TIGA PULUH DUA : Roti Jepang

318K 22.1K 1.5K
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Samudra mengusap wajahnya frustasi, apa ia harus menuruti permintaan Lalisa? Membelikan cewek itu pembalut ke minimarket?

Memikirkannya saja sudah membuat pipi Samudra memerah, itu memalukan.

Samudra menggigit bibir bawahnya. Beli, tidak, beli, tidak, beli, tidak, beli, tidak. Samudra mendengus.

Ia bangkit berdiri dan memilih mencari Lalisa ke kelasnya, semoga saja cewek itu mau mengerti. Akan ditaruh dimana wajahnya jika ada yang tahu bahwa Samudra, si bad boy sekolah membeli sebuah pembalut? Bayangkan!

Dilihatnya Lalisa yang sedang tertawa bersama beberapa teman ceweknya di depan kelas, Samudra bersyukur. Ia tidak harus merasa kesal karena pacarnya itu tidak berinteraksi dengan siswa laki-laki.

"Eh Lis, pacar lo nyamperin tuh." Mila mencolek lengan Lalisa beberapa kali.

"Ada apa ya Sam?" Tanya Lalisa sambil membenarkan ikatan rambutnya.

"Boleh kita ngomong sebentar nggak Lis?" Lalisa menatap temannya dan berdiri, mengikuti Samudra yang berjalan ke arah koridor yang lebih sepi.

"Mm.. Lis, kayaknya.. aku nggak bisa beliin kamu itu." Lalisa menaikkan sebelah alisnya.

"Itu? Itu apa?"

"Yang tadi kamu suruh aku buat beliin barang." Lalisa menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Kenapa?"

"Soalnya nanti pulang sekolah aku mau ngurusin kafe, ada masalah dikit." Lalisa mengerucutkan bibirnya.

"Tapi kan deket kafe kamu ada minimarket, kamu tega sama aku?" Samudra menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bukan gitu Lis, tapi.."

"Kamu mau kalo bakal banyak yang merhatiin aku karena bocor misalnya? Kamu mau tanggung jawab nyuciin rok aku nanti?" Samudra meringis.

"Emang di sekolah ini nggak ada ya?"

"Kalo ada aku nggak bakalan nyuruh kamu buat beliin aku barang itu." Samudra menghela nafasnya.

"Iya deh, nanti aku nyuruh orang lain buat..."

"Apa Sam? Aku kan nitip sama kamu kenapa kamu nyuruh ke orang lain? Kamu kok nyia-nyiain kepercayaan aku?" Samudra menarik nafasnya sebanyak mungkin. Ia harus sabar menghadapi makhluk dihadapannya ini, sabar Sam sabar.

"Tapi Lalis.."

"Nanti pulang sekolah pokoknya beliin." Lalisa mengerutkan bibir untuk yang kedua kalinya, Samudra melihat ke sekitar sekilas. Siswa-siswi yang berlalu-lalang melihat mereka.

"Iya deh iya." Lalisa tersenyum lebar.

"Makasih ya Sam, i love you." Lalisa mengedipkan sebelah matanya, lalu pergi untuk kembali ke teman-temannya yang lain.

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now