Hallo kembali, kawan!

318 47 6
                                    

Happy Reading Brodie
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
















3 tahun t'lah berlalu.
Kini semuanya akan baik-baik saja kalau difikirkan kembali



Sebuah langkah kaki perlahan terdengar menyusuri lorong yang sudah tak membutuhkan lampu ataupun lilin sebagai cahaya lagi. Lantai yang bersih, tak licin, dan jarang ditinggali oleh lumut ataupun debu kotor yang bisa membuat kesehatan menjadi menurun. Langkah kaki yang semakin terdengar jelas ingin memasuki ruang perpustakaan dengan sepatu berwarna hitam yang membuat suara langkah terdengar hingga ke telinga orang-orang sekitar



Pintu perpustakaan terbuka dengan lebar, menampakkan berbagai buku menarik yang tersusun rapi sesuai dengan kategori yang menempel di atasnya. Buku fiksi, romansa, bahkan pelajaran mengenai kehidupan pun tersedia lengkap di sana, semuanya hadir tanpa ada yang menitip absen. Seseorang berambut sebahu memasuki ruangan yang masih cukup sepi. Ia melangkah perlahan-lahan untuk mencari seseorang yang menjadi tujuannya pergi ke perpustakaan ini. Ketika ia sampai, tepatnya pada kategori buku sejarah mengenai asal usul maupun cerita tentang bela diri kungfu. Ia mendekat kepada seorang lelaki yang tengah membaca buku sembari berdiri dan bersender di dinding yang dingin



Lelaki yang telah menumbuhkan sedikit kumis tipis di atas bibirnya tersadar, ia menutup buku yang tengah ia baca, lalu. Menyapa seseorang perempuan berambut sebahu yang menghampiri dirinya dengan aura yang dingin, entahlah sejak kapan aura itu menempel, namun. Aura itu sudah melekat pada tubuh perempuan yang menghampiri lelaki itu. Lelaki itu tersenyum simpul sembari menurunkan lintingan lengan baju yang tadi ia naikan. Perempuan itu hanya berdehem dengan wajah datar yang juga sudah menjadi hal biasa untuk dilihat selama tiga tahun terakhir



Sang lelaki menaruh buku yang telah ia tutup ke rak buku seharusnya. Ia mendekat, lalu. Menanyakan tujuan dari perempuan yang lebih muda 6 tahun daripada dirinya yang telah berusia 26 tahun. Perempuan itu menunjuk sang lelaki dengan jari telunjuknya yang terlihat mirip dengan jari telunjuk lelaki, padahal. Perempuan seharusnya memiliki jari yang lentik dan panjang, akan tetapi. Ia sedikit berbeda setelah menjalani latihan berat selama 3 tahun ini. "Di panggil oleh kak Gracia"
Ujar perempuan itu singkat. Sang lelaki hanya tertawa kecil karena juniornya satu ini benar-benar menghemat kata yang keluar dari mulutnya



Lelaki bertubuh kekar serta mata indah yang selama ini menemani dirinya, mengacungkan kedua ibu jari dari tangan kanan dan kiri miliknya. Ia mengambil sepatu yang tadi ia lepas karena merasa kakinya panas, ia tak memakai sepatu itu kembali, hanya membawanya dengan dua jari dan kaki yang tanpa alas sama sekali. Lelaki itu melangkah perlahan-lahan untuk menemui Gracia yang mencari dirinya. "Ah iya! Kau dan Oniel juga dicari oleh Zean. Agaknya, Oniel sudah sampai terlebih dahulu ketimbang dirimu, Del"
Lelaki itu melontarkan beberapa kata amanat yang diberikan beberapa waktu lalu oleh orang lain, tanpa membalikkan badan. Ia berbicara sembari melangkah ke depan dan keluar dari perpustakaan



Lelaki berusia 26 tahun, berbadan kekar, cukup tinggi. Dahulu, saat pertama kali bertemu dengan junionya, ia memiliki poni yang tak melebihi mata indah miliknya, 'kan? Kalau sekarang, ia sudah berbeda. Kini, ia sudah tak menggunakan poni lagi, rambutnya belah tengah, sudah tidak memakai poni yang akan membuatnya terlihat sebagai lelaki lucu dan menggemaskan. Setelah berusia 26 tahun, ia merasa bahwa sudah masanya ia terlihat sebagai lelaki dewasa. Maka dari itu, ia mengubah rambutnya agar terlihat lebih gagah dari raut wajah, karena. Badannya memang sudah sangat memenuhi standar lelaki gagah nan berotot




Kungfu Hero (Adeljkt48) Where stories live. Discover now