Jilid 1 Chapter 5 : Gadis yang Kehilangan Kata-Kata

255 10 0
                                    

"Sialan... hari itu lagi."

Dipagi hari, Lee Hyun sudah dalam suasana hati yang buruk.

Parlemen Korea Selatan dalam kebijaksanaan mereka yang tak terbatas, telah mengeluarkan aturan yang tak diinginkan bernama 'Leave No One Behind', yang dirancang untuk memberantas orang anti-sosial dan yang tak bisa menyesuaikan diri pada masyarakat Korea.

Seluruh kebodohan ini dibentuk berdasarkan teori bahwa mereka yang lahir dan dibesarkan dengan latar belakang yang buruk memiliki kemungkinan yang lebih tinggi melakukan tindak kriminal dan perceraian. Misalnya, keluarga-keluarga tanpa orang tua dan memiliki hutang yang besar untuk dibayar pada rentenir.

Menurut hukum, semua warga Korea yang berusia 20 atau lebih dengan kekurangan terlihat pada latar belakang mereka diharuskan mengunjungi psikiater secara rutin untuk pemeriksaan mental.

Singkatnya, Lee Hyun masuk kategori itu karena dia kehilangan orang tuanya saat masih kecil dan masa mudanya kerap dihantui oleh para rentenir.

Jadi Lee Hyun pergi ke 'Pusat Rehabilitasi Masyarakat Hebat'.

"Aku merasa seperti aku kembali ke tahun 60'an. Masyarakat Hebat kepala lu peang, benar-benar payah." Menggumamkan keluhan disepanjang jalan, Lee Hyun berjalan kedalam pusat rehabilitasi. Bangunan itu memiliki dekorasi interior yang romantis. Ruangan resepsi penuh dengan orang-orang berusia 20 tahunan yang juga datang untuk melakukan pemeriksaan mereka dibawah Aturan Sosial yang tidak kompeten, jadi dia harus menyia-nyiakan beberapa jam untuk menunggu giliran mendaftar.

"Hai, aku Lee Hyun. Aku disini untuk melakukan pemeriksaan mental untuk program Leave No One Behind."

"Aku mengerti. Harap isi formulir ini." Seorang perawat mengenakan pakaian putih menyerahkan secarik kertas pada Lee Hyun.

"Apa ini?"

"Kami akan membuat analisa lengkap atas kondisi mentalmu berdasarkan jawabanmu pada pertanyaan ini. Jika kamu jatuh pada kategori masyarakat yang tak bisa mencocokkan diri, kamu akan diperintahkan untuk masuk ke pusat rehabilitasi dan menerima pengobatan berkala. Dalam hal ini, pemerintah akan mengirim cek bulanan pada keluargamu untuk kompensasi."

Sungguh peraturan yang tak manusiawi. Pemerintah tak pernah melakukan apa-apa untuk mendukung mereka yang dirugikan ketika mereka mengalami penderitaan pada masa anak-anak, disiksa oleh orang tua mereka atau disisihkan disekolah.

Tidaaaaaaaaak...... Sekarang mereka harus menerima rintangan jika mereka ingin mendaftar ke universitas ketika mereka lulus SMA. Yang lebih buruk lagi, mereka dianggap tak memiliki kualifikasi untuk menjadi pegawai negeri. Perang melawan Teror menjadi alasan yang sering dikemukakan oleh pemerintah.

"Baik, Nyonya."

Lee Hyun mengambil formulir itu dan mengisinya dengan cepat. Tak sekalipun penanya meninggalkan permukaan kertas tersebut. Lee Hyun telah memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu selama bertahun-tahun, jadi jawabannya mengalir dari hatinya.

"Aku selesai. Bisakah aku pergi sekarang?"

"Tentu. Ambil uang ini untuk mengganti biaya perjalananmu."

Setidaknya, pemerintah menunjukkan sedikit belas kasih. Lee Hyun mengambil koin-koin itu dan meninggalkan rumah sakit jiwa. Sementara itu, formulir yang diajukan oleh dia mulai membuat keributan diantara psikiater ditempat itu.

®®®

Cha Eunhee, Ph.D. Psikiater tengah tertawa terbahak-bahak seolah-olah lehernya telah patah. Dokter yang karena sikapnya dia menerima julukan Ratu Es, tengah tertawa terbahak-bahak didepan publik, yang tentunya menjadi pemandangan langka bagi para perawat.

Moonlight ScupltorWhere stories live. Discover now