Jilid 2 Chapter 4 : Kota Langit, Lavias

217 11 0
                                    

Dr. Cha Eunhee dari Pusat Rehabilitasi Masyarakat Hebat adalah seorang psikolog yang terkenal didunia medis, yang telah mematenkan sebuah metode baru terapi untuk pengobatan penyakit psikologis. Jadwal kerjanya yang tak ada hentinya biasanya tidak memberi dia waktu untuk beristirahat.

Dia terus-terusan mendapatkan rentetan kunjungan pasien yang harus dia rawat dan jurnal artikel mingguan yang harus dikirimkan dalam siklus yang tiada hentinya.

"Membosankan. Membosankan. Membosankaaaaaaan." Ini adalah keluhannya sehari-hari. Tetapi meskipun dia ingin melarikan diri dari semua itu, dia tidak bisa mengabaikan tanggungjawabnya.

Oleh karena itu, dia sekarang berada ditengah-tengah sebuah sesi konseling dengan seorang wanita setengah baya.

"Aku benar-benar menyesal tentang keadaan putri anda." kata Dr. Cha, berkedip-kedip untuk menghilangkan kelembaban dimatanya.

"Aku tau, sudah 5 tahun." Wanita itu tersenyum sedih saat dia menceritakan pada Dr. Cha.

"Tetapi sejak anak itu mencoba untuk mengakhiri hidupnya, aku tak bisa berkonsentrasi pada apapun."

"Sudah waktunya bagi anda untuk melepaskan pikiran anda dari kesejahteraan putri anda dan mulai mencari tujuan anda sendiri dalam kehidupan."

"Sebenarnya dokter...." wanita itu berkata, memegang tangan Dr. Cha erat-erat.

"...Aku yakin dia telah terjebak disuatu tempat... Dia...."

®®®

Heavenly Tree itu secara acak terus naik keatas langit, tetapi segera mulai bergerak menuju arah yang spesifik.

Weed dan teman-temannya berpegangan erat-erat pada batang tersebut karena tumbuhan itu tumbuh menuju targetnya dengan sangat cepat. Hantaman angin membuat mereka babak belur dan tanah dibawah sudah sangat jauh jaraknya. Dalam hitungan detik, desa Baran menghilang dari pandangan.

Mereka melewati awan dan tiba di sebuah pulau yang sangat besar. Sebuah pulau mengapung di langit! Menaiki tangkai yang tumbuh dari Heavenly Tree, Weed dan rekan-rekannya melewati area yang penuh kabut yang mengaburkan.

"Ini adalah Kota Langit!" party tersebut berseru, menikmati pemandangan disekitar mereka.

Sebuah labirin yang terbuat dari bangunan-bangunan muncul dihadapan mereka. Dipusat dari labirin itu terdapat menara besar dengan banyak burung bertengger diatasnya. Dibelakang menara besar itu terdapat perbukitan dan lahan yang subur.

"Oh! Pohonnya mulai layu!" teriak Irene saat dia menatap pohon itu.

Batang Heavenly Tree layu dan terpecah tepat dihadapan mereka. Pecahan-pecahan tersebut menghilang diantara awan-awan, memisahkan pulau yang mengambang dari tanah yang jauh berada dibawah.

"Jalan kita untuk kembali telah hancur. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Surka cemas. Disisi lain, rekan-rekannya tidak tampak sangat khawatir.

"Petualangan yang sebenarnya dimulai dari sini. Karena pohonnya menghilang, masalah bagaimana untuk kembali, kita pikirkan saja nanti kalau waktunya sudah tiba." kata Pale.

"Tapi, Pale-nim...." Surka berada diambang menangis, sudah merindukan tanah yang solid.

Weed berusaha menghibur dia, "dimana ada keinginan, disitu ada jalan."

Tetapi Surka tampak tidak yakin dengan kata-kata penyemangat Weed, lalu Weed melanjutkan dengan acuh tak acuh. "Yah, jika kita tidak bisa menemukan jalan, kita bisa melompat kan?"

"T-Tapi..."

"Yah, kamu sudah pasti akan mati, tetapi kamu setidaknya sampai ditanah."

Wajah Surka menjadi pucat pasi. Sejujurnya, dia selalu takut pada ketinggian.

Moonlight ScupltorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang