17

1.9K 57 1
                                    

Pov Reval

Sebenarnya aku tak mau buat Tiana bersedih. Aku tadi bukan marah tapi aku khawatir, tadi Tiana mau memberi tau Sylvi, tapi dia di bentak bila aku tidak tarik Tiana keluar mungkin dia sudah ditampar. Semenjak aku bertemu Tiana aku selalu memikirkannya entah itu namanya cinta atau apa.

"Revalion"suara bu Hana membuyarkan lamunanku.

"Iya bu"

"Astaga kau tak memperhatikan ibu" ucap bu Hana.

Biasanya aku tak pernah melamun seperti ini. Dan pernah waktu pertama sih satu kali melamun tapi Tiana suka memberitauku. Mungkin sekarang dia marah atau takut  padaku.

"Astaga Revalion" kesal bu Hana.

"Apa bu?" tanyaku.

"Baca surat yang tadi ibu suruh hapalkan" aku pun maju ke depan.

°°°

"Sudah bu" ucapku. Bu Hana hanya terbengong. "Bu" tambahku lagi.

"Hebat" ucap bu Hana. "Kamu boleh duduk lagi" tambahnya.

"Makasih bu" aku kembali duduk. Sekilas aku bertemu mata Tiana, namun Tiana menunduk lagi.

Teng teng teng

Bel istirahat berbunyi. Aku akan minta maaf lagi pada Tiana. Di kelas cuma Tiana dan aku.

Aku berbalik ke sebelah kanan. Tempat Tiana duduk. "Na maafin aku yah" ucapku pelan. Tiana hanya menyibukan dirinya dengan buku-buku.

"Na.." panggilku.

"Kamu kenapa tadi memarahiku" marah Tiana.

"Aku..

"Jawab!" teriaknya. "Nggak bisa jawab hah" tambahnya.

"Aku khawatir sama kamu Na" akhirnya bisa juga aku bicara. Namun dia hanya terdiam.

"Na" panggilku. Takutnya dia kenapa-napa.

"Aku sudah memaafkanmu, lagi pula ini bulan puasa kita harus saling memaafkan, maafin aku bila aku ada salah"sambil dia berlalu pergi.

Pov Tiana

Aku tadi nangis tanpa sadar, bukannya aku lebay tapi.. Aku memang penakut dan kadang-kadang aku nangis gitu.. Fobia mungkin.

Sebenarnya aku merhatikan mulu Reval, saat dia di tegur bu Hana pun aku tidak tega melihatnya. Tapi sudahlah... Terus aku ngebentak dia untungnya aku cepat-cepat minta maaf.

Aku akan menemui teman GC di ruang Eskul Seni . Sesampainya di ruang Eskul Seni..

"Tiana sini" teriak Nurul sambil melambaikan tangannya. Aku menghampirinya. Disini tidak ada Sylvi, Eca, dan Lani mungkin ke perpus.

Aku duduk di pinggir Mala. Apakah aku harus cerita sama mereka? Tentang... Sylvi dan Dio, tapi gimana kalau aku bilang yah? Astaga.. bingung ah.. Tapi kan ini hari terakhir pesantren kilat, apa aku bilang sekarang aja yah.. Tapi..

"Ehm nanti sore kalian pada sibuk nggak?" tanyaku. Akhirnya bisa juga bicara.

"Enggak bisa kalau sore aku mau pergi" ucap Nurul.

"Aku sih mau istirahat" ucap Mala.

"Aku juga" ucap Beta.

"Aku ada acara" ucap Fifi.

"Kalau aku ada les" ucap Salsa.

Merasa ada yang kurang, oh iya aku lupa Nanda kan keluar terus Rere dia alfa jadi keluar sekolah.

"Emang ada apa?" tanya Beta.

"Tidak" ucapku.

"Oh lain kali saja" ucap Fifi.

"Boleh, aku keluar duluan aja yah" ucapku sambil berlalu pergi.

Aku menuju kelas. Dan saat di kelas aku duduk.

"Rev" panggilku.

Reval pun berbalik. "Yah, ada apa?" tanyanya.

"Kamu masih mau bantu aku tentang Dio dan Sylvi?" tanyaku.

"Tentu saja"balasnya.

"Makasih yah Rev" ucapku.

"Sama-sama" ucap Reval balik.

Teng teng teng

Bel masuk berbunyi. Beberapa menit kemudian Pak Budi datang dan mengajar.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Makasih yang udah vote sama comentnya yah..

Penjelasan: Tiana nangis itu bukan lebay atau apa, tapi dia mempunyai trauma. Pokoknya yah gitu deh.

*jangan lupa vote and coment aja.

Bye..

PERSAHABATANDove le storie prendono vita. Scoprilo ora