Chasing Us

373 94 43
                                    

Pria kekar itu mengejarku. Tapi apa yang mereka inginkan? Uang? Tapi mereka bilang aku lebih berharga dari uang.

Apa mereka ada hubungannya dengan teror mimpi buruk yang kudapat?

- Lutfia Ihwani Umar


















Rechap :

Matanya tidak berkedip melihat sesuatu dibelakangku dan ekspresinya sulit dijelaskan.

" Kau pasti bercanda, " gumamnya.

" Apa? " aku berbalik dan melihat kearah yang dilihatnya.

Aku berhenti bernapas. " Bagaimana mereka menemukan kita? "

>>>>><<<<<

" Mereka berhasil mengikuti kita. Sial! Kukira kita sudah lolos, " Peter mengenggam tanganku dan menarikku naik ke sepeda motornya.

Aku tidak tahu mau kemana lagi.

" Kita mau kemana?! " teriakku dibelakang saat sepeda motor mulai melaju cepat.

Dia mengacuhkanku. Sepeda motornya melaju begitu cepat dan sesekali menengok ke belakang memastikan mereka tidak mendekat.

Persis seperti sebelumnya dia mengambil banyak belokan untuk membingungkan mereka dan membuat kepalaku pusing.

Peter. Peter Wylan.
Alasan kesopanan, aku tahu harusnya tidak mempertanyakan orang yang sudah menyelamatkanku. Tapi ini berbeda. Aku sungguh merasa mengenalnya tapi tidak bisa mengingatnya dengan jelas.

Aku tahu aku mengenalnya. Tapi aku tidak bisa mengingat apapun. Aku sungguh mengingatnya, tapi.. Ugh!

Kenapa dia rela melakukan itu untukku? Kenapa seorang Peter Wylan, orang asing, anak baru di high school, seseorang yang mungkin saja kukenal tapi tidak bisa mengingatnya dengan jelas, mau membahayakan nyawanya dengan menolongku?

Maksudku sekarang dia terlibat kejar - kejaran dengan para pria brengsek tadi hanya karena menyelamatkanku di lokasi konstruksi.

Kenapa dia rela melakukan itu semua? Kenapa dia mau ikutan terlibat?

Dia bisa saja meninggalkanku atau apa. Tapi dia tidak melakukannya. Pertanyaannya, kenapa?

Alasan apa hingga dia melakukan semua itu?

Peter memarkirkan motornya di parkiran sebuah mall pusat perbelanjaan bersampingan dengan motor lain.

Kemudian dia menggenggam tanganku dan menarikku menuju mall. " Kita harus sembunyi, "

Aku membiarkannya menuntunku masuk ke bangunan dan ke toko. Kami berbebek - bebek dibelakang pajangan penuh warna, miniatur sepatu, selimut bayi-

Tahan. Miniatur sepatu?

Aku melihat sekitar, mata melebar.

" Peter, " panggilku.

" What? " katanya tidak sabaran. Matanya terkunci memperhatikan keadaan diluar toko.

" Diantara seluruh toko yang ada di mall, " aku berbisik. " Kenapa kau menyeret kita ke toko 'AKU, KAMU, DAN BAYI KITA'?! "

.....

Peter memandang sekitar canggung, melihat pajangan display wanita hamil dan semua warna merah muda, biru muda, kaos kaki bayi, pakaian bayi, dan semua perlengkapan bayi. " Mungkin rencana ini tidak berjalan lancar, "

The Author #Wattys2016Where stories live. Discover now