The Death

366 97 4
                                    

Jika aku mati,
Kuharap kematianku cepat dan tidak menyakitkan.

- Lutfia Ihwani Umar






















Tangannya meremas setir motor dan menancap gas. Motor meraung kencang secepat kami melaju. Rambutku liar beterbangan menutupi wajah.

" Aku tidak pakai helem! " teriakku dibelakang, memeluknya.

" Aku tidak berencana jatuh! "

Aku berteriak setiap dia berbelok tajam dan melambung setiap kendaraan didepan kami.

Pernah naik roller coaster?
Percaya padaku. Semotor dengannya lebih menakutkan daripada roller coaster.

" Slow down! Ini area perumahan, kau akan menabrak seseorang! "

" Aku tahu apa yang kulakukan! Berhenti saja bicara! " dia mengecek bahunya memastikan tidak ada yang mengikuti kami dibelakang.

Aku tidak tahu kemana kami pergi. Aku menimbang - nimbang untuk loncat, tapi aku tidak yakin akan selamat.

" Where are we going?! " teriakku.

Dia mengacuhkanku (tukang kacang-_-).

Sesekali dia berbalik lagi kebelakang memastikan tidak ada yang mengikuti.

Dia mengambil banyak belokan, mengelabui orang - orang yang mungkin mengikuti kami, dan aku sama sekali tidak tahu berada diamana.

Aku tidak tahu kemana dia membawaku.

Beberapa saat, kutebak dia sudah puas karena motornya perlahan berhenti yang kuharap bukan karena kehabisan bensin.

Aku baru sadar tepat saat motor berhenti total bahwa kami berada dijalanan yang sepi.

Um.. Hutan?

Aku tidak tahu kawasan ini! Aku dimana?! Apa yang akan dia lakukan?!

Ripper! Ripper! Ripper!
Terus berbunyi dipikiranku.

Siapa yang tahu dia bukan pemerkosa atau semacamnya?

Kenapa dia membawaku kesini?!

Tanpa basa - basi lagi, dan tanpa memikirkan rapuhnya tubuhku yang penuh luka, aku melompat turun dari motor.

Aku berencana lari tapi dia memegang lenganku. Erat! Dia memegangku erat hingga jantungku rasanya mau meledak mengingat dia mungkin saja pemerkosa(ripper).

Sial!
Diperkosa dihutan tidak pernah terlintas dipikiranku. Aku hanya gadis 15 tahun, belum siap untuk ini.

" Where the hell do you think you're going? " (kau pikir mau kemana?)

Tanyanya. Suaranya masih teredam oleh helem.

Aku semakin takut.

Caranya memegang lenganku, dia seorang Ripper! (pemerkosa).

Aku berusaha menarik diri, tapi dia begitu kuat. " Lepaskan, atau aku akan berteriak! " peringatku, menarik lengan dari cengkeramannya yang erat.

" Jika kau berteriak lagi, kau akan kehilangan suaramu. " katanya. " Anyway, look at around you. We're nowhere, "

Dia mendekat ke telingaku dan jantungku memacu. " Lagipula jika kau teriak, orang - orang akan berpikir aku memerkosamu atau semacamnya. " bisiknya tepat disamping telingaku.

" Is that what you want, Ripper?! " seruku.

" What did you call me?! "

" You heard me. Ripper!! " nama baru untuknya, Ripper (pemerkosa).

The Author #Wattys2016Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin