15

2.3K 54 12
                                    

Pov Sylvi

Sore ini aku akan pergi bersama Tiana ke mall, sekalian ngebuburit.
Aku mau mandi dulu...

Sekarang aku sudah siap, aku keluar kamarku.

"Mau kemana?" tanya ibu tiriku. Saat aku mau memegang kenop pintu. Aku sangat malas harus minta izin sama itu orang.

"Pergi" ucapku singkat, sambil berlalu meninggalkannya.

Sepanjang jalan aku hanya serius jalan, sambil chatt sama Tiana.

"Syl udah dimana?"

"Di jalan, bentar lagi nyampe" ucapku.

"Ok sip"

Aku mematikan handphoneku dan memasukan ke saku celana. Sekarang aku sudah sampai di depan rumah Tiana.

"Assalamualaikum, Tiana..." teriakku dari luar, sambil mengetuk pintu. Pintu rumah pun terbuka, Tiana keluar, sepertinya sudah siap.

"Siap?" tanyaku, Tiana sedang memakai sepatunya.

"Siap! Ayo" dia berdiri. Aku dan dia jalan keluar halaman rumah. Tiana membukakan gerbangnya. Aku dan Tiana pun keluar. Kita lagi nunggu kendaraan umum, beberapa menit kemudian kendaraan umum itu sudah terlihat. Aku melambaikan tangan, kendaraan umum itu pun berhenti, aku dan Tiana masuk. Di dalam kita tidak saling berbicara, aku hanya membuka handphoneku sedangkan Tiana hanya menatap jalanan. Mungkin beberapa menit atau jam bila macet, akan sampai.

°°°

Alhamdulillah sudah sampai, aku dan Tiana turun dan membayarnya. Karena mall ada di seberang sana, kita harus menyebrangnya kami pun menyebrang. Setelah itu kita segera masuk. Kita hanya melihat-lihat barang yang baru, soalnya bila beli ntar ni uang abis. PEMBOROSAN niat kita kesini untuk membeli buku dan makan di sini, bila adzan magrib berkumandang.

Kita berdua sudah sampai tujuan, kita pun masuk ke toko buku ini. Aku dan Tiana mencari Novel, kita berpisah mencari dulu masing-masing.

"Aku kesana" ucap Tiana lalu pergi. Aku hanya mengangguk.

Sedangkan aku mencari ke sebelah kiri, Novel-novel tentang apapun ada. Aku mengambil salah satunya. Dan mau menghampiri Tiana.

"Sudah?" tanyaku.

"Sudah" balas Tiana.

"Ayo kita ke kasir" ajakku. Yang mendapat anggukan Tiana.

Sekarang aku akan membayar.

"Ini mba" ucap Tiana. Sengaja buku kami bayar disatukan, agar tak ribet.

Mba kasir itu mengambilnya dan memasukan buku-buku itu kedalam plastik.

"150 ribu" ucap mba itu.

"Ini mba" balas Tiana, sambil memberi uangnya dan mengambil buku-buku yang dibeli.

Aku dan Tiana jalan bersisihan, sebentar lagi adzan magrib jadi kita akan ke restaurant untuk berbuka puasa.

Saat di restaurant, aku melihat pacarku DIO sedang BERDUAAN dengan CEWE yang NGGAK ku KENAL.

GILAAAA...

Aku berbalik tanpa menarik Tiana. Hatiku sakit melihatnya berduaan dan aku melihat dia tertawa bahagia dengan wanita lain. Lebih baik aku pergi..

°°°
Pov Tiana

Aku bingung melihat kelakuan Sylvi, dan aku melihat Dio dengan Cewe.. WHAT!!?

Aku tidak mengejar Sylvi mungkin dia butuh sendiri. Aku menghampiri Dio biar tau apa sebenarnya.

"Yo?" aku bingung masa datang-datang aku memarahinya, belum tentu dugaanku benar bukan? Lebih baik aku menanyakannya dulu.

"Tiana" ucap Dio. Entah heran atau kaget dia mengucapkan namaku.

"Siapa dia?" tanya cewe manis itu.

"Dia teman pacarku" ucap Dio. Dia mengakuiku sebagai teman pacarnya. BERARTI...

"Tiana kenalkan ini saudara sepupuku, Vina" ucap Dio. Aku tak mampu bergerak dan berkata-kata. Aku saja masih berdiri kaya patung.

"Jadi.." hanya itu yang aku bisa ucapkan.

"Maksudmu? Duduklah dulu" ucapnya.

"Sylvi melihatmu dengan Vina, dia menganggap Vina selingkuhanmu" ucapku menjelaskan semuanya.

Dia kaget, dan mengebrak meja. "Apa!!?" teriaknya. Semua yang ada disini melihat kearah sini.

"Dia kemana?" ucapnya.

"Entahlah, aku sengaja tak mengejarnya mungkin dia butuh waktu sendiri" ucapku. "Coba saja kamu hubungi dia" Dia menuruti perintahku.

"Gimana?" tanyaku.

"Tidak aktif" ucap Dio.

"Ehmm.. Maaf ya kak Dio" ucap Vina.

"Ini bukan salahmu, ini salah kakak" ucap Dio..

"Gimana nih?" ucap Dio.

"Secepatnya aku akan menjelaskan semuanya, kamu jangan dulu hubungin dia, atau matiin handphone kamu takutnya nanti dia bilang putus sama kamu" ucapku memberi saran.

"Terus nanti kamu ngabarin aku gimana?" tanya Dio.

"Ehmm pake aja handphone siapa gitu" ucapku.

"Vina kan.."

"Jangan Vina ntar nambah salah paham" ucapku memotong.

"Teruss.." ucapnya. Aku pun ikut berfikir.

"Reval!!?" teriaknya.

"Boleh, ntar kita contact-contactkan" ucapku. "Aku mau pergi dulu bye" tambahku pamit.

"Yah, semoga berhasil" ucap Dio.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Konflik mulai muncul lagi nihh..

Semoga kalian tambah suka.

"Jangan lupa vote sama coment, ntar ku lanjut... Bila ada waktu"

Bye..

PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang