inilah takdir

421 46 6
                                    

Happy Reading Brodie
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


















"Bajingan! Bajingan kalian berdua! Brengsek tua! Dasar sialan!"
Adel berteriak sekencang mungkin. Kala itu, semuanya seperti sudah tak ada artinya, bahkan. Adel tak sempat berfikir untuk melanjutkan hidupnya lagi. Kedua samurai itu tertawa bersama. Mereka mendekat ke arah Adel yang sudah hampir setengah gila. Mereka melepaskan seluruh ikatan termasuk kain yang berada di mata Adel. Pandangan mata Adel tak jelas waktu pertama kali dibuka kan, karena terlalu lama ditutup, jadi. Membuat pandangannya rabun



Meski begitu, Adel. Langsung mendekat ke jasad Gita dan Shani yang sudah tergeletak di lantai dengan darah yang tak kunjung berhenti. Air mata Adel semakin mengalir dengan derasnya. Ia memegang tangan Gita dan Shani, meletakan kedua tangan itu di dekat pipinya. Ini semua tak adil bagi dirinya yang belum siap menerima kenyataan. Darah itu, yang sudah berkali-kali ia lihat, namun. Mengapa rasa sakitnya tetap sama? Bajingan sekali. "Bukan kah ini hukuman yang setimpal?"
Salah seorang samurai membuka mulutnya dengan maksud untuk membuat amarah Adel meningkat



Adel tak hirau, ia masih memegangi tangan yang telah menjadi dingin itu. Rasanya sungguh sakit, ketika melihat orang yang ia sayangi mati terbunuh secara langsung di hadapannya. Terlepas dari sikap Shani yang tak berfikir sebelum memukul Adel, dan sikap Gita yang seolah-olah langsung mempercayai bahwa, Adel. Telah membunuh, Jinan. Mereka berdua tetap akan menjadi rumah Adel, tempat pulang bagi Adel, dimana ada seseorang yang selalu memikirkan dirinya. Namun, kalau tempat pulang Adel hancur, dimana Adel akan bersandar selepas pulang dari sekolah?




Adel merapihkan rambut kedua wanita yang begitu berjasa dengan lemah lembut. Menatanya agar seperti baru disisir, "Wajah cantik ini.. Mengapa harus sia-sia ditempat kejam seperti ini? Aku tak terima"
Gumam Adel. Ah, tubuh mereka berdua sudah menjadi dingin dan kaku, sudah seperti mayat lain seperti pada umumnya. Akankah ini sesuatu yang adil bagi mereka yang begitu berjasa di hidup Adel?
Senyuman itu. Yang selalu manis dan hangat ketika dipandang, mengapa harus diukir untuk yang terakhir kalinya di tempat para bajingan-bajingan berada?




Rasanya sudah tak sama lagi. Dahulu, ketika Adel melihat wajah kedua kakak seniornya, ia akan tersenyum, atau berfikir ia akan dimarahi karena terlalu banyak memakan ramen dan es krim. Namun, kini sudah sangat berbeda. Ia akan menangis bila melihat wajah kedua kakak seniornya ini, apalagi. Setelah kedua jasad ini dimakam kan, pasti. Adel akan selalu teringat pada wajah mereka ya? Ini adalah suatu hal yang sulit. Kapan ia akan sembuh kalau begini? Rasanya hancur kalau melihat cahaya unik kita telah meredup. Cahaya yang biasanya bersinar paling terang meskipun selalu berjalan dalam gelapnya kehidupan, kini. Telah hilang karena cahayanya direnggut



"Selamat beristirahat tempatku untuk pulang. Pada akhirnya, kalian sudah tak akan direpotkan oleh suara bising dari mulut ku ya? Haha, selamat menikmati kehidupan setelah kematian. Aku tak akan pernah melupakan setiap senyuman dan nasehat yang kalian berikan, percayalah"
Tangan yang tadinya, Adel. Pegang dengan erat, ia lepaskan dengan perlahan. Meski sulit, ia juga tak bisa menantang atau berkelahi dengan takdir yang sudah di rancang oleh Tuhan. Rasanya sakit, namun. Ini sudah menjadi jalan yang terbaik baik Gita dan Shani. Mereka sudah tidak akan merasakan sakit lagi setelah ini, walaupun. Adel harus kehilangan tempatnya untuk pulang



Kedua samurai bejat itu mendekat ke arah Adel yang tengah berduka. Mereka menarik dengan paksa tangan Adel yang masih sakit dan merah akibat terlalu lama diikat.
Adel sempat memberontak, bahkan. Sampai menginjak kaki salah seorang samurai yang berbau daun jeruk. Namun, tenaganya kalah, ia kalah kuat karena sudah kehilangan semangat dan energinya seperti semula. Lalu, ia ditarik paksa untuk keluar dari ruangan tersebut. Mungkin, ia akan disiksa dan diberi hukuman dengan cara lain. "Aku akan membalaskan dendam kalian. Tunggu saja dasar para bajingan tua"



Kungfu Hero (Adeljkt48) Where stories live. Discover now