Fell Asleep

262 46 1
                                    

Come lay right next to me.

- Lutfia Ihwani Umar


















Rechap :

" Tidur, " perintahnya. Dia mengelus rambutku pelan.

Sebenarnya tanpa dia suruh aku sudah mau tidur, buka kelopak mata saja berat tidak sanggup hingga akhirnya aku menyerah dan menutup mata total. Tidur.

Dan ketika aku menutup mata, kekhawatiran dan ketakutan tentang teror yang akan datang seolah terlupakan.

>>>>><<<<<

Aku terbangun saat suhu mendingin membekukan-ku hingga ke tulang.

Ujung kakiku kaku dingin membeku dan setiap kali aku berusaha mengeluarkan suara, suaraku akan serak total.

Butuh sedikit perjuangan hanya untuk menggerakkan kaki yang kaku.

Aku hampir tidak bisa merasakan jemariku, dinginnya menggetarkanku hingga ke tulang.

Jemariku berlari ke atas ranjang mencari remot AC.

Mataku sayup melihat sekitar.

Hanya ada kegelapan.

Pandanganku gelap. Dikamar gelap total tanpa satupun cahaya. Seseorang menyetel pendingin ruangan hampir seperti dalam kamar jenazah yang dingin membeku.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku jatuh tertidur. Tapi tidak lagi kurasakan sentuhan Greyson di tubuhku yang artinya dia mungkin sudah pulang.

Greyson tidak menyalakan satupun lampu tidur saat dia pergi hingga aku harus bergerak ke sisi lain ranjang hanya untuk menyalakan salah satu lampu tidur.

Namun dalam perjalanan menuju ujung ranjang, tubuhku bertemu dengan tubuh seseorang yang berbaring bersamaku disana.

Aku tersenyum nakal.

Greyson tidak jadi pulang. Dia keluar memperlihatkan dirinya di depan Mom, kemudian masuk lagi diam - diam lewat jendelaku.

Dia tahu pasti aku tidak pernah mengunci jendela kamar, persis seperti tokoh Wendy di Peter Pan.

" Haha. " aku tertawa yang dibuat - buat. " Dasar pembohong, kau bilang mau pergi? "

Seolah dinginnya ruangan dan gelap tidak lagi menjadi masalah, aku membaringkan diri di sebelahnya dan memeluk dadanya yang bidang.

Aku menunggunya mengatakan sesuatu.

Kuseret tubuhku lebih dekat lagi hingga ku tindih tubuhnya kemudian berbisik di telinganya menggoda. " Kukira kau menyukai suaraku, Greyson. "

Tangan kasar Greyson menggenggam bahuku.

Greyson mulai mencengkeramku.

Aku meringis pelan tidak mau menyinggung Greyson. " Grey, aku kesakitan, "

Greyson tidak menjawab.

Bisa kurasakan hembusan napasnya yang tertiup di wajahku.

Hhh.. I don't know how, Greyson mencengkeram bahuku terlalu keras. Lebam biru sudah ada disana, dia sudah melihatnya sewaktu di kamar mandi, lalu apa lagi yang dia mau?

Membuat lebamku menjadi biru kehitaman dengan mencengkeramnya?

Aku mulai mendesah berusaha menjauh dari Greyson. " Grey, kau mulai menyakitiku, "

Dia mengepal bahu lebamku.

Ahh,

" Grey! " tanganku melayang ke bahu mengusir tangan Greyson disana. Tapi aku kehilangan kata - kata saat menyadari Greyson sedikit berbeda.

" Sejak kapan tanganmu menjadi kasar, Grey? " aku menoleh ke bahu kanan dan meraba tangannya. " Hey, kau baik - baik saja? Grey, tanganmu mengelupas. "

Cengkeraman Greyson di bahuku perlahan melonggar hingga lepas total kemudian tangannya mulai turun ke lenganku dan mengelusnya pelan.

Aku mulai merasa tidak enak.

Perasaan tidak enak yang aneh. Aku selalu menikmati ketika Greyson menyentuhku, tapi sentuhan ini membuatku jijik dan membuatku ingin lompat keluar dari ranjang.

" Grey, " bisikku sekali lagi. Aku tidak mau membangunkan siapapun karena mereka mendengarku mendesah kesakitan.

Aku terlonjak menggigit bibir bawah hampir histeris saat lenganku mulai dicengkeram kuat.

" Ahh, " aku kesakitan. " Grey, please, " napasku mulai berat. " Stophh "

Tangan kiriku berusaha melepaskan tangannya yeng mencengkeram lengan kananku.

" Hhh, you- " ku gigit bibir bawah. " Hurting meh "

Jantungku terasa berhenti ketika mendengarnya mengerang.

Degg!

Aku tidak pernah mendengar Greyson mengerang seperti itu sebelumnya.

" ..Grey- Son, " sesuatu dengan suara serak parau menyebut Greyson.

Aku terlonjak bangun lompat ke sisi lain ranjang dengan pikiran ini itu, aku tidak percaya yang barusan kudengar, itu jelas bukan suara Greyson, Greyson tidak pernah mengerang seperti itu sebelumnya.

Tubuhku mendingin seketika.

Bbuk!

Umh,
Sudut meja lampu tidur menusuk lenganku yang lebam. Seluruh tubuhku ngilu dan sakitnya sulit dijelaskan.

Aku meringis menahan sakit.

Lenganku gemetar tidak karuan mendapat tumbukan sudut meja dan gigiku berkuat menahan sakit.

Jantungku berpacu lebih cepat lagi.

Suara serak parau menjawabku, menyentuhku, dan jelas itu sama sekali bukan suara ataupun Greyson.








.
.
.
.
.
.
.
.

*jangan lupa vote*

Untuk yang mau lebih kenal aku follow:

Twitter : @Lutfia_Umar
Instagram : lutfia_ihwani_umar

.
.
.
.
.
.
.
.

COMMENT yang banyak, aku suka dapat comment.

BIAR AKU TAHU KALIAN PERNAH KE SINI.

SO I COULD KNOW THAT YOU GUYS WERE HERE.

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE



SEBARKAN CERITA INI !!!

- Lutfia Ihwani Umar

The Author #Wattys2016Where stories live. Discover now