SATU : Samudra Alano Navvare

1.3M 54.9K 3K
                                    

Jangan lupa buat tonton video MPBB di YouTube :

MY POSSESSIVE BAD BOY [WATTPAD TRAILER] by BlackCarrot

∆∆∆

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Anak laki-laki itu memejamkan matanya perlahan, merasakan semilir angin yang seolah membelai pipinya pelan, dadanya sedari tadi naik turun untuk menikmati udara pagi hari. Ah, tidur di atap sekolah memang yang terbaik. Itu membuatnya melupakan berbagai masalah yang sering menyebabkan kepalanya berdenyut-denyut karena pusing.


Bel tanda pelajaran ke-4 baru saja berbunyi, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa anak laki-laki itu akan bangkit dan pergi ke kelasnya. Wajahnya tetap terlihat tenang, tubuhnya masih berbaring dan tidak ada suatu perasaan yang tergugah akibat bunyi bel tadi.

Samudra Alano Navvare namanya. For your information, ia mempunyai banyak julukan dari orang-orang disekitarnya. Mulai dari julukan yang terdengar keren seperti Ice Prince, Bad Boy, sampai Setan Genius. Tampan, smart, dingin. Tiga kata itulah yang benar-benar menjelaskan bagaimana sosok seperti apa Samudra itu.

Penasaran mengapa Samudra santai saja ketika bel sudah berbunyi beberapa kali? Alasan bahwa dia seorang bad boy hanyalah salah satunya.

Samudra adalah anak dari pemilik yayasan sekolahnya yang tentu saja, mempunyai kuasa dan uang dimana-mana. Jadi tidak heran kalau ia merasa tidak peduli dengan keadaan sekitar nya. Termasuk absennya di kelas, ataupun pemikiran orang lain tentangnya.

"Masa bodoh dengan Kimia," gumamnya pelan. Ya, pelajaran yang sedang ia hindari adalah pelajaran Kimia yang memang membuat mood belajar beberapa pelajar langsung menurun.
Nanti saja kalau sudah bel istirahat, ia akan turun.

♦♦♦

Samudra tidak mempedulikan tatapan kagum dan pekikan perempuan yang lalu lalang di sekitar nya, karena sejak beberapa waktu ia sudah terbiasa dengan reaksi seperti itu. Agak risih memang, tetapi tentu saja ia tidak bisa melarang setiap orang yang bertindak demikian.

Ia kini duduk sendiri di bangku kantin yang paling tengah letaknya. Tidak ada yang berani duduk di tempatnya itu tanpa seizin Samudra. Membuat Samudra marah sama saja dengan mengundang bencana.

Apakah Samudra punya teman? Itu pertanyaan kalian bukan? Kalau teman tentu saja Samudra punya. Tetapi itupun hanya sekedar teman sekelas, teman satu sekolahnya dulu atau temannya dalam klub basket, tidak ada yang benar-benar dekat dengannya. Karena Samudra memang sangat tertutup dan penyendiri.

Hanya smartphone, laptop, novel karangan Michael Crichton, buku manajemen dan PSP yang menemani kesehariannya.

Samudra menengadahkan wajah tampannya, ia merasa sedikit bosan karena rutinitasnya di sekolah yang itu-itu saja. Hanya tidur di rooftop, membaca buku di taman belakang sekolah dan makan di kantin.

Matanya yang tajam meneliti siswa-siswi yang berada di kantin sekolahnya. Di meja pojok dekat lapangan voli terdapat sekumpulan siswa yang terlihat mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), atau ada juga kumpulan siswi yang tampak sibuk bergosip ria. Dasar anak perempuan. Samudra mengalihkan perhatiannya ketika benda pipih yang sebelumnya ia letakkan di atas meja bergetar.

"Hari ini latihan basket jam 3 sorean, soalnya besok kita bakalan ngelawan SMA Harapan." Samudra menghela napas pelan.

Diedarkan kembali pandangannya ke sekitar. Aneh, Samudra merasa memperhatikan orang lain seperti ini mulai menyenangkan. Meskipun ini di luar kebiasaannya. Dalam sekejap pandangannya seolah terkunci pada salah satu siswi yang duduk di bangku dekat gerobak bakso.

Samudra memicingkan matanya lalu tersenyum tanpa sadar.
Siswi itu sedang membolak balik sebuah buku dengan cover mengkilap. Besar kemungkinan kalau itu adalah sebuah majalah. Kemudian Samudra melihat 3 siswi lain menghampirinya dan membuat kegiatan perempuan itu berhenti. Sebuah senyuman kemudian mengembang di wajahnya yang cantik. Samudra membulatkan matanya, baru kali ini ia melihat senyuman sememesona itu.

Sejenak ia merasa menyesal, begitu tidak pedulikah ia dengan sekitar hingga melewatkan makhluk secantik dia?

Kemudian ia memanggil salah satu siswa yang melewati bangkunya. "Eh lo kesini."

Laki-laki berkacamata yang ditunjuk Samudra hanya terbengong-bengong menatap Samudra. "Nggak salah nih ini senior ngajak ngomong gue? Ada apaan ya?"  pikirnya merasa was-was.

"Lo denger tadi gue ngomong apaan? Gue bilang sini ya sini!" Bentakan Samudra sukses membuat siswa berkacamata itu ketakutan.

"I ... Iya kak ada apa?"

"Lo tau cewek yang duduk di sebelah sana nggak?" Samudra menunjuk siswi yang tadi diperhatikannya.

"I ... Itu Lalisa kak, Lalisa Kiana. Ketua klub modern dance." Samudra yang mendengar itu pun mengangguk, lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

"Ngapain lo masih disini? Minggir." Buru-buru ia pergi menjauh, sedangkan Samudra hanya tersenyum kecil.

Lalisa menolehkan kepalanya bingung ketika ketiga temannya pergi, anak laki-laki yang duduk di bangku tengah terus menatapnya intens. Agak jauh sih, tapi Lalisa tetap merasa kikuk dan takut. Siapa yang akan tahan diperhatikan dengan terang-terangan seperti itu?

"Apaan sih itu orang? Kok ngeliatin gue mulu dari tadi?"  Ekspresi kesal terlihat di wajahnya.

Lalisa memberanikan diri menoleh ke arah anak laki-laki itu. Dan sialnya, anak laki-laki itu masih menatapnya dan pandangan mereka pun  bertemu.

"Eh buset gue kaget," rutuk Lalisa pada dirinya sendiri.

Untuk menghilangkan rasa terkejut Lalisa kembali membuka majalah fashion yang tadi dibacanya. Tetapi ia tidak dapat fokus karena tetap memikirkan kelakuan anak laki-laki tadi. Masih liatin nggak ya?

"Ah bodo amat!" Tetapi 3 detik kemudian ia menoleh lagi, dan anak laki-laki itu masih setia memperhatikannya. Maunya apa?

"Kenapa 3 curut belum balik dari WC sih? Mau menuhin panggilan alam atau mau konser? Lama banget, bertiga lagi." Lalisa membolak-balik halaman majalah dengan kesal, ingin sekali ia menjitak satu persatu kepala sahabatnya karena ia sudah lama menunggu mereka kembali dari toilet.

Samudra yang melihat tingkah linglung Lalisa pun hanya tersenyum. Lucu sekali, rasanya tidak sabar ia akan segera mengklaim Lalisa sebagai miliknya.

Ya, seorang bad boy bernama Samudra tertarik kepada ketua klub dance bernama Lalisa Kiana.

***

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now