Jinan sembari memegang baju Shani agar tidak bertindak sembarangan



"Regie itu anak tunggal saya, Del... Dia anak satu-satunya yang saya miliki. Yang saya besarkan, YANG SAYA SAYANGI SEPENUH HATI, LALU. DENGAN MUDAHNYA SESEORANG MERENGGUT NYAWANYA, KARENA KAMU TIDAK BECUS!"
Namun. Adel juga sakit, Adel juga merasakan lara yang sama setelah mengetahui bahwa pelakunya adalah, Oniel. Orang yang selama ini selalu ia kenang dengan baik di dalam hatinya. Tapi, mengapa saat Adel tahu bahwa dirinya masih hidup, Oniel. Malah merenggut nyawa Regie dengan begitu mudahnya? Mengapa ia tak mempertimbangkan semua ini seperti saat pertama kali membicarakan tentang kekompakan jurus andalan mereka?



"Kak Oniel ya? Aku membenci dirinya sepenuh hati"
Batin Adel. Hatinya serasa retak, walau berat. Ia akan mencoba untuk membenci Oniel dan menaruh dendam kepada dirinya, meski. Sangat sulit bagi Adel untuk melupakan semua kenangan manis yang telah mereka lakukan di perguruan ini, "Adel... "
Gracie yang tadinya hanya ingin memberikan sebuah gulungan informasi untuk guru Chen. Tanpa sengaja malah menjadi salah satu saksi kejadian yang memilukan itu. Ia melihat jasad Regie, sekaligus melihat Adel disiksa oleh ayahnya Regie



Ayah Regie mengambil sebuah tombak di sampingnya. Ia mengangkat tombak itu dengan kedua tangannya, ia. Ingin membunuh Adel yang telah gagal menjaga Regie, tapi. Adel? Dirinya yang sadar hanya terdiam sembari mengingat-ingat kejadian sewaktu ia bertemu dengan Oniel setelah 4 tahun hanya bisa memandang gambarnya.
Tiba-tiba, guru Chen menghadang tombak itu dengan tangannya. Tombak yang hampir sampai ke kepala Adel, berhasil dihentikan hanya dengan satu tangan guru Chen



"Yang salah bukan murid ku. Yang salah adalah anda dan istri anda yang selalu mementingkan pekerjaan dibanding anak sendiri. Apalah anda pernah tahu? Bahwa anak anda pernah menangis karena dilarang bermain olahraga kegemarannya. Dan yang menghibur anak anda, tak lain dan tak bukan, adalah murid saya. Hardel Harrelson, yang sempat ingin anda bunuh"
Tatapan tajam serta nada dingin, guru Chen berikan pada lelaki yang ingin membunuh muridnya itu. Guru Chen melemparkan tombak milik perguruan nya ke sembarangan arah, sembari masih menatap ayah Regie. "Anda hanya tau nama, wajah dan misi murid saya. Namun, anda, tidak akan pernah tau, perbuatan apa yang murid saya lakukan hingga bisa membuat anak anda menjadi kembali ceria, dasar tua bangka"



Adel beranjak setelah melihat gurunya memasang badan untuk melindunginya. Dia menatap ayah Regie dengan tatapan kosong. Lalu, dirinya memberi hormat dengan menundukkan badannya sendiri, "maaf. Aku telah gagal menjalankan misi yang seharusnya tidak boleh gagal. Tapi kalau tuan perlu tahu, aku juga kehilangan sesosok teman. Terimakasih"
Adel kembali menegakkan badannya. Lalu berjalan menjauh dari tempat yang akan selalu membuat dirinya teringat akan, Oniel. Apalagi, setelah melihat jasad Regie yang tengah dipeluk oleh sang ibunda



Jinan, Shani dan Gita langsung mengejar Adel. Mereka bertiga membagi tugas, salah satu dari mereka (Gita) akan mengambil obat untuk mengobati luka Adel di sekujur tubuhnya. "Dia akan kembali seperti dulu kan, Nan?"
Shani bertanya dengan perasaan khawatir. Dirinya, sama sekali tak mau Adel berubah menjadi dingin karena kejadian hari ini yang sangat buruk, "entahlah. Namun, aku akan berusaha untuk menjaga dirinya lain kali"
Ujar Jinan sembari melihat punggung Adel yang penuh dengan bercak darah dirinya sendiri dan Regie


___



"Jangan terlalu bersedih. Kita semua juga pernah gagal dalam menjalankan misi, Del"
Celetuk Gita saat Jinan tengah mengobati wajah Adel yang sudah babak belur. Dan jari-jarinya yang tergores pedang, "misi ku yang gagal. Telah berhasil merenggut nyawa temanku sendiri, apakah itu wajar?"
Timpal Adel dengan tatapan yang masih kosong. Dirinya, seperti sudah kehilangan semangat untuk menjalani kehidupan nya di masa depan



"Kau selalu hidup di dalam gelapnya masalalu. Itulah yang membuatmu tak pernah berhasil melawan samurai"
Kata Shani. Dirinya, merasa sangat kecewa pada Adel yang berubah drastis seperti ini. Ia, merasa tak pernah mengenal Adel jika sifat Adel menjadi seperti ini.
Jinan hanya bisa terdiam saat melihat matahari kecilnya terluka. Entah secara fisik maupun mental. Matahari kecilnya, benar-benar sudah hancur berkeping-keping dari segala sisi yang dahulunya selalu terlihat bersinar meski dalam kegelapan, "Regie terbunuh karena salah satu murid guru Wang. Lantas, mengapa kakak membawa nama samurai?"
Gita tersentak. Dirinya langsung tersulut amarah saat mendengar kata mawar merah. Perguruan yang selalu ia benci sejak pertama kali tinggal disini



Gita berdecak kesal. Tangannya mengepal seakan ingin memukul semua murid-murid guru Wang hingga tewas ditangannya sendiri. Jinan, yang sadar, berusaha mengingatkan mereka, termasuk dirinya. "Masalalu hanya sebuah pengalaman untuk melanjutkan hidup. Dan balas dendam adalah sesuatu yang tak akan pernah selesai, lantas. Mengapa kita harus melakukan sesuatu yang hina seperti itu?"
Fikiran Jinan selalu terbuka disaat-saat genting seperti ini. Dia, selalu memiliki kata-kata penenang dan motivasi yang akan membangkitkan semangat hidup seseorang perlahan-lahan



"Jangan membunuh murid guru Wang yang telah menewaskan, Regie. Jika ada salah satu dari kalian yang melakukan itu.
Aku, Hardel Harrelson. Akan membunuh kalian sama persis saat kalian membunuh murid guru Wang yang aku maksud. Dan Biarkan lah aku, yang menyelesaikan masalah ku sendiri"



















-TBC-


disini nasib Adel mulai ngenes wkwkw. Vote agar happy ending!
Btw ada sedikit spoiler di akun tiktok author, sama ada spoiler buat cerita baru, jangan lupa mampir!

Kungfu Hero (Adeljkt48) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang