5

4.9K 108 6
                                    

Semenjak aku ketemu sama Dafa, aku jadi bingung mengapa dia mau minta maaf, padahal aku susah payah untuk melupakannya, dan move on ku gagal gara-gara ketemu dia, ketemu sih udah biasa karena sekelas, tapi dia kemarin bicara sama aku. Daripada aku pendam lebih baik aku cerita pada Sylvi. Aku menulis pesan padanya.

"Syl kita ketemuan yah di rumahku, sekarang!"

"Emang ada apa"

"Pokoknya cepetan kesini!"

"Ok sip"

Sylvi sudah datang aku menceritakan semuanya di kamarku, dia tidak berani untuk memotong pembicaraanku, karena aku sudah peringatkan pada dia agar tidak memotong pembicaraanku sebelum semuanya selesai. Ceritaku sudah selesai Sylvi malah natap aku mulu.

"Sylvi!!! ih..." bilangku padanya risih aku diliatin kaya gitu.

"Apa? Lanjut ceritanya!" perintahnya.

"Udah selesai.. Sylvi cantik.. Imut..." jawabku kesal.

"Oh" kata Sylvi so polos.

"Hanya oh..?" kataku tambah kesal.

"Iyah, emangnya mau apa?" katanya lagi.

"Aku minta saran dari kamu Sylvi, atau komen gitu, ngapain kalau aku cerita nggak dikasih respon ah.." kataku.

"Yah, tapi serius? Dia bicara sama kamu?" tanya Sylvi.

"Iyah serius" jawabku sambil mengangkat tanganku yang berbentuk v.

"Terus, apa Rere sakit itu... Sakit hati lihat kamu sama Dafa yah?" kata Sylvi.

"Tidak lah, dia nggak lihat aku sama Dafa karena aku menghentikan pembicaraanku ketika aku melihat Rere yang celingak-celinguk mencariku" kataku.

"Begitu" kata dia sambil melirik jam dinding di kamarku.

"Iyah.."

"Kayanya aku harus pulang, maaf yah" kata Sylvi sambil berdiri.

"Yah nggak pa-pa kok, makasih yah udah mau dengerin ceritaku" kataku sambil tersenyum.

"Iyah, aku pulang" katanya.

Aku mengantar dia sampai depan rumahku, tapi Sylvi pamit dulu pada mamaku.

"Aku pulang yah tante" kata Sylvi.

"Iyah, hati-hati di jalan yah Syl" kata mamaku.

"Iyah tante, Assalamualaikum" katanya padaku dan mama.

"Wa'alaikum salam" jawabku dan mama.

°°°

Beberapa minggu kemudian

Sekolah sekarang berisik, karena guru mata pelajaran sekarang tidak masuk, dikarenakan gurunya sakit.

Bel berbunyi

Bel sudah berbunyi sekarang ganti pelajaran yang kedua.
Guru menyuruh semua murid untuk membuat kelompok, aku berkelompok dengan grup GC ketuanya Nanda anggotanya aku, Mala, Beta, Nurul, Lani, Sylvi, Eca dan Rere.
Tapi Rere gak sekolah dia gak sekolah selama 6 hari keterangannya Alfa kata dia sih sakit, tapi gak tau bener atau nggaknya dia sakit. Pasti kalau ada waktu untuk menjenguk kita akan menjenguknya. Guru menyuruh untuk membuat gerakan senam karena ini pelajaran olahraga.

"Nanti kita kerja kelompok pulang sekolah!" perintah Beta.

"Nanti deh ta, akunya cape" kata Nurul sambil bersandar ke belakang.

"Mending sekarang aja biar cepet Nurul" bilang Beta pada Nurul.

"Yah bener kata Beta, Nurul" tambah Eca

"Aku juga gak bisa nih ta" kata Nanda.

"Ya udah deh, ok aku mau kerja kelompok" kata Nurul.

"Emang kamu mau ngapain?" kata Beta.

"Aku mau pergi" kata Nanda

"Sama pacarmu itu yah, Hamdani, iya kan?" kata Beta sinis.

"Pokoknya aku nggak bisa titik" kata Nanda dan langsung pergi.

"Ah terserah dia, kalau nggak mau kita keluarin aja, ketua biar aku aja" kata Beta.

"Yah.." jawab semunya serempak.

"Tapi mau dimana?" kata Lani.

"Ehmm dimana yah?" kata semuanya mereka berpikir dan akhirnya mereka menatapku.

"Di rumah Tiana aja gimana? Bolehkan Tiana. . .?" ujar Sylvi.

"Ehmm... Ok boleh" kataku

"Ya udah, kita ke kantin yuk?" ujar Eca.

Semuanya berdiri dan pergi menuju kantin. Sesampainya di kantin...

"Mau pesen apa? Biar aku pesenin sekalian" kata Lani.

"Bakso sama es teh manis aja deh" kata Beta.

"Aku juga sama" tambah Mala.

"Yang lain? Mau samain aja?" tanya Lani.

"Yah samain aja" semuanya serempak.

"Ok, Silvy temenin aku yah!" kata Lani yang dijawab anggukan oleh Sylvi. Dan mereka pergi untuk memesan makanan.

"Katanya yah akan ada murid baru loh" ujar Eca.

"Kenapa kamu tau..?" kataku.

"Kemaren aku lihat daftar kesini loh.." jawab Eca.

"Telat kali... Bentar lagi kan ujian kenaikan kelas" jawabku lagi.

"Yah memang, tapi yang aku denger dia tuh masuk nanti waktu kita naik ke kelas sembilan" tambah Eca.

"Emang dia kelas berapa?" teriak Nurul.

Tiba-tiba pesanan kita datang, dan kita bergabung semua dengan grup GC, tapi tidak dengan Nanda dan Hamdani.

"Katanya seumuran sama kita-kita" kata Eca.

"Kita terlambat nih, kok seru bincang-bincangnya ada apa?" kata Lani dan Sylvi sambil duduk di kursi kantin ini.

"Iyah tadi kita cerita tentang murid baru" kata Salsa.

"Oh yah, kapan dia akan sekolah?" tanya Lani.

"Kata Eca nanti waktu kita kelas 9" jawab Fifi.

"Stop! Tadi katanya masuk waktu kita kelas sembilan, terus dia akan nunggu apa?" tanyaku penasaran.

"Tiana, Tiana, kan dia anak Smart jadi dia sekolah cepat gitu..." kata Eca kesal.

"Ok terserah" kataku sambil menyuap baksonya.

Bel berbunyi

"Ayo kita masuk kelas, udah bel!" kata Sylvi.

Kita semua berdiri dan pergi menuju kelas masing-masing. Setibanya di kelas. Sudah ada guru dan kita disuruh masuk. Sudah satu jam pelajaran kita sudah selesai. Kita akan kerja kelompok di rumahku.

"Jadi kan.. Kita kerja kelompok?" Kata Beta dengan keras menurutku dia sengaja, agar Nanda mendengarnya.

"Iya jadi.." semuanya serempak menjawab.

Kita semua pergi dari sekolah untuk kerja kelompok di rumahku.

Jangan lupa vote and coment yah...

Semoga kalian suka ceritaku.
Makasih yang mau vote dan coment ceritaku.

Bye

PERSAHABATANDonde viven las historias. Descúbrelo ahora