Jilid 1 Chapter 7 : Maestro Pertempuran

269 16 0
                                    

Lair of Litvart ada di pintu masuk Grave Mountains, tiga jam perjalanan menunggangi kuda dari Benteng Serabourg.

Kuda yang ditunggangi Weed sesekali keluar dari jalur yang benar, dan bahkan makan rumput dengan santai. Dia harus membujuknya agar tetap berada di jalur.

Didepan Lair of Litvart, seorang prajurit yang bertugas menjaga kuda tengah menunggu mereka.

"Johnson, jagalah kuda- kuda ini."

"Baik, pak."

Pasukan yang dipimpin oleh Sir Midvale menyerahkan kuda-kuda mereka pada prajurit tersebut, dan masuk kedalam dungeon. Weed akhirnya terbebas dari kuda itu.

"Bersiap untuk pertempuran!"

"Pasang formasi pertempuran!"

Pasukan tersebut melindungi diri mereka sendiri dengan perisai baja dan mempersenjatai diri mereka sendiri dengan tombak dan pedang. Dibandingkan dengan mereka, perlengkapan milik Weed sangat menyedihkan. Sebilah pedang besi dan busur.

Sir Midvale yang menggunakan chain mail mendekati dia.

"Apakah hanya itu yang kamu miliki, Weed-nim?"

"Ya, pak."

"Kamu memiliki perlengkapan yang kurang bagus untuk bertarung di garis depan. Tetap dibelakang dan dukunglah pasukan."

"Baik, pak."

Para prajurit memegang perisai didepan dan bergerak maju ke dungeon. Weed mengikuti mereka dari belakang.

Setelah beberapa saat masuk, mereka melihat 5 kobold yang tengah beristirahat disekitar api unggun, memasak sesuatu. Terkejut oleh kemunculan para prajurit yang tiba-tiba, para kobold langsung siaga.

"Grakht!"

"Musuh! Serang manusia!"

Kobold adalah monster kecil berlevel 20, tingginya dibawah 4 kaki, bersenjatakan perisai kayu dan pedang perungu.

"Bunuh! Bunuh!"

"Usir manusia jahat! Mereka hancurkan rumah! Bangkit! Bangkitlah prajurit kobold yang berani!"

Ketika para kobold maju, para prajurit menjadi gugup. Rekrutan baru, belum pernah terlibat dalam pertempuran sebelumnya. Weed melihat kearah Sir Midvale, tetapi knight tersebut melihat anak buahnya dengan mata acuh tak acuh seolah-olah korban adalah hal yang wajar.

‘Bukankah seorang knight seharusnya peduli apakah prajuritnya mati atau tidak? Mungkin dia ingin mereka mengalami sendiri pertarungan secara langsung.’ pikir Weed.

Para prajurit dengan cepat membentuk barisan formasi dan menyerbu ke gerombolan kobold. Beberapa kobold melemparkan batu dengan ketapel, tetapi serangan proyektil nyaris tak merepotkan pasukan. Menang jumlah dan berperlengkapan lebih baik, para prajurit mengalahkan kobold dengan sedikit kerusakan. Setiap kali kobold mati, kepingan kecil logam jatuh ke tanah.

"Buren, Becker, kumpulkan item-item itu."

Kedua prajurit yang namanya dipanggil oleh Sir Midvale mulai mengumpulkan potongan logam tersebut. Itu adalah tembaga atau besi yang dilebur dengan buruk bernilai kecil, namun cukup untuk dibuat sebagai alat-alat pertanian.

Salah satu alasan kenapa kerajaan mengerahkan pasukan seperti ini, selain untuk melatih rekrutan baru dan mengembalikan keamanan daerah adalah untuk mengumpulkan rampasan perang, sebuah suntikan anggaran yang kreatif.

"Aku harus ikut serta..." Weed berkata pada dirinya sendiri.

Pada pertempuran berikutnya, dia mengeluarkan Bow of Theo Grande dan menargetkan leher kobold.

Moonlight ScupltorWhere stories live. Discover now