25

3.3K 62 3
                                    

Pov Tiana

Karena akan menjelang UN kita akan berdo'a bersama di lapangan sekolah. Keadaan begitu ramai, bayangkan saja kira-kira 500 murid yang ada disini, begitu ramai bukan? Dan murid-murid di suruh membawa koran itu, untuk menjadikannya alas tempat duduk.

"Test 1 2 3" test pak Rozak.

"Assalamualaikum. Wr. Wb" ucap pak Rozak.

"Wa'laikum salam. Wr. Wb" balas semua murid serempak.

Setelah memanjatkan puji dan syukur kepada Alloh swt, terus kita mendengarkan sambutan-sambutan dari guru-guru dan kepala sekolah. Ceramah pun kita semua dengarkan walaupun panas. Ceramah mungkin tidak terlalu menyentuh hati, namun saat berdo'a dan membacakan ayat suci al-quran semua tersentuh ada mulai yang menangis termasuk teman sekelasku. Aku tidak menangis, entah... ingin menangis tapi susah keluar air matanya, lebih baik menunduk dan meresapi setiap lantunan do'a dan ayat suci Al-quran. Setelah itu kita semua bersalaman dengan guru-guru, yang mengajar kelas 7 8 9 pokoknya kita semua bersalaman dengan semua guru disini. Kadang waktu terlalu cepat.. Saat-saat seperti ini. Hmmm semoga saja kita semua bisa bertemu lagi amin. Sesudah mengatri begitu panjang untuk bersalaman dengan guru-guru, akhirnya kami semua akan menuju kelas.. Namun saat berjalan temanku berhenti, dan aku melihat tatapan matanya.. Teman eskulku dulu waktu di PMR kelas 7.

"Kenapa?" tanya temanku Zahra.

"Tadi Hani pingsan saat mendengar lantunan ayat suci, sebelumnya dia sempat menangis" terang teman Hani itu.

Sedangkan aku bertanya pada teman SD ku Fitri. "Kenapa bau melati begini?" aku mulai merinding, aku hanya membisikkan pada Fitri.

"Entah akupun tak mengerti, aku jadi takut" ucap Fitri sambil terus mengutak-atik handphone entah punya siapa, yang pasti bukan miliknya.

Guru Bp ku datang dengan guru agama. "Cepat bawa ke dalam kelas yang dekat" perintah guru bp ku itu, semuanya pun menuruti temanku aku dan yang lainnya membantu mengangkat Hani.

"Buka sepatu dan kaus kakinya! Kipasin! Jangan berkerumun! Minyak kayu putih?" ucap guru agama.

"Ini bu" ucap salah satu dari kami semua. Dan minyak kayu putih itu pun dibalurkan.

Semua begitu sibuk, temanku Fitri masih tetap mengutak-atik handphone Hani untuk membuka kuncinya dan segera menghubungi. Aku coba membantunya tapi tak bisa, dan aku mulai meminta tolong pada yang lainnya sama saja, dicoba lagi oleh teman Fitri akhirnya bisa.

Setelah beberapa menit Hani memang belum sadar, tapi aku sekarang sudah berada di kelasku. Sekarang sedang diabsen untuk memberikan kartu peserta UN. Selesai dibagi kartu kita semua pulang untuk bersiap nanti senin, sekarang hari rabu berarti ada waktu 4 hari untuk ngapalin. Namun sebelum pulang aku dan anak GC akan bermaafan, pasti kita punya banyak salah selama bersama-sama. Sebelum aku keluar aku berpelukan dan bermaafan dengan teman sekelasku, berpelukan hanya perempuan aja kalau laki-laki cukup salaman. Suasana begitu haru, bahkan ada yang berlinang air mata. Setelah selesai di kelas, aku segera keluar kelas bersama Nurul dan Mala, waktu kita keluar sudah ada Eca dan Beta mulai deh pelukan dan salaman. Air mata mulai turun lagi, sebelumnya turun waktu Nurul peluk aku sambil nangis jadi ikutan nangis deh.. Salsa, Sylvi, dan Lani datang nambah deh nangisnya. Kita nangis mungkin nggak ingin pisah, kita ingin bersama-sama selamanya tapi kan kita akan meraih cita-cita masing-masing. Makanya aku bilang pada mereka semua, bukan aku saja hampir sama semua bilang "Walau kita pisah sekarang, semoga suatu saat kita bisa bertemu dan bersama lagi. Dan kita bertemu dalam keadaan sukses, bahagia dan sehat amin" mulai nangis lagi. Tapi Lani, Sylvi, Beta, Mala nggak nangis. Sekarang kita akan ketemuan dengan Nanda, kita harus bisa untuk menghilangkan ego kita, melupakan masa lalu dan menjalani masa depan dengan indah. Nanda sedang duduk berdua dengan temannya, namun saat Nanda saat melihat kita semua dia berdiri dan berhambur pada pelukan kita semua. Kecuali Mala dia tidak kesini, Mala langsung pergi.

°°°

Walau kita pernah disakitin oleh teman atau sahabat kita. Kita harus tetap memaafkannya walau memang itu sangat sulit, namun bila kita ingin tenang apa salahnya kita coba. Belajarlah dari semua yang kita alami di masa lalu, hadapilah masa depan dengan ikhlas.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Maafkan bila ada typo atau tidak memuaskan dan tidak sempurna.

Please vote dan komen.

Makasih.

PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang