18

1.8K 50 2
                                    

Pov Sylvi

Waktu itu aku nggak sengaja marahin Tiana, kan aku lagi nggak mau bahas DIO. Entah Tiana mau berkata apa tapi aku sungguh penasaran. Apa aku hubungin dia yah? Tapi.. Aku.. Arrgghhh.

Aku mengambil handphoneku, aku buka.. Hmz aku kira ada pesan dari Dio, berarti sekarang dia sungguh tak peduli padaku. Menyebalkan. Kenapa aku pikirin dia lagi? Dia mungkin sudah bahagia dengan wanita waktu itu. Aku sadar bahwa wanita itu lebih dari aku, mana mungkin aku bisa menyainginya pasti dia juga yang akhirnya menang.

Daripada aku bosan lebih baik nonton drama Korea aja deh..

Pov Dio

Aku rindu sama Sylvi, aku tidak bisa menghubunginya gimana kalau dia bilang putus tapi... Aku coba kirim pesan deh..

"Hay Sylvi-ku, maafkan aku yah" aku kirim. Semoga dia maafin aku.

"AKU MAU PUTUS TITIK!!!, NGGAK PAKE KOMA!!!" astagaaa benar dugaanku Sylvi minta putus.. Gimana ini...

"Tapi itu nggak seperti kamu lihat, aku bisa jelasin semuanya Syl" semoga dia bisa berpikir lagi..

"...." dia mengirim pesan kosong, berarti dia memang mau putus.

Coba aku hubungin aja deh.. Aku tunggu, dan ada yang angkat.

"Hallo Syl aku bisa jelasin semuanya, semua itu nggak benar...

"Hehhh, SIAPA KAMU!!?" memang ini suara cewe, tapi ini bukan suara Sylvi, siapa ini? Aku tadi ngomong panjang lebar lagi.. Aduh..

"JAWAB!!??" teriaknya, hampir gendang telingaku pecah.

"Ini sama siapa?" tanyaku.

"MALAH BALIK NANYA!!, SAYA KAKAKNYA" teriaknya lagi.

"Oh maaf ya kak..

"Jangan matiin dulu Handphonenya, ADIK SAYA NANGIS MULU NIH, PASTI KARENA KAMU"

"Bukan kak, dia salah paham"

Tuttt tuttt tuttt

Dimatiin.

Ya Alloh semoga saja Sylvi baik-baik aja. Aku kirim pesan aja sama Reval dan Tiana.

Rev kita ketemuan di tempat biasa.

Na kita ketemuan di tempat biasa.

Drrrt drrrt drrrtt

Ada pesan, aku segera buka.

Ok..

Ok..

Mereka mengirimnya bersamaan, jawabannya sama pula. Aku segera ganti baju. Dan keluar dari kamar.

"Ma aku pergi dulu" ucapku pamit.

"Iya hati-hati nak" ucap Mama.

°°°

Aku sudah sampai, aku masuk. Cuma ada Reval aja.

"Hay bro.." sapaku, sambil duduk.

"Udah datang? ada apa ngajak sini?" ucap Reval.

"Ya dong, ntar dulu satu orang lagi belum datang" ucapku sambil memanggil pelayan.

"Siapa?" tanya Reval. Yang asyik membaca bukunya itu.

Pelayan datang. "Permisi, mau pesan apa?" tanya pelayan itu.

"Ini sama ini" ucapku sambil tunjuk-tunjuk.

"Ini aja?" ucapnya.

"Bro mau pesen nggak?" tanyaku.

"Udah kok" balasnya santai.

"Nggak mba, itu aja" ucapku, pelayan itu pun berlalu pergi.

"Siapa?" ulang Reval penasaran.

"Itu orangnya" ucapku sambil nunjuk dari arah pintu masuk.

"Tiana?" tanya Reval.

"Ya iyalah, siapa lagi" ucapku santai.

Tiana pun menghampiri kita berdua, "Hay" sapanya manis.

"Juga" balas aku dan Reval.

Dia segera duduk. "Na mau makan apa?" tanyaku basa-basi.

"Mba.." panggilku pada pelayan.

"Iya"mba itu menghampiri.

"Mau pesan apa?" tanya mba itu.

"Chocolate aja" ucap Tiana. Pelayan itu pun pergi.

Dan satu pelayan datang membawa pesananku. "Ini" ucap pelayan itu.

"Makasih"balasku. Mereka berdua tidak saling bicara, entahlah ada masalah apa.

"Ada apa yah, kamu ngajak ketemuan?" tanya Tiana.

"Soal...

"Oh aku tau.." ucap Tiana memotong.

"Tapi Reval?" tanyaku, mungkin saja Reval belum tau maksudku mengajaknya kesini.

"Sudah.." ucap Reval santai.

"Memang maksudku tentang itu tapi...

"Tapi apa?" Ucap Tiana kepo.

"Tapi tadi aku udah putus.." lirihku.

"Apa!!?" Tiana yang mendengar kata putus, reflek berteriak. Sedangkan Reval hanya menatap Tiana dan Dio sekilas, dan kembali lagi membaca bukunya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Terimakasih yang masih mau baca cerita ini, terutama yang vote sama coment.

Jangan lupa vote sama comentnya.

Bye..

PERSAHABATANDove le storie prendono vita. Scoprilo ora