ini teman mu.

270 37 4
                                    

Happy Reading Brodie
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

















Pada pagi hari, suara ricuh yang ditimbulkan siswa maupun siswi sudah bisa terdengar di ruang kelas manapun. Hari ini, ada kegiatan porseni antar kelas. Jadi, wajar saja mereka sudah ribut pagi-pagi.
Beberapa lomba berada di lapangan seperti sepak bola, basket, tenis meja, dan lain sebagai nya. Sementara lomba menggambar, menari, menyanyi. Berada di ruang kelas pilihan para guru, "kau yakin tidak ingin mengikuti satu pun cabang, Del?"
Gracie bertanya pada temannya sembari mengenakan baju voli miliknya. Adel menggeleng, ia memang tak ingin mengikuti lomba apapun, ia hanya ingin menonton



"Sudahlah, Grace. Jangan khawatir kan diriku, kau fokus saja berlomba. Aku akan menyemangati dirimu disini, mengerti?"
Ujar Adel. Lalu, dirinya duduk di sebuah kursi penonton. Pertandingan pertama adalah voli, Gracie juga mengikutinya di regu putri. Jadi, Adel harus menonton teman kebangganya itu. Setelah mendengarkan perkataan Adel, Gracie lantas mendekat ke rekan timnya. Sebentar lagi akan dimulai, tak enak jika Gracie masih berkeliaran di sekitar sini. "Semoga kau menang, temanku"
Gumam Adel. Perlahan, angin datang membawa kesejukan bagi para pendukung tim masing-masing. Perlahan, mic yang akan digunakan pembawa acara dicek oleh ahli elektronik agar tidak ada kesalahan saat dipakai



Masing-masing tim duduk di kursi khusus yang telah disediakan. Mereka memakai jersey yang berbahan licin. Tim Gracie, memakai jersey berwarna kuning campur biru, celananya pendek, namun. Juga bisa memakai celana panjang hitam di dalamnya kalau tidak nyaman memakai celana pendek. Karena jam sudah menunjukkan waktu yang ditentukan. Maka, pertandingan akan segera dimulai. Pembawa acara itu menyambut kami, sang penonton sekaligus pendukung dengan ramah tamah. Kemampuan berbicara nya sudah tak bisa diragukan lagi, pasti. Ia adalah seorang profesional yang memiliki jam terbang



Adel menoleh ke berbagai arah mata angin. Dirinya, merasa tidak enak hari ini, entahlah. Seperti merasakan hawa yang tidak sedap tengah menghantui sekolahan ini. Aura negatif yang kental, juga sempat ia rasakan ketika diajak Gracie menonton pertandingan voli yang saat ini sudah akan dimulai. Adel, mungkin belum merasa aneh, ia. Hanya merasa akan terjadi suatu hal yang tak diinginkan. "Terlalu awal untuk mengecek. Masih ada pertandingan yang harus di lihat"
Untuk, Gracie. Adel berusaha untuk tetap tenang di bangku penonton, ia. Tak ingin Gracie kecewa atau khawatir sama sekali



"Kak Adel"
Seseorang menepuk bahu Adel seperti sebuah terpaan angin. Suara itu sampai ke telinga Adel entah karena bantuan angin atau memang volume sedang yang berhasil menyampaikan suaranya ke telinga Adel. Adel sontak menoleh ke arah belakang, seorang gadis dengan rambut panjang, memasang wajah serius, lalu. Membisikkan sesuatu yang terdengar penting, "di gerbang depan sekolah. Ada yang ingin menemui kakak, bolehkah?"
Adel lantas beranjak. Menarik tangan gadis yang tentu ia kenali, menjauh dari penonton lain yang tak ingin terganggu karena pembicaraan mereka yang entah penting atau tidak



"Bisa kau beritahu, siapa dirinya. Sel?"
Greesel menggeleng, ia sama sekali tak mengenal seseorang yang ingin menemui Adel. Adel mengangguk paham, lalu ia bergegas menuju gerbang utama sekolahan untuk memastikan apa yang tengah terjadi dan siapa yang ingin menemui dirinya, "kenapa pergi? Padahal, aku sudah berharap Adel melihat penampilan ku kali ini. Sayang sekali"
Batin Gracie, ia memang sedikit kecewa saat Adel langsung pergi meninggalkan lapangan tanpa meminta izin dari dirinya, akan tetapi. Ia harus tetap tenang dan duduk manis di kursi khusus ini


Kungfu Hero (Adeljkt48) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora