Peter Wylan

387 85 41
                                    

Bisakah aku mempercayaimu, Peter?

- Lutfia Ihwani Umar





















Rechap :

Aku sadar Peter masih butuh jawaban untuk pertanyaan basa - basinya. " Yeah, ini.. Kalung dari seseorang. " jawabku kaku.

" Biar kutebak, Greyson? "

" Ha-ha. " aku ketawa yang dibuat - buat mencegahnya bertanya tentang hubunganku dengan Greyson.

Karena jika hubungan kami memang sudah berakhir, lalu kenapa aku memakai kalung dengan nama couple?

>>>>><<<<<

Aku menahan desahan perih.

Keringat dingin membasahi pelipisku dan luka yang terbuka di telapak tanganku meraung kesakitan menahan perihnya air keran yang dingin.

Darahku merubah sarung tangan Peter yang biru menjadi ungu. Peter membersihkan luka ditelapak tanganku dengan teliti dan hati - hati. Tubuhku menegang ketika dia melakukan itu.

Aku tidak tahu kenapa tapi tubuhku sungguh menegang.

Dia tidak harus melakukan itu tapi dia melakukannya. Menyelamatkanku dan merawatku.

Merawatku seolah dia baru saja menyakitiku.

Orang normal tidak akan seperhatian ini pada orang yang baru dikenalnya.

" Peter tanganku sudah tidak apa - apa, "

" Sedikit lagi, "

Aku menatap taman mall dibalik bahu Peter karena aku tidak mau terjebak menatapnya hingga tidak bisa berpaling karena dia terlalu menggoda.

Tahan, apa yang kupikirkan? Menggoda? Yang benar saja.

Tapi sungguh aku tidak mau menatapnya hingga membuatnya kege'eran.

Akhir - akhir ini mataku sensitif dengan warna hitam dan mataku langsung refleks menangkap warna itu tepat dibalik bahu Peter.

" Peter, " bisikku.

" Apa? "

" Mereka keluar mall, "

Peter mematikan keran dan berbalik menatap arah tatapanku.

Tiga orang berbadan kekar berjas hitam melangkah keluar mall namun tidak melirik kearah kami. Setidaknya masih belum.

Hanya masalah waktu hingga mereka melihat kami dan menyelesaikan urusan yang belum terselesaikan.

Peter mengajakku mengendap ke sepeda motor. Mata hijaunya was - was memperhatikan mereka.

Tanganku keringat dingin dan jantungku berdetak sangat kencang. Pikiran negatif segera mendatangi pikiranku tentang bagaimana jika mereka melihat kami dan kembali memburu.

Aku tidak sanggup berlari lebih jauh lagi. Tubuhku begitu rapuh dipenuhi luka dan aku tahu aku tidak akan sampai seperempat jalan dan pingsan.

Dan ketika aku pingsan, mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau terhadapku.

Dan bagaimana jika mereka membuat Peter tidak berdaya hingga tidak mampu lagi menolongku?

Siapa lagi yang akan menolongku jika bukan Peter?

Aku tahu dia orang asing, tapi dia sudah menyelamatkan nyawaku sekali dan merawat luka di tubuhku yang bahkan bukan karenanya. Kurasa sekarang aku mampu mengatakan bahwa aku bisa mempercayainya.

The Author #Wattys2016Where stories live. Discover now