8

3.3K 73 2
                                    

Udah seminggu kita latihan, dan udah ulangan tulis maupun praktek. Hari ini kita anak seni akan tampil untuk perpisahan kelas sembilan. Minggu depan akan mengadakan pentas seni dan olahraga. Sibuk nih. Jadwal padat kaya artis aja.

Sebelum pentas di panggung kita latihan dulu sama Bu Nita. Dari waktu itu juga udah latihan sama Bu Nita sampe-sampe kita dimarahin mulu, tapi itu nggak masalah yang penting tampil nanti harus bagus.

"Anak-anak ayo ulangi satu kali lagi" suruh Bu Nita. Anak-anak mengangguk. "Fi kasih aba-aba dulu pada mereka" tambahnya. Fifi mengangguk.

"Ayo teman-teman kita mulai 1 2 3" aba-aba Fifi musik pun bersuara.

Selesai akhirnya kita disuruh untuk istirahat dulu di ruangan seni ini.

Yang tampil banyak kecuali pasangan itu Hamdani dan Nanda, ehmm satu lagi yaitu Alvi temen Hamdani. Kalau Fiad dia tampil. Oh iya waktu itu juga ada yang masuk tapi kayanya keluar gara-gara diancam Hamdani dan Alvi.

Jadi gini yah waktu itu Alvi suka sama Fifi, tapi Fifi nggak suka sama Alvi, tapi suka sama Rasya adik kelas juga sebaya dengan Hamdani dan Alvi. Tapi Alvi tuh malah mau berantem sama Rasya karena Rasya deket sama Fifi. Dan gilanya lagi tuh Hamdani malah dukung Alvi, kan harusnya nasehatin temennya malah dia dukung keburukan. Jadi waktu itu Fifi kaya orang kebingungan, Hamdani itu malah manas-manassin Fifi gila.. Pokoknya Hamdani itu. Hingga akhirnya Rasya keluar dari eskul seni deh.

"Anak-anak kalian turun, sebentar lagi tampil ayo, ayo!" pinta Bu Nita sambil tepuk-tepuk tangannya agar kita mendengarnya.

Kita pun segera turun kebawah untuk naik panggung dan menampilkan kreativitas kita ini yang udah lama latihannya.

Prokk

Prokk

Prokk

Belum tampil aja udah ditepuk tanganin. Kita naik ke panggung dan 1 2 3 mulai.

°°°
Selesai juga, lega...

Prokk

Prokk

Prokk

Bangga, akhirnya tampil selesai dan penonton semua senang.

Kita masuk lagi ke ruangan seni.
Semuanya gaduh saling cerita-cerita.

Aku bangga.

Aku tadi takut.

Akhirnya kita selesai.

Aku kagum ditepuk tanganin.

Dan bla bla banyak deh mereka cerita sama temen-temennya. Aku juga seneng banget. Kagum.

"Anak-anak kalian kebawah bawa snacknya" suruh panitia perpisahan.

Kita semua turun mengambil snack kita masing-masing.

Panitia memberikan snacknya pada kami semua. Setelah itu naik ke atas ruang seni karena tempat ruang seni di atas.

"Ayo semuanya makan snack kalian masing-masing" pinta Fifi.

"Siap!" semua menjawab bersamaan.

"Sebelum makan, baca do'a dulu menurut kepercayaannya masing-masing" pintanya lagi.

Kita semua berdo'a dan bergegas makan snacknya.

Selesai makan kita ngobrol-ngobrol dulu.

Nurul celingak-celinguk kaya nyari siapa gitu. "Rul kamu cari siapa?" tanya Eca. Nurul hanya kaget.

"Itu... Fiad dia nggak ada"jawabnya.

Semua mencari juga tapi tidak ada. "Iyah, kemana dia?" tanya Beta.

"Kak tadi aku lihat sih dia pulang sama temennya pas udah tampil. Aku nggak ngejar dia kirain nggak bakal di kasih snack" ucap salah satu adik kelas perempuan sambil tersenyum.

"Gitu?" suara Mala angkat bicara.

"Iya kak" jawab adik kelas tadi yang memberi informasi.

"Makasih infonya" ucapku.

"Iyah kak" adik kelas itu tersenyum.

Bu Nita terlihat jalan ke arah ruangan seni dengan buru-buru.

"Anak-anak (sambil melihat jam tangan yang dipakainya) ibu harus pergi dikarenakan sekarang juga ada pentas di sekolah lain tempat ibu mengajar juga, jadi ibu harus kesana. Kalian boleh pulang atau mau menonton acara ini sampai selesai. Jadi ibu pamit dulu. Wassalamualaikum" jelas Bu Nita pada kami semua.

"Iya bu, waalaikumsallam"

Kita saling melirik satu sama lain. "Mau pulang atau nonton acara ini?" ucapku angkat bicara.

"Lebih baik pulang aja" jawaban malas dari Nurul.

"Iyah sih, mendingan pulang" ucap Beta sama malasnya.

"Aku juga ingin pulang" ucapku tidak kalah malasnya.

"Tapi..." ucapan Sylvi terpotong karena kita semua menatapnya tajam. Soalnya kita tau pasti dia nolak, aku nggak suka sifat itu.

"Ya udah yang mau pulang, pulang aja. Yang mau disini silakan, termasuk kamu Sylvi (matanya menatap Sylvi kesal). Ayo kita pulang (perintahnya)" ucap Fifi tegas.

"Ih Fifi gitu..." ucap Sylvi lirih.

"Terserah, ayo!" ajak Fifi.

"Kasihan Sylviku" ucapku meledek sambil jalan di depannya.

"Tianaaa... Tungguuu... " ucapnya bergegas pergi.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Sedikit nggak pa-pa kan?
Apa ada yang nunggu cerita ini?*nggak pa-pa nggak juga.

Jangan lupa vote and comentnya yah... Untuk cerita ini, walaupun jelek.

Bye

PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang